BAB IX. SKANDAL NOBLE COMPANY

6 1 7
                                    

Langkah kaki Leon terdengar berat di lantai marmer yang mengkilap, setiap detaknya seperti palu yang memukul jantungnya sendiri. Ia membuka pintu ruang rapat, dan suasana mencekam langsung menerjangnya.

Ruangan itu dipenuhi oleh para petinggi Noble Company, para pemegang saham dengan wajah-wajah tegang, para eksekutif senior yang tampak lelah dan putus asa, dan ayahnya, Alfred Barnard, sedang menatapnya dengan ekspresi sedikit frustrasi. Udara dipenuhi aroma kopi pahit dan ketegangan yang menyesakkan, seakan bisa diraba. Grafik penjualan yang anjlok tajam terpampang di layar besar, seperti momok yang mengancam keberadaan perusahaan. Keheningan yang berat menyelimuti ruangan, diselingi oleh suara jarum jam yang berdetak nyaring, seakan menghitung mundur waktu yang tersisa bagi Noble Company.

Leon duduk di kursi utama, raut wajahnya tetap terlihat tenang. Alfred, sang ayah menatapnya dengan pandangan tajam.

"Bagaimana bisa Leon masih menunjukkan raut wajah yang tenang?" gumam Alfred, menghela napas kasar.

"Leon," kata Alfred, suaranya berat dan rendah, "jelaskan kepada kita apa yang terjadi! Penurunan penjualan ini, ini bukan hanya fluktuasi biasa. Ada sesuatu yang jauh lebih serius".

Leon menarik napas dalam-dalam, mencoba meredakan ketegangan. "Pak Barnard, para pemegang saham," Leon mulai menyuarakan pendapatnya, suaranya tetap terdengar berat dan tenang, "masalahnya lebih kompleks daripada yang terlihat di grafik ini. Kita bukan hanya menghadapi penurunan penjualan, tetapi juga skandal yang mengancam reputasi Noble Company".

Sebuah bisikan bergema di ruangan. Salah satu pemegang saham, seorang wanita dengan ekspresi tajam, bertanya. "Skandal? Skandal apa?"

Leon melirik ayahnya, meminta persetujuan. Alfred mengangguk, memberi isyarat agar Leon melanjutkan. "Beberapa hari yang lalu, kita menemukan adanya penyelewengan besar dalam proses produksi. Salah satu pemasok utama kita, yang bertanggung jawab atas bahan baku utama produk unggulan kita, telah melakukan pemalsuan. Mereka mencampur bahan baku berkualitas rendah dengan bahan baku berkualitas tinggi, tanpa sepengetahuan kita".

Sebuah desis panjang terdengar dari para pemegang saham. "Pemalsuan?" seseorang berteriak. "Ini akan menghancurkan kita!"

"Lebih dari itu" kata Leon, suaranya semakin berat. "Tim investigasi internal menemukan bukti bahwa ada orang dalam Noble Company terlibat dalam penyelewengan ini. Orang itu menerima suap dari pemasok tersebut untuk menutup-nutupi pemalsuan ini.

Keheningan melanda ruangan. Hanya suara jarum jam yang berdetak nyaring, seakan menggarisbawahi keseriusan situasi yang mereka hadapi. Alfred, yang biasanya tenang dan berwibawa, tampak pucat pasi. "Siapa yang terlibat?" tanyanya, suaranya hampir berbisik.

Leon meremas jemarinya. "Investigasi masih berlangsung. Namun, kita harus bertindak cepat untuk mengatasi masalah ini sebelum semuanya terlambat. Kita harus mengumumkan penarikan produk, melakukan investigasi menyeluruh, dan menuntut pertanggungjawaban para pelaku."

Dia menatap ayahnya dan para pemegang saham. "Kita harus menyelamatkan Noble Company" Suaranya penuh dengan tekad. Namun, juga dipenuhi dengan beban berat tanggung jawab.

Skandal ini tidak hanya mengancam reputasi Noble Company, tetapi juga kesehatan konsumen. Pencampuran bahan baku yang tidak sesuai standar bisa berdampak negatif bagi kesehatan, dan dapat menyebabkan kerugian besar bagi perusahaan jika terungkap ke publik.

Skandal ini merupakan pukulan telak bagi Noble Company, yang selama ini dikenal sebagai perusahaan terkemuka di industri Food and Beverage. Mereka harus segera mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini, termasuk mengumumkan penarikan produk, melakukan investigasi menyeluruh, dan menuntut pertanggungjawaban para pelaku. Jika tidak, skandal ini bisa menghancurkan Noble Company dan reputasinya selamanya.

Je T'aimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang