( Karin updates twitter on a private account )
......
Leon duduk di sofa, melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap Karin. "Ganti pakaianmu dan ikut saya bertemu klien!".
Karin masih berdiri dengan jarak yang cukup jauh dari Leon. "Nggak mau !" Lagi-lagi Karin menolak kemauan laki-laki bertubuh jangkung itu.
Leon membenarkan kacamata. "Atau mau saya yang ganti pakaian kamu ?"
Karin berdecak kesal. Leon sangat mengganggu ketenangan hidupnya. "Apa nggak bisa biarin aku istirahat di hotel dengan tenang dan damai ?"
"Aku capek, mau istirahat !" suara Karin meninggi, emosinya semakin tidak tertahan. Ia bisa mati dalam usia muda, jika harus terus berhadapan dengan Leon.
Sebenarnya, Leon juga bukan laki-laki yang memiliki kesabaran setebal isi rekeningnya. Terus-terusan mendengar intonasi tinggi Karin membuat kesabarannya habis. Terlebih, ia tidak suka dibantah, segala perintahnya harus dituruti.
Leon berdiri menghampiri gadis itu, semakin dekat. Karin memundurkan langkahnya. Leon meraih pinggang Karin dan menariknya mendekat.
"Kamu lupa ? Saya tidak akan menerima kata tidak dari mulutmu"
Karin meronta berusaha melepaskan tangannya. Namun, Leon semakin mengeratkan tangannya di pinggang Karin. "Jadi, ikuti saja apa yang saya perintahkan !" Kemudian Leon melepaskan tangannya, sehingga membuat Karin sedikit hilang keseimbangan ketika tangan itu terlepas.
Belum genap sehari Karin bersama laki-laki itu, tetapi ia hampir gila menghadapi Leon.
"Aku nggak nyaman di sana nanti. Aku nggak punya urusan apa-apa sama klienmu. Mereka pasti merasa aneh kalau aku ada di sana". Ucap Karin mencoba mencari alasan.
Leon meraih dagu Karin secara kasar, membuat gadis itu mendongak menatapnya. "Saya pemilik perusahaan dan saya yang mengatur semua. Jadi, itu bukan masalah".
"Kamu cukup duduk di samping saya dan lihat bagaimana saya menangani mereka". Leon semakin mendekat ke wajah Karin. Setiap pergerakan Leon seakan mencoba ingin menyentuh bibir merah merona dan kenyal milik gadis itu. Namun, Karin tidak ingin terlalu percaya diri seperti sebelumnya. Ia bergeming di posisinya.
Wajah Leon semakin mendekati bibir gadis itu dan nyaris menyentuhnya. "Saya kasih kamu waktu 15 menit untuk bersiap" ucap Leon berbisik di hadapan bibir Karin.
Kemudian, laki-laki itu beranjak keluar kamar, meninggalkan Karin yang masih berdiri mematung dengan raut wajah tercengang.
Karin refleks menendang koper berwarna pink miliknya, melampiaskan kekesalannya pada laki-laki yang menyebalkan baginya. Karin mengacak-acak rambutnya.
Leon bersandar di depan pintu kamar, menunggu Karin bersiap untuk menemaninya bertemu klien mitra bisnis.
Karin mengenakan mini dress berwarna hitam dan outer bulu berwarna putih. Ia terlihat sangat cantik dan elegan, dengan rambut yang tergerai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Je T'aime
Romance"Kamu harus tahu saya tidak menyukai hal-hal kasar, tetapi dalam beberapa situasi saya tidak akan memberikanmu pilihan" ~ Leon Alexander Barnard ~ .... REMINDER ADEGAN DEWASA ‼️‼️🔞‼️‼️ YANG DIBAWAH UMUR, DOSA TANGGUNG MASING2 🤸🤸