Dohoon telah bersiap untuk menerima setidaknya makian saat ia memasuki apartemen Gyuvin. Namun yang didapatinya hanya bagaimana pemuda itu berbaring di sofanya dengan raut cemas.
"Vin.." sapanya. Nyalinya seketika menciut ketika Gyuvin bangkit berdiri dan menghampirinya.
"Hoon.. lo nggak apa? Shinyu nggak ngapa-ngapain lo?" tanya Gyuvin sembari mengusapi bahu Dohoon.
"Gue nggak apa Vin.. apa gue keliatan kenapa-napa?" Dohoon mengulum senyumnya. Gyuvin pun menggeleng.
"Gue nggak tau.. I can't tell what's inside. Lo libur 'kan hari ini? Jaga rumah ya.. bentar lagi gue berangkat kerja. Nanti gue panggilin Kak Hao buat nemenin lo."
"Nggak, nggak usah. Gue mau sendiri.. mau lanjutin tidur. Tadi gue lagi enak-enak tidur, dibangunin sama Kak Shinyu soalnya..."
"Oh iya, soal itu. Maaf ya semalem gue ngamuk.. gue kalap. Tapi terus gue mikir.. lo 'kan Dohoon, mana mungkin lo macem-macem. Emang dianya aja yang aneh," cibir Gyuvin.
Dohoon pun menyunggingkan senyumnya dengan sedikit lega. Tidak apa sedikit berpura-pura, pikirnya.
Toh selama ini ia sudah cukup banyak berpura-pura.
"Maaf ya Vin, udah bikin lo khawatir."
"Kak Hao sama Kak Hanbin diblokir di semua sosmed dia. Tinggal ada gue sama lo.. entah maksudnya apa juga. Nggak jelas banget deh dia.. gue pikir tadinya baik. Jadi nggak respect sekarang," adu Gyuvin.
"Hoon, lo kalo ada apa-apa cerita ya? Jangan diem-diem aja.. nggak baik. Nanti lo mati muda..."
"Heh! Sembarangan. Mana ada orang mati muda cuma gara-gara banyak nyimpen. Tapi sama sih Vin.. lo juga. Lo pun nggak akan jujur 'kan soal semua yang lagi terjadi kalo nggak karna gue pergokin soal Gunwook?"
"Iya sih.. tapi itu beda. Gunwook emang bajingan.." lirih Gyuvin.
"Dia masih suami lo, nggak boleh gitu. Lagian lo bener tentang satu hal soal Gunwook," Dohoon menuntun Gyuvin duduk di kasur mereka.
"Apa?" Gyuvin memiringkan kepalanya, pertanda bingung.
"Dia emang baik. Hatinya baik, maksud gue. Walaupun dia emosian dan player.. iya sih nggak wajar tapi kalo liat umurnya, emang waktunya dia banyak eksplorasi. Bener 'kan? Dan dia tuh nggak nyerah buat tetep deket sama lo. Dia pengen hubungan kalian baik-baik aja, bahkan sebagai temen. Gue jarang liat yang kayak gitu. Jangan dorong dia menjauh, Vin. Lo butuh dia," ujar Gyuvin seraya menepuk bahu Dohoon.
Gyuvin memalingkan wajahnya, merutuki bagaimana matanya kini terasa panas.
"Kok jadi gue yang diceramahin gini sih.. 'kan tadinya gue mau marahin lo.." protesnya.
"Gue cuma nggak mau lo nyesel. Hargain Gunwook selagi dia masih ada, Vin. Nggak apa, kalian nggak usah punya hubungan dulu. Mulai aja lagi semuanya dari awal, dari temenan. Belajar saling kenal lagi. Gue sebenernya udah dari kemaren pengen ngomong.. tapi gue tahan-tahan. Gue takut lo tersinggung. Tapi gue juga nggak suka denger lo nangis diem-diem, udah berapa hari belakangan. Lo kenapa, gue tanya?"
"Menurut lo? Ya karna gue kangen lah. Jahat banget dia, abis manisin gue dikit, terus ngilang lagi."
"Dia mungkin emang sikapnya nggak semanis yang lo harapin, tapi dia mikirin lo. Mungkin selalu. Itu yang terpenting, Vin. Dia juga pasti nolak cerai sama lo, karna dia tau kalo dia bakal balik sama lo..."
"Iya sih, lo bener. Emang itu yang dia bilang. Tapi sekarang dia pergi, Hoon. He's trying to find himself. Kemaren itu perpisahan kita.. yang dia nyamperin gue ke sekolah. Katanya dia nanti bakal muncul sendiri kalo kangen..."
"Gemes kalian," Dohoon mencebikkan bibirnya.
"Hoon.. karna lo udah jujur, sekarang giliran gue ya? Dengerin gue baik-baik," Gyuvin menghapus air matanya dan menatap kawan sekamarnya itu lamat.
"Apa?" sahut Dohoon.
"Jauh-jauh dari Kak Shinyu. Bukan karna dia punya Youngjae dan Youngjae tuh sahabat gue, tapi gue ngerasa kalo dia bukan orang baik. Dia beda sama Gunwook. Dia manipulatif, Gunwook nggak. Kak Shinyu emang sikapnya manis, tapi lo nggak akan tau apa yang ada di dalem kepalanya. Dia nggak se-transparan Gunwook. Lo hati-hati ya Hoon.. dia kayaknya udah di tahap terobsesi sama lo. Gue takut.. gue beneran nggak bisa tidur semalem karna mikirin lo."
Dohoon terpaku dibuat Shinyu. Sungguh, ini bukan sesuatu yang ingin ia dengar mengenai sosok kakak kesayangannya itu.
"Gue takut lo kenapa-napa. Soalnya aneh banget, dia abis ribut sama Youngjae, terus tiba-tiba maksa lo nginep. Kayak manfaatin lo buat jadi pelarian doang. Jaga diri lo, oke? Tau maksud gue?" lanjut Gyuvin.
Dohoon pun mengangguk dengan mata terpejam.
"Tanpa dia ngelakuin itu pun.. gue emang udah nggak bisa lepas dari Kak Shinyu. Gue nggak mau munafik. Gue juga butuh dia.. sama kayak lo butuh Gunwook. Dan mungkin.. sama juga kayak dia butuh gue."
Hening pun mengisi ruang mereka.
"Hoon.. gue rasanya mau bolos hari ini.." gumam Gyuvin setelah beberapa detik berlalu.
"Loh.. kenapa?" yang lebih muda menyahut.
"Mau balik tidur lah, pake nanya lo. Pening kepala gue."
.....tbc
—————
A/N : TELAT LO NASEHATINNYA, GYUVIN!
KAMU SEDANG MEMBACA
MR. PHOTOGRAPHER (Shindo / Nitdo, Nidjae ft Binhao, Gunvin)
Fanfiction"Being on set is not the only thing I'm GOOD at." - bxb - semi-baku - twitter AU style - Top!Shinyu & Bot!Dohoon, Bot!Youngjae