'O'

167 25 5
                                    

Offroad menolaknya.

Menolak panggilan Daou malam itu. Juga malam-malam berikutnya.

Berpikir bahwa ini semakin tidak benar.

Ada yang salah.

Ya, ada yang salah!

# # #

Jadwal latihan untuk FM mulai disebar. Nun membaca dengan saksama jadwal yang langsung dikirim dari Tuan Max itu.

Melihat selalu ada nama Offroad yang bersandingan dengan nama Daou, Nun menjadi geram. Kembali mencari konsep FM untuk mencari tau apa fungsi Offroad ada dalam FM itu.

Yang terjadi berikutnya, Nun hampir merobek konsep FM di tangannya.

.

.

.

"Bukannya Phi yang membacanya lebih dulu? Aku hanya mengikuti apa yang Phi katakan," Daou kesal telah dituduh menyembunyikan fakta bahwa ada adegan antara dirinya dan Offroad di FM nanti.

"Aku sudah membacanya. Aku tidak merasa melihat adegan itu," Nun menggaruk kepalanya dengan kasar.

"Itu berkas yang sama. Mana mungkin bisa berbeda?" Daou ngotot. Dia tak ingin disalahkan.

"Kupikir, konsep FM ini akan baik-baik saja. Kulihat si penyanyi itu setuju-setuju saja," Nun makin kesal. "Jangan-jangan, si penyanyi itu yang mengusulkan adegan ini. Iya, pasti. Itu sebabnya dia terlihat tak masalah dengan konsep ini. Ck, pasti dia ingin namanya ikut melejit setelah tau bahwa mini seriesmu begitu sukses."

"Phi!" Daou ingin marah. Tak seharusnya managernya terus berpikiran buruk tentang Offroad.

Tapi, amarah Daou berhenti di tenggorokan.

"Daou. Aku sudah lama berada di dunia hiburan ini. Aku tau orang-orang seperti apa yang ingin jalan pintas untuk bisa kembali populer. Kau ingat kan, Offroad pernah jatuh. Dia pasti tidak ingin jatuh lagi."

# # #

Offroad tidak tau mengapa dia ada di sini. Terduduk diam di dalam mobilnya sambil mengamati gedung tinggi yang ada di depannya. Sambil bersandar pada kursi kemudi, Offroad menghempas napas lelah.

Persiapan konsernya sudah matang. Earn juga sudah siap kembali berlatih di sela syuting series kejar tayangnya. Di lain sisi, FM pun kian dekat.

'Semua akan berjalan lancar, kan?' batinnya bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Kepopuleran yang datang dan pergi begitu saja membuatnya takut menghadapi masa depan.

Offroad terlalu pengecut?

Ya.

Dia tau itu.

.

.

.

Ponselnya berdering kala matanya hampir saja terpejam.

"Ck, dia lagi," nadanya kesal, tapi dadanya berdebar.

"Halo," suara itu masih sama. Teramat ceria di telinga Offroad.

"Hm...," Offroad bukan malas menjawab. Dia baru saja menyadari kalau, bukankah dia sedang menjauhi laki-laki itu?

Bodoh!

"Akhirnya, kau menjawab telponku. Kau terdengar lelah. Sudah di rumah?" jelas Offroad mendengar nada kekhawatiran. Namun, itu justru membuatnya makin gelisah.

"Belum," Offroad mengintip di balik kaca jendela mobilnya. Jalanan masih ramai.

"Masih ada pekerjaan?" suara itu masih mengejar seolah ingin terus ditimpali.

Shipper (DaouOffroad Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang