7. Ngambek

60 5 0
                                    

Shinyu memasuki unit yang ia tinggali dengan senyum sumringah. Ia segera menuju kamarnya, menghampiri Dohoon yang lantas mengangkat kepalanya saat pintu di hadapannya terbuka.

"Ddo.. gue lagi seneng," ujar Shinyu. Dohoon pun hanya menanggapinya dengan mendengus dan kembali berpura-pura sibuk memainkan ponselnya.

Shinyu merebut ponsel Dohoon dan menyimpannya di saku belakang celana jins yang ia kenakan.

"Ddo dengerin gue ih.. gue seneng banget. Besok gue nge-date," Shinyu mendudukkan dirinya di kasur Dohoon yang lantas beringsut menjauh.

"Iya, gue udah denger. Boleh minta siniin HP gue?" Dohoon mengulurkan sebelah tangannya tanpa sudi menatap Shinyu.

"Nggak. Lo masih marah sama gue soalnya. Ayo dong baikan.. sekali-kali aja pun.." Shinyu mengusak surai Dohoon dengan kedua tangannya, membuatnya berantakan.

"Kak jangan diberantakin! Gue abis keramas!" Dohoon menepis tangan Shinyu keras. Kedua alisnya bertaut pertanda ia tengah menahan kesal.

"Ddo.. lo kenapa sih? Sini cerita sama gue coba. Gue nggak bego kok.. gue tau lo badmood gini ada alasannya. Nggak mungkin cuma perkara nggak ditebengin..." Shinyu menopangkan dagunya di kedua lutut Dohoon yang bersinggungan. Pemuda jangkung itu memang menekuk kakinya sedari tadi.

"Gue nggak kenapa-napa.." cicit Dohoon.

"Gaji lo dipotong? Lemburan lo nggak diturunin? Tenang aja, bayaran gue lumayan kok tadi. Lo mau apapun gue beliin. Ya ya ya? Udah dong jangan ngambek lagi," Shinyu menatap Dohoon dengan memelas. Mau tak mau, Dohoon pun menyunggingkan senyumnya.

"Bukan itu kok. Bukan perkara duit."

"Terus apa dong? Gue nggak suka lo yang galak gini.. udah kayak ibu kos lagi PMS tau nggak?" Shinyu menjawil hidung bangir Dohoon, membuat si empunya mengernyit.

"Kak.. eumm.. gue tidur sama lo ya malem ini?" pinta Dohoon yang pada akhirnya berhasil mengumpulkan nyali.

"Bukannya setiap malem lo emang tidur sama gue?" Shinyu menaikkan sebelah alisnya.

"Di kasur lo maksudnya. Atau lo di kasur gue. Boleh?" desak Dohoon.

"Lo lagi kangen rumah ya?" Shinyu membawa tubuh mereka berdua berbaring, berhadapan. Satu tangannya lantas sibuk mengusapi punggung lelaki yang jauh lebih muda dibanding dirinya itu.

"I-iya. Gue pengen pulang tapi jauh, males jalannya."

Ketahuilah, tentu saja itu semua hanya alibinya.

"Biar gue yang peluk sampe pagi. Mau di pat pat juga? Sini-sini sama gue.." Shinyu memeluk pinggang Dohoon dan membawanya mendekat, sementara tangannya yang bebas pindah ke pucuk kepala si surai kelam.

Bukan hal besar untuknya, namun cukup untuk membuat Dohoon memejamkan matanya erat, menahan rasa sesak.


- - -



Keesokan harinya...


"Yojae, bangun. Katanya mau nge-date.."

Gyuvin menepuk pipi Youngjae berkali-kali. Jam telah menunjukkan pukul 4 sore, dan lelaki kurus itu masih bergelung seperti kepompong di kasurnya.

"Jae jangan mager.. nanti kalo lo telat gue lagi yang lo semprot," Gyuvin mendecakkan lidahnya dengan tak sabaran.

"Iya iya makasih!" ketus Youngjae sembari beranjak turun dari kasurnya. Ia menyambar handuknya yang disampirkan pada headboard, lalu bergegas memasuki kamar mandi.

- - -

Sementara Shinyu kini mematut bayangannya sendiri di cermin dengan senyum (sok) tampan. Dohoon yang tengah memperhatikannya sembari duduk bersandar di kasurnya pun hanya bisa memasang tampang masam.

"Gue takut ini berlebihan deh.." gumam Shinyu sembari menyentuh beanie yang ia kenakan.

"Iya, copot aja. Mendingan pake kacamata bolong," sahut Dohoon acuh.

"Oke deh, gue percaya selera lo. Emang nggak kaleng-kaleng," Shinyu melempar beanie-nya ke arah Dohoon, lalu mengenakan kacamata berbingkai hitam yang tergeletak begitu saja di meja rias. "Bagi liptint lo yang agak cerah dong. Lo taro mana?"

"Laci paling atas."

"Ah males, ambilin kek," dengus Shinyu.

"Kak, terus gue harus berdiri?" Dohoon mencebikkan bibirnya, pertanda ia jengkel.

"Jangan durhaka jadi adek, inget bulan ini lo nggak bayar sewa."

Skak. Dohoon buru-buru berdiri dan mengambilkan liptint kesayangannya.

"Nih, baginda," cibirnya.

"Pakein dong," cengir Shinyu, berusaha mencairkan suasana.

Ayolah.. ia sudah lelah menghadapi Dohoon yang belum selesai dengan agenda merajuknya.

"Lo punya tangan kak," tolak Dohoon.

"Kalo gue minta dipakeinnya langsung pake bibir, masih nggak mau?" Shinyu mendekatkan wajahnya pada Dohoon.

Tentu saja ia hanya bercanda, namun reaksi Dohoon sedikit berlebihan. Pemuda itu mundur beberapa langkah hingga terduduk di kasur Shinyu, dengan binar ketakutan di matanya.

"Lo kenapa sih Ddo? Aneh. Sama-sama cowok juga," Shinyu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"I'm straight. Bercanda lo nggak lucu," Dohoon membuang pandangannya ke samping.

"Oh? Yaudah maaf Ddo.. gue pikir lo santai."



.....tbc


—————

A/N : udah bisa nebak disini perkaranya apa?

Cih, pembohong kamu Dohoon~

MR. PHOTOGRAPHER (Shindo / Nitdo, Nidjae ft Binhao, Gunvin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang