...
"hari ini mau periksa kandungan kan?" tanya Jihoon memastika, dan hyunsuk menjawab dengan anggukan kepala. "nanti siang aku jemput kamu"
"aku sendirian juga gapapa kok, Jihoon," kata Hyunsuk karena ia tak mau menyulitkan suaminya. talutnya dia sedang banyak pekerjaan dikantor.
"gak, pokoknya nanti aku jemput. kita pergi ke rumah sakit bersama, aku juga pengen tau perkembangan anak kita"
"Jihoon, kamu yakin gak apa-apa ninggalin kerjaan di kantor?" tanya Hyunsuk, sedikit ragu. Ia tahu betapa sibuknya Jihoon belakangan ini, dengan proyek besar yang seakan tak ada habisnya.
Jihoon menatapnya lembut dan tersenyum. "Hyunsuk, ini tentang anak kita, kamu pikir kerjaanku lebih penting dari itu?" Tangannya terulur, menyentuh lembut pipi Hyunsuk. "Aku mau ada di sana untuk setiap langkah perjalanan ini. Aku ingin tahu bagaimana kabar anak kita, apakah dia baik-baik saja. Jadi, jangan khawatirkan aku, oke?"
Hyunsuk menghela napas panjang, mengangguk sambil tersenyum tipis. Hatinya hangat mendengar perkataan suaminya. Sungguh, Jihoon adalah seseorang yang selalu mendahulukan keluarga. Kadang, Hyunsuk masih merasa tak pantas mendapatkan perhatian dan cinta sebesar itu. Jihoon begitu penuh perhatian, selalu ada di saat-saat penting. "Baiklah, terima kasih sudah selalu ada buat aku, Jihoon."
Seusai sarapan, Jihoon berangkat lebih awal ke kantor untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan penting. Hyunsuk, di sisi lain, merapikan rumah, memastikan semua bersih dan nyaman sebelum mereka berangkat ke rumah sakit siang nanti. Seiring waktu berlalu, perasaan gugup dan antusias semakin menguasainya. Ini bukan pertama kalinya ia memeriksakan kandungan, tetapi setiap kali ada perasaan campur aduk yang sulit dijelaskan.
Sesampainya di kantor, Jihoon segera menuju ruangannya dengan langkah mantap. Di belakangnya, Yoon Jaehyuk, sekretaris pribadinya yang setia, mengikuti dengan cekatan, membawa beberapa berkas di tangannya. Jaehyuk adalah orang yang paling Jihoon percayai di kantor, seorang profesional yang cekatan dan selalu memahami situasi tanpa perlu banyak penjelasan.
Setelah mereka masuk ke ruangannya, Jihoon segera duduk di kursi dan menatap Jaehyuk. "Kosongkan jadwal siang nanti," perintahnya singkat, namun tegas.
Jaehyuk mengangguk cepat, mencatat instruksi itu di tablet yang selalu ia bawa. "Baik, Pak. Apakah ada hal khusus yang harus saya sampaikan kepada klien atau rekan kerja yang sudah dijadwalkan untuk bertemu?"
Jihoon berpikir sejenak sebelum menjawab. "Katakan kalau saya ada urusan penting keluarga yang tidak bisa ditunda. Pastikan semuanya diatur ulang sebaik mungkin. Kalau ada yang mendesak, tolong kamu tangani dulu. Saya akan kembali sore hari."
Jaehyuk menatap Jihoon dengan penuh perhatian, mengetahui betapa sibuknya bosnya itu belakangan ini. "Tentu, Pak Jihoon. Apakah ada yang bisa saya bantu untuk persiapan acara keluarga ini?" tanyanya dengan nada serius, namun penuh perhatian.
Jihoon tersenyum tipis, menyadari betapa pedulinya sekretarisnya ini. "Tidak perlu, Jaehyuk. Terima kasih. Ini hanya pemeriksaan kandungan istri saya. Saya ingin memastikan bahwa saya ada di sana untuknya dan anak kami. Mungkin kamu bisa memahami kenapa ini begitu penting bagiku."
Jaehyuk mengangguk, wajahnya menunjukkan rasa hormat. "Tentu saja, Pak. Anda tidak perlu khawatir tentang pekerjaan di sini. Saya akan pastikan semuanya berjalan lancar selama Anda pergi."
Jihoon merasa lega mendengar keyakinan dalam suara Jaehyuk. Ia selalu merasa bersyukur memiliki orang yang begitu bisa diandalkan di sisinya. Dalam hal apapun, Jaehyuk selalu mampu menangani situasi di kantor dengan profesionalisme tinggi, dan kali ini pun ia yakin bisa mempercayakan pekerjaannya pada Jaehyuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married by Accident - Hoonsuk
RomanceDi sebuah klub malam, dua orang asing bertemu di bawah lampu gemerlap dan musik yang menggema. Terlalu mabuk untuk berpikir jernih, mereka terbawa suasana, alkohol, dan hasrat sesaat. Tanpa mengenal satu sama lain, mereka tenggelam dalam hubungan si...