Daou membaca buku naskah di mejanya. Keterkejutannya tadi pagi masih belum hilang. Tiba-tiba, managernya yang sulit dibantah itu mengizinkannya membintangi sebuah mini series. Dia bahkan harus menelepon dan memastikannya berkali-kali. Daou takut kalau-kalau managernya itu sedang di bawah pengaruh alkohol atau obat-obatan sehingga tidak sadar telah memberikan keputusan itu.
Rupanya keterkejutan itu masih berlanjut. Daou mengernyit saat mengetahui bahwa mini series yang akan dia bintangi adalah genre BL atau Boys Love. Daou tidak anti. Genre itu juga tidak asing untuknya. Lagi pula, dulu dia juga pernah menyukai seorang laki-laki. Jadi, hal itu biasa saja untuknya. Yang membuatnya terkejut adalah keputusan managernya. Setahu Daou, Nun itu homophobic. Daou memang tak benar-benar tau tentang itu. Hanya saja, Nun tak pernah sedikit pun bersinggungan dengan hal semacam itu. Dan pernah suatu hari, Daou ditawari untuk menjadi model di sebuah parade gay. Nun menolaknya mentah-mentah, meski tetap dengan cara yang sopan. Belum lagi gosipnya bersama si penyanyi itu yang selalu berhasil membuat managernya uring-uringan. Berdasarkan hal itu, Daou jadi menyimpulkan sendiri. Tapi, faktanya series perdana yang disetujui oleh managernya itu justru bergenre BL. Daou menjadi ragu, apakah selama ini dia sudah mengenal managernya dengan baik?
Daou membaca naskah itu dengan serius. Hanya mini series dengan cerita yang ringan. Nun menyarankan agar dia ikut casting menjadi tokoh pelengkap saja. Bukan menjadi tokoh utama. Tokoh yang disarankan Nun memiliki karakter yang unik. Seorang penggila komik yang jatuh cinta dengan cosplayer. Makin Daou mendalami karakter itu, makin Daou menyukainya. Daou adalah pemuda yang bersemangat. Hal baru semacam ini mampu membuatnya begitu bergairah.
###
Offroad baru saja selesai dengan bekal sarapan paginya saat Pond masuk membawa beberapa tawaran kontrak kerja ke ruangannya. Ya, di studio yang memang tak terlalu besar itu, Offroad memiliki ruang pribadi. Di ruangan itu biasanya Offroad menghabiskan waktu untuk mencari inspirasi dalam menciptakan lagu.
“Ini beberapa tawaran hari ini. Salah satunya dari Tuan Max. Rupanya dia gigih juga,” Pond menata rapi surat-surat itu di meja Offroad.
“Aku tidak mau membaca tawaran dari Tuan Max. Aku akan menghubunginya langsung untuk menolak tawarannya. Lagi pula, saat itu kata-kataku sudah cukup jelas,” Offroad sedikit menunjukkan ekspresi terganggu.
“Okey,” Pond tak banyak bicara.
“Aku akan membaca yang lainnya. Tolong hari ini kau yang menemani anak-anak latihan. Aku ingin keluar sebentar untuk mencari angin segar,” Offroad nampak lelah. Semalam tidurnya tak nyenyak.
“Hm... serahkan saja padaku. Jika kau butuh sesuatu, jangan lupa menghubungiku,” Pond beranjak dari ruangan itu. Meninggalkan Offroad yang kembali larut dalam lamunannya.
###
“Phi yakin ingin aku bermain dalam series ini?” Daou merapatkan duduknya ke arah Nun.
“Daou, kau sudah bertanya lebih dari seratus kali,” Nun menjawab dengan kesal.
“Aku hanya takut kau berubah pikiran,” Daou hanya tersenyum lebar menanggapinya.
“Jika kau bertanya tiap menit, aku benar-benar akan berubah pikiran!” jawaban Nun cukup membuat Daou terdiam dan kembali fokus pada naskahnya. “Sebenarnya aku punya alasan mengapa tiba-tiba memutuskan hal ini.”
“Kenapa?” Daou bertanya takut-takut.
“Tuan Max itu benar-benar menghubungiku. Bicara begitu panjang. Dia sangat pandai bicara. Aku sedang mencari banyak informasi tentangnya,” Nun mengambil laptop dalam tasnya, lalu menyalakannya.
“Lalu, apa hubungannya dengan series ini? Apa ini tawaran dari Tuan Max? Apa itu artinya penyanyi itu juga akan ikut casting?” Daou penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shipper (DaouOffroad Version)
Fiksi PenggemarFansclub yang tak diketahui siapa jati diri adminnya, tiba-tiba muncul dan menghebohkan dunia per-shipper-an. Mengapa? Karna telah memasangkan dua artis yang bahkan belum pernah bertemu. Siapa? Daou dan Offroad.