Project?

213 25 0
                                    

Konser akan dimulai satu jam lagi. Earn tengah gugup di belakang panggung. Semua orang sibuk menyiapkan segala hal. Offroad sendiri tengah menatap kosong ke arah bangku penonton. Dia teringat masa lalu. Dia tau ini bukan saat yang tepat. Harusnya dia fokus dan ikut bersiap bersama yang lain. Rupanya dia masih tak percaya bahwa hari ini ada. Tadinya, Offroad berpikir bahwa sejak hari itu, hari di mana semua media mengumumkan kejatuhannya, kariernya benar-benar akan berakhir untuk selamanya. Siapa sangka, kegigihannya terbayar.

Dia hampir menangis lagi. Tapi, ditahan. Offroad sudah berjanji tidak akan cengeng. Hidupnya yang penuh kegelapan sudah dia lupakan. Masih ada mereka. The Way, sebutan untuk fans-nya. Merekalah yang membuat Offroad bisa berdiri di sini. Saat ini. Kesetiaan mereka serta dukungan mereka, membangkitkan semangatnya. Rasa sakit pernah ditinggalkan dan dihinakan, kini menjadi pemacu untuknya agar bisa lebih kuat. Tak ada yang bisa menyentuhnya lagi. Tak akan ada. Apapun yang terjadi, Offroad tidak akan lagi menjadi goyah. Dia akan tetap berdiri dan menunjukkan pada dunia bahwa dia ada. Offroad Kantapon Jindataweephol itu ada.

.

.

.

Sebuah lagu berjudul "Beautiful" terlantun. Itu sangat indah. Benar-benar indah. Suasana yang lembut bahkan membuat kameramen merinding. Ada emosi dalam lagu itu. Dalam suara itu. Juga dalam lambaian tangan fans.

Banyak air mata tumpah. Tapi, bukan dari mata Offroad. Dan lagi, air mata itu bukan air mata luka. Mereka menangis karna haru juga bahagia. Merekalah saksi hidup perjalanan panjang idolanya. Dulu, beberapa dari mereka pernah menangis bersama untuk sang idola. Kini, mereka menangis bersama lagi. Tak ada yang tau bahwa menjadi The Way itu tidak mudah. Tapi, mereka punya sejuta alasan untuk bertahan.

.

.

.

Genggam tanganku dan menangislah
Dunia tak sejahat yang kau kira
Hanya jika kau percaya
Maka aku ada

Offroad dan Earn saling berpegangan tangan dengan jarak yang begitu dekat. Penonton berteriak dan bersorak. Mereka begitu serasi. Tak ada yang menyangkal itu.

Ini pertama kalinya bagi Offroad berduet. Tak salah jika dia memilih Earn. Fans-nya begitu mencintai gadis itu. Tak ada yang menentang. Justru beribu dukungan diberikan.

Fansclub mulai dibentuk. OffroadEarn Area, mereka menyebutnya.

Tak ada rasa cemburu di hati fans ketika melihat sang idola bersama.

Awalnya.

###

Daou memijat sendiri kakinya yang pegal. Gedung yang mereka gunakan saat ini cukup luas. Tiga kali putaran telah menghabiskan banyak tenaganya. Nun menggeleng-gelengkan kepalanya. Tak habis pikir. Dia tak menyangka bahwa Daou benar-benar berlari tiga putaran seperti yang dia perintahkan. Sebentar lagi Daou akan melakukan fashion show. Kini, kakinya sakit. Dan itu karna Nun. Rasanya Nun ingin terjun bebas dari atas gedung.

Daou itu sangat rewel. Di sisi lain, sebenarnya juga patuh. Sayangnya, Daou selalu menempatkan kedua hal tersebut di saat yang tidak tepat. Membuat Nun pusing. Rasanya kerutan di wajah Nun semakin bertambah sejak dia memutuskan untuk mengasuh Daou.

Dengan sabar, Nun mengompres kaki Daou dengan air hangat untuk melemaskan otot-ototnya. Dia sudah tak punya daya untuk mengomel. Toh, itu tak akan mengubah keadaan.

"Kau yakin bisa berjalan dengan baik nanti?" Nun benar-benar khawatir. Jika terjadi sesuatu dengan karier Daou, dia takkan bisa memaafkan dirinya sendiri.

"Aku tak selemah itu. Tenang saja, Phi," masih sempat Daou membanggakan dirinya sendiri. Nun hanya menatapnya malas.

"Setelah ini, aku akan memberimu libur. Kau bisa istirahat sambil fokus ke kuliahmu," Nun memijat kaki Daou. Sebagai manajer, itu bukan tugasnya. Tapi, Nun tak pernah percaya pada siapa pun. Dia selalu turun tangan untuk mengurus Daou secara langsung. Asisten hanya diperlukan untuk membantu membawa barang-barang Daou. Selebihnya, dia yang mengurus semuanya.

Sesungguhnya, Daou sangat terharu. Nun sudah seperti keluarganya. Bahkan, dia lebih banyak menghabiskan waktu dengan Nun ketimbang orang tuanya. Meski sering mengomel, Nun terlampau sabar terhadapnya. Itu sebabnya, Daou tak pernah membantah apa pun yang dikatakan Nun. Daou juga tau diri. Nun lah yang membuatnya menjadi seperti sekarang.

Top model ternama yang digandrungi di Thailand.

Awalnya.

###

Setelah konser yang melelahkan, Offroad berendam malam itu. Membiarkan suhu air yang tinggi memijat seluruh tubuhnya. Lelah itu pasti. Namun, tak ada yang bisa mengalahkan rasa puasnya saat ini.

Lima belas menit cukup untuk Offroad menyudahi acara berendamnya. Tak lama. Offroad memang tidak suka berlarut-larut dalam kenyamanan. Bergegas merebahkan diri di ranjang, karna esok akan kembali menjadi hari yang melelahkan.

Offroad mengecek ponselnya sebelum tidur. Memastikan alarm sudah diaktifkan. Semua sudah menjadi rutinitas. Tak ada yang boleh terlewatkan.

Satu gambar dikirim ke ponselnya. Itu dari Earn.

"Shit", Offroad mengumpat.

Rupanya akun itu belum menyerah. Justru makin menjadi-jadi. Offroad tak mengerti. Apa tujuan sebenarnya dari akun itu. Jika dibiarkan, Offroad khawatir hidupnya akan kembali seperti dua tahun silam.

###

Harusnya Nun memang tak perlu mengkhawatirkan Daou. Meskipun menyebalkan, keprofesionalan Daou tak perlu diragukan. Menahan sakit di kakinya, Daou tetap melenggang dengan mulus. Membuat hampir seratus pasang mata begitu terpesona.

Nun bisa pastikan, masa depan bocah itu begitu terang.

Nun sibuk menerima begitu banyak tawaran pekerjaan. Seperti yang dia duga, Daou tak pernah mengecewakannya. Sepertinya, Nun harus bersikap lebih lembut pada bocah itu. Selama ini, yang dia ingat, dia selalu saja mengomel dan mengomel.

Daou sendiri sudah tertidur lelap di mobil. Dia tak lagi bisa menahan kantuknya. Padahal, perjalanan menuju apartemennya masih sekitar satu jam lagi. Nun tak berniat mengganggunya. Dia sudah janji akan memberi bocah itu hari libur. Bagaimana pun, Nun bukan manager yang tak punya hati. Dia akan tetap memikirkan anak asuhnya tersebut.

Baru saja Nun nampak puas dengan kerja keras Daou, sebuah akun kembali menyulut emosinya. Apalagi kalau bukan Nubdao. Akun itu benar-benar membuat mood Nun jatuh ke dasar. Melirik ke arah Daou yang pulas, Nun tidak tega membangunkannya. Nun sendiri bingung dengan reaksi Daou yang biasa saja. Bocah itu bahkan tak khawatir sedikit pun tentang kariernya. Atau, mungkin Nun yang memang terlalu berlebihan?

###

"DaouOffroad?"

"Iya. Model dan penyanyi. Sama-sama sedang naik daun."

"Ini menarik."

"Mengapa tidak membuat projek untuk mereka? Jelas itu akan menguntungkan."

.

.

.

To be continue....

Shipper (DaouOffroad Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang