Youngjae kembali ke kediaman barunya saat waktu hampir menunjukkan tengah malam, dengan barang bawaannya yang tidak bisa dibilang sedikit dan juga 2 botol soju. Ia meletakkan tas gym serta ransel besar miliknya di ruang tamu sebelum menghampiri Shinyu yang masih setia duduk di balkon tanpa mempedulikan angin malam yang dingin menusuk.
"Kok ngelamun kak?" ujar Youngjae seraya membuka pintu balkon begitu saja, membuat Shinyu terkejut dan nyaris terlonjak dari duduknya. "Lo kenapa.."
"Kok masih lo-gue?" Shinyu mengernyitkan hidungnya. Youngjae terkekeh dibuatnya.
"Oke.. kamu kenapa, Kakak Sayang? Ngelamunin apa? Kok kayak yang berat banget beban hidupmu kayak dosaku?" Youngjae menopangkan dagunya di bahu Shinyu seraya merangkul punggung lebar lelaki itu.
"Hahahah! Kok kamu malah ngatain diri sendiri?"
"Anyway.. I bought us soju. Mau minum?" Youngjae kembali menatapnya lurus, sembari memainkan kedua alisnya. Tentu saja itu terlihat menyebalkan di mata Shinyu hingga lelaki itu harus menepuk keras kepalanya.
"Besok aja. Malem ini kita jalan-jalan yuk? Mumpun nggak terlalu parah dinginnya," tawar Shinyu. Youngjae pun menatapnya berbinar. "Soalnya.. kalo diem doang di rumah yang ada kamu main HP terus. Aku ngerti kok fanbase kamu rame, kamu seneng balesin komen mereka. Tapi aku juga pengen ngobrol sama kamu."
"Siap, Sayang. Aku ambilin coat ya? Apa hoodie?" Youngjae kini tersenyum manis.
"Hoodie aja. Mau pake punyamu soalnya lebih kecil, biar hangat."
- - -
Shinyu dan Youngjae pergi ke taman belakang sekolah lelaki yang lebih muda. Mereka bermain ayunan, sesekali saling menggosok telapak tangan. Namun, hanya sebatas itu. Lagi-lagi mereka kehabisan bahan obrolan. Baik Youngjae maupun Shinyu memang tidak pintar memulai. Hingga pada menit ke-limabelas mereka disana...
"Kak.."
"Yojae..."
Mereka berucap bersamaan. Youngjae menaikkan kedua alisnya, terkejut. Sedangkan Shinyu meloloskan kekehan kecilnya yang khas.
"Kamu duluan," ujarnya pelan.
"Ini bakal bosenin banget.. tapi masa SMA kakak tuh kayak apa? Kamu emang selalu pacaran sama cowok atau baru-baru ini aja?" Youngjae, bertubi-tubi. Kini Shinyu tampak menerawangkan pandangannya.
"Aku nggak pernah pacaran waktu jaman sekolah. Bukan sombong tapi dulu tuh aku kayak punya fanclub sendiri. Sebenernya fanclub buat semua anak futsal sih, cuma aku paling banyak disukain sama cewek-cewek. Loker aku hampir tiap pagi penuh coklat, sampe aku bagi-bagiin sekelas," Shinyu berhenti sejenak untuk melihat ekspresi Youngjae yang berubah serius. Kedua alisnya bertaut, pertanda ia bersungguh-sungguh mendengarkan cerita Shinyu.
"Jadinya mereka semua aku jadiin temen aja. Lagian.. dari SMP tuh aku udah tau kalo aku nggak suka cewek. Aku tahan-tahan, takut ketauan kalo aku belok terus mereka kecewa. Walaupun ada 1 cowok yang aku taksir banget sejujurnya. Aku berencana mau nembak dia pas kelulusan.. tau-tau dia ciuman depan muka aku. Hahah. DEPAN MUKA AKU DONG KOCAK BANGET NGGAK SIH? Dan parahnya apa.. sama sahabat aku sendiri. Aku selama itu kemana aja coba? Nggak tau kalo sahabatku juga belok dan udah pacaran sama crush aku..."
"Crush kamu tuh berarti.. Kak Leehan?" tebak Youngjae.
"Iya. Aku suka sama cowok yang perawakannya mirip aku. Tinggi, atletis, tapi mukanya cantik."
Youngjae menaikkan sebelah alisnya, seolah menghakimi Shinyu.
"Kayak Dohoon?" sela Youngjae.
"Iya, kayak gitu."
"Oh..."
"Kayak kamu juga. Tipeku tuh nggak terlalu spesifik sebenernya, I just like them tall but tiny," sambar Shinyu cepat. Ia kini sadar bahwa kekasihnya itu sedikit sensitif jika menyangkut Dohoon.
Dan seketika suasana berubah canggung. Youngjae tiba-tiba saja diam, mengalihkan pandangannya ke samping.
"Kamu kenapa tiba-tiba nanyain masa sekolah aku sih? Pasti sebenernya poin kamu bukan itu 'kan?" tak kehabisan akal, Shinyu meraih sebelah tangan Youngjae dan merematnya pelan. "Kalo ada sesuatu yang emang harus diomongin, jangan ditahan. Aku ngiket kamu, itu biar kita saling terbuka. Bukan biar nyesek sendirian."
"Aku ngerasa kalo Dohoon tuh suka sama kamu, kak. Maksudku.. suka yang lebih dari temen.." cicit Youngjae.
"Kenapa bilang gitu? Karna kamu liat kita nempel? Aku emang selalu gitu sama Dohoon, karna aku anak tunggal. Dia tuh kayak adek aku."
"Aku tau, aku ngerti kalo itu. Tapi cara dia natap kamu, kak. Kayak yang berharap lebih.. mungkin aku berlebihan, sih."
Kini, giliran Shinyu yang terdiam. Kepalanya mendadak pening, ia memijat pelan pangkal hidungnya.
"Jae.. aku mau kasih tau kamu sesuatu, tapi kamu janji ya jangan marah?"
"Apa?" Youngjae menaikkan sebelah alisnya, lagi-lagi menantang Shinyu.
"Aku tau semuanya."
"..maksud kamu?"
"Perasaan Dohoon ke aku. Aku nggak buta. Aku juga tau dia nggak cuma anggap aku sekedar kakak.." Shinyu berucap lirih.
"Dari kapan, aku tanya?" desak Youngjae.
"Udah lama. Aku tau, tiap Dohoon minta dikelonin sampe tidur dengan alasan kangen rumah, dia cuma lagi pengen dipeluk sama aku. Selama ini, aku pura-pura aja play along dan percaya kalo dia straight..."
"BRENGSEK. Jangan sampe aku ketemu Dohoon ya dalam waktu deket ini.. bisa-bisa aku patahin lehernya," Youngjae spontan meninju paha Shinyu, membuatnya meringis.
"Yojae.. jangan gitu.. tuh 'kan, nyesel aku jadinya ngasih tau kamu. Awas pokoknya ya kalo kamu sampe nyakitin Dohoon. Aku terbuka sama kamu karna aku udah percaya sama kamu, bukan karna aku mau bikin kamu benci Dohoon. Aku maklum kenapa Dohoon kayak gitu, itu karna dia nggak punya siapa-siapa lagi buat bersandar. Dia tuh dari kecil tertutup anaknya, nggak gampang buat bergaul. Dia cuma bergantung sama aku..."
"Persetan kak. Untung kalian udah nggak tinggal bareng," Youngjae tertawa miris. "Benalu. Udah numpang sama kamu.. berani-beraninya ngambil kesempatan dari kamu kayak gitu..."
"Astaga Yojae.. enough. Apaan sih kok jadi kemana-mana? Nggak lucu! Kamu keterlaluan! Dohoon tuh emang sepenting itu buat aku, sialan!" bentak Shinyu seraya mengacak surainya dengan raut yang menahan amarah. Ia lalu meninggalkan Youngjae dan berjalan lebih dulu, menuju arah mereka pulang.
Youngjae mengejar Shinyu dan memberinya pelukan dari belakang. Ia sadar, ia harus berkepala dingin di saat Shinyu kalut seperti sekarang. Lagipula, ini semua memang salahnya ; sudah berusaha mencari tau yang tidak seharusnya.
"Kak.. aku minta maaf. Aku nggak akan kayak gitu lagi.." cicit Youngjae.
Shinyu yang semula menegang, lambat laun mulai menerima sentuhan Youngjae.
"Kak.. liat aku.." ujar Youngjae lagi, dengan suara bergetar. Shinyu pun memutar tubuhnya, sesungguhnya ia benci melihat kekasihnya menangis.
Come one, ini baru hari pertama yang mereka lewatkan dan Youngjae sudah menangis karenanya? Ia merasa serba salah disini.
"Kak..."
"Mulai sekarang, jangan pernah lagi bahas Dohoon kalo kamu nggak mau sakit. Dia keluarga aku, Jae, dan selamanya akan terus kayak gitu. You have nothing to worry about," pada akhirnya Shinyu menyahut, meski masih sedikit ketus.
"Iya kak.." Youngjae mengusap air matanya kasar. "Ayo.. jalan-jalan lagi. Kakak mau kemana, hm, pulang? Kita minum terus cuddle sampe pagi?"
Seulas senyum setipis benang Shinyu berikan.
"Oke."
.....tbc
—————
A/N : Kejutan nggak karna ternyata selama ini Shinyu tau soal perasaan Dohoon yang diumpetin dengan seribu alibi itu?? Ketara lah ya🤏🏻

KAMU SEDANG MEMBACA
MR. PHOTOGRAPHER (Shindo / Nitdo, Nidjae ft Binhao, Gunvin)
Fanfiction"Being on set is not the only thing I'm GOOD at." - bxb - semi-baku - twitter AU style - Top!Shinyu & Bot!Dohoon, Bot!Youngjae