Chapter19

7 0 0
                                    

***

An Changqing belum merasa puas. Pria ini seperti gumpalan yang keras kepala; butuh usaha besar untuk mendapatkan sepatah kata darinya. Jika ia tidak berinisiatif, Xiao Zhige mungkin akan tetap diam selama mungkin. Andai saja dia sedikit lebih pandai berbicara, mungkin kehidupan mereka di masa lalu tidak akan berakhir seperti itu.

Kenapa ada orang yang begitu bodoh, yang tak pernah menyombongkan apa pun yang telah dia lakukan?

An Changqing menghela napas dalam hati, merasa bahwa hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Dia menatap Xiao Zhige dengan ekspresi penuh rasa kesal dan berkata dengan nada sedih, "Wangye, bisakah kau jujur padaku? Jika Changqing belum cukup baik, katakanlah."

"Aku sudah jujur..." Xiao Zhige tak menyangka bahwa kebisuannya bisa membuat orang di sampingnya merasa terluka. Wangfei-nya menoleh ke arah lain, sebagian wajahnya tersembunyi sementara yang lain memperlihatkan bulu mata yang merunduk, seperti kupu-kupu yang layu.

"Kau melakukannya dengan baik. Permaisuri dan Ibu Suri percaya pada kita."

"Kalau begitu, bagaimana denganmu?" An Changqing tiba-tiba menoleh untuk menatapnya, ada kilauan tertentu di matanya yang hitam pekat. "Apakah kau percaya?"

Hati Xiao Zhige melunak melihat tatapan itu. Dia mengulurkan tangan dan merapikan sehelai rambut yang lepas dari telinga An Changqing. "Aku percaya padamu."

Meski hanya sekadar kata-kata yang mungkin untuk menyenangkan hati, selama itu keluar dari An Changqing, dia akan mempercayainya.

Mata An Changqing bersinar semakin cerah. Dia menggosokkan tangannya pada telapak tangan Xiao Zhige dan berkata penuh semangat, "Kalau begitu, semua yang Wangye katakan... akan aku anggap serius."

"Termasuk soal tidak mengambil selir dan tidak punya anak dari wanita lain?"

"Ya."

Xiao Zhige bukanlah pria yang akan mengumbar janji kosong. Apapun yang sudah dia katakan, akan dia tepati.

An Chang Qing merasakan kebahagiaan yang luar biasa, jantungnya berdetak kencang, dan tubuhnya mulai terasa hangat. Ia harus menggigit bibirnya untuk menahan kegembiraan yang mengalir, namun sinar matanya tetap cerah, lebih indah dari bintang mana pun yang pernah dilihat Xiao Zhige.

"Di kehidupan ini, hanya akan ada kita berdua," An Chang Qing tak bisa menahan diri dan memeluk Xiao Zhige. Ia menggesekkan pipinya ke lehernya, lalu karena malu, menyembunyikan wajahnya di sana. Dengan suara lirih, ia berbisik di telinga Xiao Zhige, "Aku akan selalu bersamamu."

Ia tidak akan membiarkannya menapaki jalan dingin menuju takhta seorang diri. Kali ini, ia akan menemaninya.

Apapun yang terjadi, apakah kehidupan mereka kelak akan penuh kemuliaan atau diwarnai dengan akhir yang tragis, selama Xiao Zhige tidak melepaskan genggamannya, ia akan berjalan bersama di sisi pria itu.

Xiao Zhige terdiam sejenak. Dalam pikirannya, terdengar suara kecil yang pernah berkata, "Aku akan menemanimu di masa depan."

Sambil tersenyum lembut, Xiao Zhige menjawab, seperti yang pernah ia katakan bertahun-tahun lalu, "Baik."

Namun, di balik senyuman itu, laporan-laporan yang diterimanya dari mata-mata yang ditempatkan di kediaman keluarga An mulai membanjiri pikirannya:

"Tuan muda ketiga sangat dekat dengan Tuan Muda Li dari keluarga mertua..."
"Tuan Muda Li mengirimkan puisi untuk Tuan Muda ketiga..."
"Tuan Muda Li mengirimkan lukisan untuk Tuan Muda ketiga..."
"Tuan Muda Li akan segera kembali ke kampung halamannya untuk bertunangan. Sebelum pergi, ia memberikan liontin giok pada Tuan Muda ketiga. Tuan Muda ketiga menerimanya dan tampak sangat sedih..."

The Tyrant's Beloved EmpressWhere stories live. Discover now