Syuting Terakhir

160 24 8
                                    

Syuting singkat karna episode yang sedikit telah berakhir. Daou benar-benar merasa lega sekaligus puas dengan dirinya sendiri. Meski dia sadar bahwa dia masih harus banyak belajar untuk mengembangkan kemampuan aktingnya, tapi drama pertamanya ini cukup memuaskan.

Sebentar lagi, jadwal FM akan menyerbunya. Belum lagi pekerjaan lain yang sudah antre ingin menggunakan jasanya. Dia patut bangga karna namanya makin dikenal.

Tidak terasa, hidupnya telah kembali menjadi biasa. Sudah sekitar sebulan dia tak lagi tau dan mau tau tentang kabar penyanyi itu. Dia bersikeras untuk kembali fokus dengan kariernya seperti apa yang dikatakan managernya. Meski awalnya sulit, faktanya dia bisa melewati itu semua. Apalagi, jadwal syuting dan event yang padat cukup membantu usahanya untuk melupakan penyanyi itu.

Sampai ....

"Daou, ayo kita nonton konser!" suara kecil Lego cukup mengganggu kegiatan Daou untuk menata pakaian usai syuting terakhir ini. Hubungannya dengan Lego dan aktor/aktris lainnya makin baik. Sesekali mereka akan keluar bersama saat jadwal mereka sama-sama kosong. Sekadar berkumpul untuk melepas lelah dan penat.

"Bukankah kita akan ada makan malam bersama untuk merayakan hari terakhir syuting?" Daou sudah menghentikan kegiatannya, saat ini dia menghadap kepada lawan bicaranya yang terbilang mungil itu.

"Huum, tapi satu orang tidak hadir karna ada konser. Itu sebabnya, nanti setelah makan malam, ayo pergi bersama untuk melihatnya!" Lego berteriak girang. Wajah lucunya terlihat makin menggemaskan.

"Apa yang kau maksud itu ... Offroad?" Daou sedikit ragu. Sudah lama dia tak mengucapkan nama itu. Tiba-tiba, bibirnya terasa sedikit bergetar.

"Iya, dia kan pengisi soundtrack mini series kita. Jadi, dia juga diundang. Sayang, hari ini dia ada jadwal konser," Lego mencebik. Daou terdiam. Semua juga tau tentang Offroad yang menjadi pengisi soundtrack mini series ini. Dan bukan hal baru jika Offroad selalu ada alasan untuk tidak datang di setiap undangan yang Tuan Max berikan. Kadang Daou berpikir, mungkin Offroad tidak ingin melihatnya.

"Lalu kenapa kau mengajak menonton konsernya? Jelas-jelas jadwalnya bersamaan dengan acara makan malam kita. Yang ada, saat kita datang, kita hanya kebagian bersih-bersih sampah usai konser," Daou berpura-pura kesal. Namun, manusia imut di dekatnya itu justru tersenyum.

"Kita makan malam sebentar saja. Lalu kabur untuk menonton konsernya. Ya ya ya? Aku sangat mengidolakannya," Lego menangkupkan kedua telapak tangannya. Berpose memohon dengan wajah memelas.

"Ck, lalu kenapa harus denganku?" Daou berusaha tidak tergoda.

"Karna aku sudah telanjur beli dua tiket. Tapi, tiba-tiba pacarku bilang dia tidak bisa datang karna urusan mendadak," Lego makin mencebik. Ditambah menjejak-jejakkan kaki tanda dia sedang kesal.

"Bukankah kalian sedang bertengkar?" Daou menyelidik.

"Justru itu. Aku berusaha berbaikan dengannya pakai cara ini. Tapi, justru dia yang membatalkan begitu saja," Lego kini melipat kedua tangannya di depan dada. Dia memang pemuda yang sangat ekspresif.

Hubungan Daou dan Lego terbilang lancar. Lego yang ceria dan bersahabat dan Daou yang cerewet dan tidak jaim membuat keduanya cepat akrab. Bahkan, Lego sudah pada tahap sering curhat masalah pribadinya pada Daou. Misalnya, tentang hubungannya dengan pacarnya yang akhir-akhir ini memburuk.

"Ajak Joong atau Dunk saja. Aku sedang tidak mood. Aku ingin istirahat," Daou menolak. Dia tidak ingin usahanya selama sebulan terakhir ini menjadi sia-sia hanya karna menuruti kemauan couple-nya dalam series itu.

"Hah, kau benar-benar tidak asik!" setelah memukul ringan bahu Daou, Lego keluar dari ruangan itu dengan kesal. Daou hanya bisa mendengus dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

Bohong jika Daou sudah sama sekali tidak ingin tau tentang penyanyi itu. Bohong juga jika Daou benar-benar tak tergoda dengan tawaran Lego barusan. Hanya ....

Daou sudah kepalang janji.

###

Shipper (DaouOffroad Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang