"Lo tuh ya.. dateng-dateng pake baju tidur mulu. Nggak bisa bagusan dikit gitu ya mau ketemu gue?" Shinyu melayangkan protesnya begitu Dohoon melangkah masuk ke unitnya tanpa permisi.
"Ya emang lo siapa sampe gue harus dandan? Presiden?" Dohoon mencibir. "Udah bagus gue mau dateng malem-malem gini. Gue udah tidur tadi kak.." keluhnya.
"Temenin gue minum, sini," Shinyu menepuk sisi sofanya yang kosong. Dohoon mendudukkan dirinya di samping pemuda itu, lalu mengernyitkan hidungnya saat dilihatnya beberapa bungkus kondom yang masih baru tergeletak begitu saja di dekatnya.
Ah, ini rupanya mengapa ia 'dibutuhkan' disini, pikirnya.
Shinyu mendekat pada Dohoon dan memberi kecupan pada pipinya. Dohoon tak bergeming, namun tidak juga menikmatinya. Ia hanya berusaha acuh.
"Ddo.." lirih Shinyu, tepat di samping telinganya. Sedikit demi sedikit, ia kembali bergerak mendekat. Ranum mereka baru saja akan bersentuhan ketika Dohoon yang seketika tersadar, mendorong dahi Shinyu dengan telunjuknya. Memberi jarak yang sesungguhnya tidak begitu berarti di antara mereka.
"Stop treating me like a doll, kak. Lo cuma manggil gue karna kalo lo lagi pengen, iya 'kan?" ujar Dohoon diikuti kekehan yang terdengar miris. "Karna gue ngasih sekali, terus lo pikir gue bakalan ngasih terus?"
"Bukannya lo yang emang mau sama gue? I'm just trying to return the favor here?" Shinyu mengepalkan tinjunya, pertanda kesabarannya menipis.
Alkohol dan Shinyu memang sama sekali bukan kombinasi yang baik, seharusnya Dohoon paham benar akan itu.
"Gue udah berusaha menghindar dari lo. I'm giving you your own space. Tapi akhirnya lo juga yang dateng dan dateng lagi, bikin gue nggak sanggup lupain lo. Ini 'kan alasan lo bisa seenaknya sama gue? Karna lo pikir gue bener-bener nggak akan kemana-mana?"
Dohoon membuka satu per satu kancing piyama yang ia kenakan. Bersamaan dengan itu, air matanya perlahan membasahi pipi. Ia kembali mengikis jaraknya dan Shinyu. Seulas senyum ia paksakan.
"Take me. Lakuin aja apa yang lo mau.. toh gue udah se-nggak ada harganya itu di mata lo.." isaknya pelan.
Shinyu lantas membelalakkan matanya.
"Ddo.. ini nggak kayak yang lo pikir.." gumamnya.
"Lo emang cuma manfaatin gue 'kan? Lo tau kalo selama ini gue nyimpen rasa sama lo.. lo tau semuanya. Tapi lo pura-pura tutup mata. Dan akhirnya apa? Lo mungut gue lagi 'kan? Di saat lo udah nggak punya pilihan? Lo keterlaluan kak.. gue muak. Gue bukan barang..."
'Cup'
Shinyu membungkam Dohoon dengan ciumannya yang tanpa aba-aba. Namun, ia melakukannya dengan begitu lembut. Perlahan, ia memindahkan tubuh kurus Dohoon ke atas pangkuannya.
Tautan itu terlepas, dan Shinyu menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Dohoon.
"Gue cinta sama lo, Ddo. Gue ngakuin itu sekarang. Sampe kapanpun, gue nggak akan bisa liat lo sebagai cuma sebatas adek. Gue udah terlalu nyaman dan terbiasa sama lo. We practically grew up together. Dari jaman lo masih jadi bocah gembul yang suka nggak tau diri dudukin pundak gue, sampe lo sekarang secantik ini. Now tell me.. how can I let you go when you're a part of me too? I'll be missing a piece."
Pengakuan tersebut diakhiri dengan kecupan ringan dan hisapan pada tulang selangka Dohoon yang terpampang.
"I love you.. I'm saying it out loud now.."
Kedua tangan besar Shinyu memberi rematan lembut pada pinggang Dohoon, membuat si manis meloloskan erangan kecil dari belah bibir mungilnya. Jari-jari Shinyu pun perlahan menjalari punggung Dohoon, hingga akhirnya atasan piyama yang ia kenakan terlepas.
KAMU SEDANG MEMBACA
MR. PHOTOGRAPHER (Shindo / Nitdo, Nidjae ft Binhao, Gunvin)
Fanfic"Being on set is not the only thing I'm GOOD at." - bxb - semi-baku - twitter AU style - Top!Shinyu & Bot!Dohoon, Bot!Youngjae