Ketauan

154 25 6
                                    

Kepanikan Daou dan Offroad beralasan. Kuat. Apalagi saat ketukan di pintu apartemen Daou makin menggebu. Daou bangkit dari sofa. Mencoba menenangkan Offroad meski faktanya dia terlihat lebih panik. Menjambaki rambutnya sendiri lalu mondar-mandir tanpa tau arah.

"Daou! Kau belum bangun? Kita bisa terlambat!" suara di balik pintu makin keras. Belum lagi, si pengetuk pintu mulai memborbardir ponsel Daou dengan pesan dan panggilan.

"Aku yang akan jelaskan pada managermu," Offroad bersuara. Daou makin panik. Nun tidak boleh mendengar suara Offroad. Namun, Daou juga tidak ingin menyembunyikan Offroad. Bagaimana jika Offroad tersinggung dan tidak mau lagi datang ke apartemennya?

"Tidak. Biar aku saja. Kau tunggu di sini," Daou terpaksa melangkah ke arah pintu. Bagaimana pun ini adalah kecerobohannya. Dia yang membawa Offroad ke apartemennya. Menawarkan untuk menginap bahkan sengaja membuat Offroad tidak bisa menolak.

Perlahan, Daou menguatkan hati meski waktu untuk menempuh jarak dari sofa ke pintu hanyalah beberapa detik.

Di depan pintu yang terbuka, Nun sudah siap mengomel melihat penampilan Daou yang jelas-jelas baru bangun tidur.

"Daou! Benar kan kau baru bangun tidur? Kemarin sudah kuingatkan berapa kali? Pasang alarm-mu. Jangan tidur terlalu malam. Kau harus bangun sangat pagi," Nun mendorong Daou agar dia bisa masuk ke dalam dan mengomel lebih leluasa. Betapa terkejutnya Nun saat melihat seseorang yang mematung di dekat sofa di ruang tamu Daou.

Offroad!

Kini Nun ikut mematung.

"Phi, aku bisa jelaskan," Daou terbata. Offroad sendiri tersadar dan memberi way pada Nun. Bingung akan berucap apa.

"Ini tidak seperti yang Phi pikirkan," Daou berpindah ke hadapan Nun. Tak kuasa melihat Nun yang menatap Offroad dengan intens. Takut jika Offroad menjadi tak nyaman.

"Mandi dan segera bersiap. Kita benar-benar akan terlambat," Nun berucap datar. Menurunkan nada tinggi yang dia gunakan sejak pertama mengetuk pintu apartemen Daou. Itu, justru menakuti Daou.

"Phi, aku akan segera bersiap-siap. Tapi, aku mohon. Jangan berpikir apa pun sebelum aku jelaskan semua. Plis!" Daou menangkupkan kedua tangannya di depan dada. Memohon dengan tulus. Daou khawatir jika saat dia mandi, managernya akan bicara yang tidak-tidak pada Offroad. Jelas Daou tau bahwa ini salahnya. Hanya salahnya. Offroad tidak tau apa pun. Dia tidak bisa membayangkan jika kelak Offroad benar-benar tak mau bicara padanya lagi.

Nun melirik ke arah Offroad yang masih tertegun di sana. Lalu, menghembuskan napas beratnya.

"Mandilah. Aku akan menunggu penjelasanmu nanti," Nun tau betapa bebalnya Daou. Jadi, Nun mengalah untuk saat ini. Lagi pula, pekerjaan Daou pagi ini lebih penting.

"Aku mandi dulu. Kau jangan pergi dulu. Tunggu aku, ya?" Daou berbisik pada Offroad sebelum bergegas ke kamar mandi dan bersiap-siap. Meninggalkan Offroad dan Nun dalam kecanggungan.

Nun dan Offroad duduk bersisian di sofa yang sama. Nun kembali melirik Offroad yang memakai jaket milik Daou. Nampak kebesaran di tubuhnya yang mungil. Nun mencoba menerka-nerka, kejadian apa yang membuat Offroad memakai jaket Daou bahkan menginap di apartemen Daou. Nun tidak tau kalau Offroad akan bergerak secepat itu. Nun pikir, setelah memblokir instagram Offroad, maka Offroad akan menjauh. Rupanya, semua justru di luar kendalinya.

"Aku tidak tau apa yang Anda pikirkan. Tapi, aku bisa jelaskan," akhirnya Offroad merasa risih diperhatikan diam-diam begitu.

"Tidak perlu. Aku lebih suka mendengar penjelasan dari anakku sendiri," Nun menolak cepat. Offroad terdiam.

Shipper (DaouOffroad Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang