24. Another Start

148 9 10
                                    

Waktu telah menunjukkan nyaris tengah malam. Dohoon baru saja akan terlelap ketika ia mendapati Gyuvin sedikit merias dirinya.

"Vin? Mau kemana jam segini?" ujarnya bingung.

"Nggak kemana-mana.. cuma ke basement. Ke parkiran," sahut Gyuvin tanpa menoleh. Ia sibuk menutupi kantung matanya yang tampak jelas dengan concealer.

"Ke parkiran doang dandan.. mau godain pak satpam?" Dohoon terkekeh.

"Ada Gunwook," Gyuvin mengulaskan senyumnya.

"Oh.. pantesan. Kenapa nggak kesini aja sih?"

"Takutnya mau minta jatah. Masa lo nontonin?"

Dohoon pun meringis dan buru-buru menggeleng.


- - -


Setengah jam telah berlalu semenjak Gyuvin pergi meninggalkan Dohoon sendiri di apartemennya. Namun, Dohoon yang telah terlelap kembali terbangun karena dering ponselnya yang nyaring. Dengan sedikit menggerutu, ia meraih benda pipih tersebut di bawah bantalnya.

"Hnngg.. siapa.." gumamnya, sembari menggeser tombol hijau di layar. "Halo.."

"Ddo.. it's me."

Dohoon seketika benar-benar terbangun mendengar suara yang begitu familiar di seberang sana.

"Mau ya kesini? Youngjae selingkuh.. gue butuh ditemenin minum..."

"Jangan gila! Jam segini mau minum?"

"Hhhh..."

Nafas Shinyu terdengar menderu, dilatari suara angin malam yang sedikit mengganggu.

"Kak.. jangan bilang ini lo di luar? Lo pake baju hangat nggak? Hari ini dingin banget.." ucap Dohoon khawatir.

"Biarin aja kali ya gue mati kedinginan. It doesn't sound so bad.. nothing goes right in my life anyway. I have no one. Youngjae aja bisa bohongin gue, selingkuhin gue..."

"Lo pikir, yang lo lakuin sekarang ke gue apa? Bukan selingkuh dari Youngjae? Nggak enak 'kan? Makanya jangan.."

"Shut the fuck up and get your ass here. Gue nggak butuh diceramahin sekarang."

Dohoon memutuskan panggilan sepihak dan menggelengkan kepalanya. Ia benci bagaimana Shinyu membentaknya. Apa mungkin lelaki itu sudah mabuk?

Dan yang terpenting.. haruskah ia datang menghampirinya? Lagi-lagi menjadi tempatnya mengadu di saat pria itu terpuruk?


- - -


Gyuvin berakhir mendengarkan karaoke dadakan Minhee di dalam mobilnya. Ralat, mobil Gunwook. Sesungguhnya Bbol-bbol adalah milik Gunwook, namun lelaki itu meninggalkannya untuk Gyuvin ; berikut tempat tinggal mereka.

Gunwook duduk dengan sandaran yang condong ke belakang di kursi pengemudi sembari menyanyikan lagu untuk Gyuvin. Sementara Gyuvin berbaring menyamping di kursi penumpang, hanya diam dan memperhatikan Minhee yang sesekali meliriknya dengan senyum segaris.

"Lo sampe kapan mau nyanyi terus? Ini udah 5 lagu.." ujar Gyuvin. Tidak, ia tidak melayangkan protes. Hanya saja ia rindu sekali dengan pemuda itu, dan yang ia inginkan adalah mengobrol dan mungkin.. sedikit bercumbu.

Gunwook mengulaskan senyumnya setelah ia selesai dengan lagu terakhir.

"Gue nggak bisa romantis.. jadinya gue sampein aja lewat lagu," ujarnya. Gyuvin menangkup sebelah pipi Gunwook dengan tangannya, lalu memberi kecupan yang terkesan malu-malu pada sudut bibir suaminya itu.

"Nggak apa Nuki.. yang penting lo udah berusaha. Segini aja gue udah terharu..." cicit Gyuvin. "Mau pindah ke jok belakang? Gue bawa kondom."

"Vin.. please. Jangan bikin gue kayak bajingan. Gue bener-bener bukan dateng buat itu.. iya sih biasanya gue emang gitu tapi..."

"Come on.. kalo gue yang minta gimana? Lo nggak mau kasih? Gue pengen.."

"Nggak mau, Park Gyuvin. Ayo mending lo dengerin gue nyanyi lagi."

"Gunwook!!!" Gyuvin menyembunyikan wajahnya yang memerah bak kepiting. Pasalnya, sudah lama sekali semenjak ia dipanggil dengan namanya yang baru. "Ngobrol aja deh kalo gitu.. nyanyi mulu lo. Lain kali kita ke karaoke aja sekalian."

"Kok cemberut? Ngambek ya? 'Kan kita lagi mulai dari awal lagi, Vin. Kita sekarang masih pedekate... masa udah mau masuk aja?" Gunwook memberi cubitan pada pipi Gyuvin, dan itu justru membuatnya semakin merengut.

"Oh.. oke. Gini cara mainnya sekarang? And then what? Are we going to have another wedding?" Gyuvin mengulum senyumnya. Gunwook pun menggeleng.

"Nggaklah. Ngapain nikah dua kali? We're taking it slow for now, alright? Suatu saat gue bakal balik ke rumah kita. Gue harap sih lo belum kemana-mana nanti. Tapi kalo lo akhirnya milih yang lain juga nggak apa Vin.. mungkin emang gue yang belum pantes...."

"Dan lo bilang lo nggak bisa manis? Itu apa barusan hm?" Gyuvin lagi-lagi mencuri kecupan pada sudut bibir Gunwook.

"It's the truth. Maaf doang nggak cukup buat balikin semuanya kayak awal yang baik-baik aja. Gue yang harus berusaha sekarang. Udah ya.. lo cukup nerima aja."

Gunwook membawa Gyuvin ke dalam dekapannya, membenamkan kepala mungil itu ke dadanya.

"Iya, lo bener. Emang ada beberapa hal yang nggak bisa lo beli dengan kata maaf. But I'm glad that you're trying to make things right. Gue juga sebenernya cuma ngetes kok.. about that sex thingy.." lirih Gyuvin.

"Jadi gue lulus ceritanya? Are you giving me a second chance, Park Gyuvin?" Gunwook mengecup pucuk kepala Gyuvin, menghirup aroma stroberi yang menguar dari helai coklat terang sehalus sutra itu.

"Granted, Hubby."

...dan mereka pun berbagi ciuman yang lembut, tanpa tuntutan.





.....tbc


—————

A/N : lika liku gunvin udah kelar ya, tinggal yang sebelah tuh mau dibawa kemana 🤧

MR. PHOTOGRAPHER (Shindo / Nitdo, Nidjae ft Binhao, Gunvin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang