08

165 17 1
                                    

...

Tak terasa hari pernikahan Jihoon dan Hyunsuk akan dilaksanakan tepat pada hari ini, mereka tidak mengundang siapapun karena Hyunsuklah yang memintanya untuk tidak mengundang orang banyak, dan hanya ada keluarga beserta kerabat dekat.

pernikahan yang seharusnya membuat kedua mempelai itu bahagia, nyatanya malah sebaliknya. mereka tidak bahagia dengan pernikahan ini karena bukan menikah dengan orang yang mereka cintai. Jika bukan karena bayi yang ada di dalam kandungan Hyunsuk, Jihoon tidak akan menikahi orang asing yang ditemuinya diclub malam waktu itu.

namun walaupun begitu, ini adalah kesalahannya dan ia harus bertanggung jawab.

Ketika matahari terbit dengan langit yang cerah, Jihoon berdiri di depan cermin, mengenakan setelan pengantin yang terasa lebih seperti seragam wajib daripada pakaian yang seharusnya membawanya pada kebahagiaan. Bayangan dirinya di cermin menunjukkan wajah tanpa senyum, seolah-olah hati dan pikirannya sedang berada jauh dari ruangan itu. Hari ini adalah hari pernikahannya, hari yang seharusnya membahagiakan dan penuh cinta, namun kenyataan tak seindah harapan.

Jihoon memandangi dirinya dengan pikiran yang dipenuhi keraguan. Pernikahan ini tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Ia bukanlah seseorang yang impulsif atau sembrono, tapi malam itu, di klub malam, semua hal berjalan di luar kendalinya. Waktu itu ia hanya ingin melarikan diri sejenak dari beban pekerjaan dan kehidupan sehari-hari yang menekan. Namun siapa sangka, keputusannya untuk bersenang-senang malam itu akan mengubah hidupnya selamanya.

Pertemuan dengan Hyunsuk di klub malam memang singkat, tak ada yang istimewa dari perkenalan mereka kecuali ketertarikan sesaat. Namun akibat pertemuan yang seharusnya tak memiliki konsekuensi jangka panjang, kini ia berdiri di hadapan cermin, mengenakan setelan pengantin untuk menikahi seseorang yang sebenarnya adalah orang asing baginya. Tidak ada cinta di antara mereka, hanya keterpaksaan untuk memenuhi tanggung jawab, terutama setelah mengetahui bahwa Hyunsuk kini mengandung anaknya.

Di sisi lain, Hyunsuk pun merasakan kekacauan emosi yang tak kalah rumitnya. Di dalam kamarnya, ia duduk di tepi ranjang, merasakan detak jantungnya berdebar kencang. Pandangannya kosong, memikirkan betapa cepatnya hidupnya berubah. Ia tidak pernah membayangkan bahwa dirinya akan menikah dalam situasi seperti ini—terikat dalam pernikahan tanpa cinta dengan seseorang yang bahkan belum ia kenal dengan baik. Namun, setelah mengetahui bahwa ia mengandung, ia tahu bahwa dirinya tak punya pilihan lain selain menjalani konsekuensi dari malam itu.

Saat Jihoon dan Hyunsuk berdiri di depan altar, keduanya tak bisa menghindari rasa canggung dan asing yang menyelimuti. Mata mereka bertemu sekilas, namun segera berpaling karena tak ada kehangatan di balik tatapan itu. Keluarga mereka duduk di bangku belakang, berharap pernikahan ini dapat memberikan awal yang baik bagi masa depan mereka. Hanya keluarga inti dan beberapa kerabat dekat yang hadir, sesuai permintaan Hyunsuk yang tidak ingin pernikahan ini menjadi perhatian banyak orang.

Pendeta mulai membacakan janji pernikahan, namun suara itu terasa hampa di telinga mereka. Jihoon memegang tangan Hyunsuk, merasakan dinginnya kulit pria itu. Di dalam hatinya, Jihoon merasa bimbang. Pernikahan ini bukanlah mimpi indah, melainkan kenyataan pahit yang harus ia hadapi. Meskipun hatinya terasa berat, ia sadar bahwa bayi yang sedang dikandung Hyunsuk membutuhkan sosok ayah yang bertanggung jawab.

Ketika akhirnya mereka saling mengucapkan janji pernikahan, Jihoon bisa merasakan nada berat dalam suaranya. Ucapannya penuh keterpaksaan, dan ia tahu Hyunsuk juga merasakan hal yang sama. Namun, tak ada pilihan lain bagi mereka selain menjalaninya. Mereka berdua tahu bahwa kebahagiaan mungkin tak akan hadir di dalam hubungan ini, tapi setidaknya mereka bisa berusaha untuk menjadi orang tua yang baik bagi anak mereka kelak.

Married by Accident - HoonsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang