DM

157 30 6
                                    

Sampai akhirnya, suara itu memberanikan diri berucap.

"Hai."

.

.

.

Offroad terdiam. Tak berani menjawab. Laki-laki di depannya itu menunggu, seperti halnya Pond dan Earn yang menunggunya.

Daou makin kikuk. Dia tidak difollback. Sekarang sapaannya pun tidak dibalas. Rasanya seperti ingin mengunci diri di laci.

Sambil tertunduk, malu, Daou melangkah lebih dulu. Baru sekitar tiga langkah, akhirnya Daou bisa mendengar suara itu.

"Kau... Daou, kan?" Offroad tau itu pertanyaan bodoh. Tapi, dia telanjur mengucapkannya.

Daou berbalik cepat. Memastikan bahwa yang bicara memang si penyanyi itu. Lalu, mengangguk.

"Senang bertemu denganmu," Offroad susah payah mengucapkannya. Antara canggung juga malu. Ini keadaan yang aneh untuknya. Mungkin juga untuk laki-laki di depannya.

"Ya, aku senang. Maksudku, senang bertemu denganmu juga," Daou justru terbelit lidahnya sendiri. Tidak tau apa yang baru saja dia katakan.

"Oke. Hm... bye," Offroad mencoba mengakhiri pembicaraan absurd ini secepat yang dia bisa. Meski ini di belakang panggung, tak menutup kemungkinan bahwa akan ada dinding yang bertelinga.

Saat Offroad mencoba berjalan mendahului Daou, yang terjadi berikutnya adalah tangannya ditahan. Menoleh ke kiri dan Offroad mendapati wajah Daou yang terlalu dekat.

"Suaramu bagus," Daou menggumam.

"Aku penyanyi," Offroad membalas singkat.

"Ah, iya. Dan aku model," Daou tersenyum aneh.

"Aku tau," Offroad makin tidak mengerti arah pembicaraan mereka.

"Hahaha, tentu saja. Kau baru saja melihatku," tawa Daou kering.

Offroad tau, jika ini diteruskan akan makin tidak berguna.

"Aku harus pergi," Offroad melepas tangannya. Menunduk sekilas lalu berjalan secepat yang dia bisa. Daou hanya menatap punggung Offroad yang menjauh.

Lalu, keduanya sama-sama meredakan detak jantung masing-masing.

# # #

Nun baru saja mengirim jadwal syuting. Mulai besok, jadwal Daou akan makin padat. Belum lagi ujian juga semakin dekat. Pikiran Daou jadi terpecah.

Menghibur diri, Daou kembali menyapa fansnya di media sosial. Mengucapkan terima kasih karna telah datang melihatnya.

Kemudian, akun itu kembali berulah.

Nubdao Pada akhirnya jarak mengalah untuk kami.

20 MENIT YANG LALU

Status itu disertai fotonya bersama penyanyi itu saat di panggung tadi. Terdiri dari 2 foto. Satu saat mereka berjauhan dan kedua saat mereka dipaksa berdekatan.

Daou berpikir, mungkin seseorang yang berteriak itu adalah admin akun Nubdao. Bisa jadi, kan?

Saat ini pengikut akun tersebut sudah makin banyak. Apalagi setelah kejadian hari ini. Daou harus bersiap untuk melihat managernya uring-uringan lagi. Itu menambah daftar pusingnya kali ini.

Di saat yang tidak tepat, si penyanyi mengupload sebuah foto. Itu foto makanan. Ada mie instan dan segelas susu di sebuah meja dengan lampu tidur yang temaram. Melirik jam, Daou merasa ini terlalu larut untuk sebuah makan malam. Apalagi, itu mie instan.

Lain kali, makan yang lebih sehat. Sebaiknya jangan terlalu malam.

Kirim.

Daou menatap ponselnya. Sepertinya, dia melakukan kebodohan lagi.

# # #

Usai berendam, Offroad mengenakan piyamanya. Bersiap untuk tidur. Mengatur alarm sesuai rutinitasnya. Besok dia harus bangun pagi. Ada hal yang harus dia kerjakan bersama Pond.

Merebahkan diri di ranjang, Offroad memeriksa ponselnya. Dari sekian banyak pesan yang masuk, satu pesan terlalu menarik perhatiannya.

oueiija

Offroad mencoba untuk memejamkan mata dan pura-pura tak melihat. Tapi, dia sudah telanjur tau. Rasanya ada gatal yang menyiksa. Mungkin tidak ada salahnya. Toh, ini pesan pribadi, kan?

# # #

"Daouuuuu," suara bel pintu disertai teriakan yang tidak asing telah membangunkan Daou dari tidur tanpa mimpinya. Mengucek mata lalu melihat jam di dinding. Terlonjak, Daou bergegas menuju ke ruang depan.

"Kau baru bangun?" teriakan Nun memekakan telinganya.

"Semalam aku tidak bisa tidur, Phi," Daou mecoba membela diri.

"Daouuu! Kau ini! Cepat mandi. Aku menunggu di bawah. Kuberi waktu 5 menit!" Nun masih bertahan dengan nada tingginya.

"5 menit?" bahkan Daou belum sadar 100%.

"Sekarang sudah berkurang 20 detik," Nun menatap jam tangannya. Daou membeku sesaat. Lalu, berlari secepat yang dia bisa.

.

.

.

Ini sudah lebih dari 5 menit. Gila saja, siapa yang bisa siap dalam waktu sesingkat itu?

Daou tidak peduli jika Nun akan mengomel lagi sepanjang perjalanan. Dia sudah berusaha bergerak secepat yang dia bisa. Setelah memakai jaketnya, Daou mengambil ponselnya. Panggilan tak terjawab dari Nun sudah lebih dari 50 panggilan. Daou menggaruk rambutnya kasar. Namun, sebuah notifikasi di antara banyaknya notifikasi telah merenggut kepanikannya.

totogaback

Terima kasih

Hanya dua kata, tapi berhasil membuat Daou berguling-guling di ranjangnya.

"Daouuuu!" teriakan itu lagi.

"Iya, Phi. I'm coming," Daou masih sempat berputar dua kali sebelum keluar dari kamarnya.

The power of DM.

.

.

.

To be continue....

Shipper (DaouOffroad Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang