23

94 18 2
                                    

...

Setelah liburan kemarin, kini jihoon kembali bekerja seperti biasanya. Katanya sih biar dapet uang banyak, walaupun sebenarnya uangnya sudah banyak. Bahkan jika ditambah dengan peghasilan Hyunsuk, itu bisa mencapai 3 digit dalam perharinya. 

Namun, Jihoon tetap merasa bahwa bekerja adalah bagian dari tanggung jawab dan harga dirinya sebagai kepala keluarga. Ia ingin memberikan yang terbaik untuk istri dan memastikan masa depan Junghwan penuh dengan kebahagiaan dan keamanan.

"Sayang, dasiku mana?" teriak Jihoon dari arah kamar.

Hyunsuk yang sedang berada di dapur langsung melongok ke arah ruang tengah, memastikan Junghwan masih asyik bermain dengan mobil-mobilannya. Ia mengelap tangannya dengan handuk, lalu berjalan cepat menuju kamar untuk membantu Jihoon.

"itu dasi di depan matamu, loh! cari pake mata makannya, jangan pake mulut," omel Hyunsuk sembari membantu suaminya untuk memakai dasi.

"iya, maaf sayang. Kamu kenapa sih pagi-pagi udah marah aja, nanti cantiknya ilang loh," goda Jihoon sembari menangkup pipi sang istri, kemudia ia mengecup bibirnya pelan. 

Hyunsuk hanya mendengus kecil, meski senyum tipis tersungging di wajahnya. "Udah tua juga, masih aja gombal. Udah sana cepet berangkat, nanti telat," ucap Hyunsuk sembari mendorong tubuh besar suaminya keluar kamar.

Jihoon tertawa kecil. "Iya, aku berangkat. Tapi sebelum itu, aku harus menyapa bos kecil kita dulu." Ia melangkah keluar kamar, menuju ruang tengah di mana Junghwan masih sibuk menyusun mobil-mobilannya menjadi barisan panjang di atas karpet.

"hey, super king cow baby, Papa berangkat kerja dulu ya," ujar Jihoon seraya berjongkok, menghadap putranya yang langsung menoleh dengan mata berbinar.

"Papa etana?" tanyanya.

"Papa mau kerja dulu ya, sayang. Nanti Papa pulang bawa hadiah, oke?" janji Jihoon sambil mengusap kepala anaknya dengan penuh kasih. Junghwan hanya mengangguk kecil, meskipun belum sepenuhnya memahami arti kata "hadiah."

Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada Junghwan, Jihoon akhirnya melangkah keluar rumah. Hyunsuk memperhatikan dari balik pintu, memastikan suaminya pergi dengan rapi. Ketika Jihoon sudah masuk ke mobil dan melambaikan tangan, Hyunsuk balas melambai, lalu menutup pintu.

Ia menoleh ke arah ruang tengah, melihat Junghwan kembali sibuk dengan mobil-mobilannya. Suara celoteh kecil anak itu memenuhi ruangan, membuat suasana rumah terasa hangat. Hari ini Hyunsuk memutuskan untuk tetap di rumah, mengingat kafenya sedang tutup sementara karena renovasi.

"Hwanie, main dulu sebentar, ya. Mama mau bersihin rumah," ujar Hyunsuk sambil berjalan ke dapur untuk mencuci piring yang tadi digunakan saat sarapan.

Namun, baru beberapa menit berlalu, suara langkah kecil terdengar mendekat. Junghwan muncul di pintu dapur, membawa salah satu mobil-mobilannya.

"Mamaaa... etana," katanya dengan wajah bingung.

Hyunsuk tersenyum, mengerti bahwa Junghwan sedang mencoba berkomunikasi. "Mama lagi cuci piring, Sayang. Kamu mau main di sini sama Mama?"

Junghwan mengangguk dan duduk di lantai, mulai mendorong mobil-mobilannya ke sana kemari. Hyunsuk meliriknya sesekali sambil melanjutkan pekerjaannya. Bagi Hyunsuk, momen seperti ini—meskipun sederhana—adalah kebahagiaan yang tak tergantikan.

Setelah selesai mencuci piring, Hyunsuk membersihkan meja dapur dan mengepel lantai. Ia lalu mengajak Junghwan ke ruang tengah lagi, memutuskan menemani anaknya bermain.

"mandi yuk, kita jalan jalan" 

"aniyoo!" tolak Junghwan, ia masih sibuk bermain dengan mobil-mobilannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Married by Accident - HoonsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang