...
Seperti yang sudah dijadwalkan sebelumnya, hari ini adalah hari di mana Hyunsuk akan menjalani operasi persalinan. Pagi itu, suasana di rumah mereka dipenuhi campuran rasa cemas dan bahagia. Setelah mempersiapkan semua kebutuhan yang akan dibawa ke rumah sakit, Jihoon memastikan sekali lagi bahwa mereka tidak melupakan apapun. Tas bayi, baju ganti, serta dokumen penting semuanya sudah tertata rapi di dalam mobil.
Jihoon menoleh ke arah Hyunsuk yang tengah berdiri di dekat pintu, menarik napas dalam-dalam sambil mengusap perutnya yang membuncit. "Siap, sayang?" tanyanya dengan lembut, mencoba memberi semangat kepada istrinya.
Hyunsuk mengangguk, meski ada sedikit keraguan di dalam matanya. "Ya… rasanya seperti mimpi. Akhirnya hari ini tiba," jawabnya sambil tersenyum tipis. Perasaan campur aduk antara kegembiraan dan sedikit ketakutan terlihat jelas di wajahnya.
Jihoon menghampiri dan menggenggam tangan Hyunsuk, memberinya sentuhan yang menenangkan. “Kita akan melalui ini bersama. Kamu sudah luar biasa kuat, dan sebentar lagi kita akan bertemu dengan bayi kita.”
Mereka berdua akhirnya berjalan keluar menuju mobil. Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Jihoon terus menggenggam tangan Hyunsuk, menatap ke arah istrinya dengan penuh kasih. Jihoon menyadari betapa besar perjuangan yang sudah dilalui Hyunsuk selama sembilan bulan ini—segala kelelahan, ketidaknyamanan, dan pengorbanan yang ia lakukan untuk menghadirkan keajaiban dalam hidup mereka.
Sesampainya di rumah sakit, mereka disambut oleh perawat yang sudah menyiapkan ruang persalinan. Jihoon membantu Hyunsuk turun dari mobil, kemudian membimbingnya menuju ruang pemeriksaan awal. Saat melewati koridor rumah sakit, Hyunsuk tidak bisa menahan perasaan harunya, membayangkan bahwa sebentar lagi ia akan memeluk bayi laki-laki yang selama ini hanya bisa ia rasakan melalui tendangan kecil di perutnya.
Begitu mereka sampai di ruang pemeriksaan, dokter datang dan mulai memberikan pengarahan singkat mengenai prosedur operasi. Jihoon mendengarkan dengan saksama, berusaha memahami setiap detail agar dapat memberikan dukungan maksimal untuk istrinya. Hyunsuk berbaring di ranjang, sementara Jihoon duduk di sampingnya, mengusap tangan istrinya dengan lembut.
“Semua akan baik-baik saja, sayang,” bisik Jihoon. “Tidak lama lagi kita akan bertemu dengan bayi kita.”
Hyunsuk tersenyum kecil, menguatkan dirinya untuk menghadapi proses yang akan dijalani. Meskipun ada rasa cemas yang muncul, kehadiran Jihoon di sisinya memberinya ketenangan. Ia tahu bahwa suaminya akan selalu ada untuknya, mendukungnya dalam setiap langkah.
Prosedur persiapan operasi berjalan lancar, dan setelah beberapa menit, perawat mulai mempersiapkan Hyunsuk untuk masuk ke ruang operasi. Jihoon masih menggenggam tangan istrinya, berusaha menyuntikkan ketenangan melalui genggamannya. Baginya, ini bukan sekadar operasi; ini adalah momen di mana mereka akan menyambut keajaiban kecil yang telah lama mereka nantikan.
“Aku akan selalu di sini untukmu,” bisik Jihoon lagi, suaranya lembut dan penuh cinta. Hyunsuk mengangguk pelan, dan senyuman kecilnya menunjukkan betapa ia menghargai dukungan suaminya. Meskipun di dalam hatinya ada rasa cemas, kehadiran Jihoon di sisinya memberinya keberanian yang ia butuhkan.
Setelah semua persiapan selesai, perawat datang untuk membawa Hyunsuk ke ruang operasi. Jihoon melepaskan genggaman tangannya dengan perlahan, matanya tidak pernah lepas dari istrinya yang terbaring di atas ranjang dorong. Mereka bertukar pandang sejenak, dan dengan satu senyuman penuh kasih, Hyunsuk mencoba meyakinkan Jihoon bahwa semuanya akan baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married by Accident - Hoonsuk
Roman d'amourDi sebuah klub malam, dua orang asing bertemu di bawah lampu gemerlap dan musik yang menggema. Terlalu mabuk untuk berpikir jernih, mereka terbawa suasana, alkohol, dan hasrat sesaat. Tanpa mengenal satu sama lain, mereka tenggelam dalam hubungan si...