Pertemuan di hutan ilusi

0 0 0
                                    

Seiring waktu, Ayla dan Kael semakin menyadari bahwa mereka tak hanya terikat oleh takdir yang memanggil mereka untuk melindungi Aethir, tetapi juga oleh perasaan yang tak terucapkan. Setelah mengetahui asal-usul Ayla sebagai keturunan Eleanor, hubungan mereka terasa semakin dalam, seolah takdir memang telah menuliskan bahwa mereka akan bersama.

Namun, kedamaian itu tidak bertahan lama. Suatu pagi, Elara mengirimkan pesan mendesak pada Ayla dan Kael. Di hutan terlarang di pinggiran Aethir, yang dikenal sebagai Hutan Ilusi, terdeteksi adanya pergerakan makhluk kegelapan. Hutan Ilusi adalah tempat berbahaya yang dipenuhi jebakan dan kabut yang membuat siapa pun mudah tersesat. Di sana, batas antara realitas dan ilusi menjadi kabur, dan banyak yang tak pernah kembali setelah masuk ke dalamnya.

“Kita harus pergi ke sana,” kata Ayla tegas saat menerima pesan dari Elara. “Jika ada kegelapan yang muncul di Hutan Ilusi, itu berarti sesuatu yang besar sedang terjadi.”

Kael mengangguk setuju, meskipun ia tampak cemas. “Kita harus berhati-hati. Hutan Ilusi bisa memainkan pikiran kita. Banyak petarung yang pernah kehilangan diri mereka di sana.”

Dengan peralatan mereka dan keberanian yang berkobar, Ayla dan Kael berangkat menuju Hutan Ilusi. Kabut mulai menyelimuti mereka begitu mereka memasuki hutan itu, dan suara-suara aneh bergema di sekeliling, seperti bisikan halus yang mencoba merasuk ke dalam pikiran mereka.

Saat mereka melangkah lebih jauh, tiba-tiba Kael berhenti dan menatap sekeliling, matanya dipenuhi kebingungan. “Ayla, kau dengar itu?”

Ayla memiringkan kepalanya, mendengarkan dengan saksama. “Aku… tidak mendengar apa-apa, Kael.”

Kael mengerutkan kening, tampak gelisah. “Aneh, aku merasa mendengar suara ibuku. Itu suara yang tak mungkin kulupakan… dia memanggilku dari suatu tempat di depan sana.”

Ayla merasakan firasat buruk. Ia tahu bahwa Hutan Ilusi bisa membuat penglihatan dan suara yang berasal dari kenangan paling dalam. “Kael, hati-hati. Hutan ini bisa membuat ilusi berdasarkan ingatan kita. Mungkin suara itu bukan nyata.”

Namun, Kael tampak terhipnotis oleh suara tersebut, melangkah maju seolah terdorong oleh kekuatan yang tak terlihat. Ayla segera meraih tangannya. “Kael! Jangan pergi sendirian.”

Kael tersadar, menatap Ayla dengan tatapan bimbang. “Maaf, Ayla. Hutan ini… ia mencoba membuatku terperangkap dalam ingatan. Tapi aku akan mencoba melawan.”

Ayla menggenggam tangannya erat, memberikan kekuatan. “Kita akan melakukannya bersama. Selama kita tetap saling terhubung, kita bisa melewati ilusi ini.”

Mereka terus berjalan, mencoba mengabaikan bisikan dan penglihatan aneh yang muncul di sekitar mereka. Namun, semakin dalam mereka melangkah, semakin kuat ilusi yang muncul. Ayla melihat bayangan dirinya di masa kecil, ketika ia pertama kali merasa kesepian di dunia manusia. Sementara Kael melihat kenangan-kenangan lamanya saat ia kehilangan orang yang ia cintai.

Akhirnya, mereka tiba di sebuah area terbuka di dalam hutan. Di tengahnya berdiri pohon tua yang tampak berbeda dari yang lain—rantingnya bengkok dan tertutup oleh akar-akar yang menyerupai lengan-lengan bayangan.

“Elara bilang bahwa pohon ini adalah pusat ilusi di dalam hutan,” kata Kael. “Jika kita bisa menghancurkannya, mungkin semua ilusi akan lenyap.”

Ayla mengangguk, mendekati pohon itu dengan hati-hati. Namun, tiba-tiba, bayangan hitam muncul dari balik pohon, menyatu dan membentuk sosok tinggi yang mengenakan jubah hitam. Sosok itu memancarkan aura dingin yang membuat darah Ayla seolah membeku.

“Jadi, kau adalah pewaris Eleanor,” kata sosok itu dengan suara berat dan dingin. “Dan kau…,” ia menatap Kael, “adalah pengikutnya yang bodoh.”

Ayla menatap sosok itu tajam. “Siapa kau?”

“Aku adalah penjaga kegelapan yang tertidur di hutan ini,” jawabnya. “Kalian berani memasuki wilayahku, dan kalian akan menyesal.”

Sosok itu mengulurkan tangannya, dan bayangan dari tanah mulai menjalar dan mengelilingi Ayla dan Kael. Mereka berdua segera bersiap, mengeluarkan cahaya dari tubuh mereka untuk melawan bayangan yang mendekat. Namun, kekuatan kegelapan di hutan ini terasa sangat kuat, dan Ayla mulai merasa sedikit kewalahan.

“Ayla, fokus pada cahaya dalam dirimu,” bisik Kael sambil menggenggam tangannya. “Kita bisa mengalahkannya bersama.”

Ayla memejamkan mata, memusatkan seluruh kekuatannya. Ia merasa kehangatan Cahaya Eleanor dalam dirinya menyala lebih terang, melawan kegelapan yang mendekat. Bersama Kael, mereka menciptakan lingkaran cahaya yang mulai memudar ke arah sosok bayangan itu, mengusir bayangan yang terus mengelilingi mereka.

“Tidak!” teriak sosok itu, merasa tersakiti oleh cahaya yang semakin terang. Ia bergerak mundur, tetapi Ayla dan Kael tidak memberinya kesempatan untuk kabur. Mereka melanjutkan serangan mereka, hingga sosok itu mulai melemah dan akhirnya menghilang dalam kabut.

Setelah sosok itu lenyap, pohon tua di tengah hutan mulai berubah, ranting-rantingnya menjadi hijau, dan aura menakutkan yang melingkupinya perlahan menghilang. Kabut yang menyelimuti hutan perlahan memudar, dan cahaya matahari menembus melalui dedaunan.

“Sepertinya kita berhasil,” kata Ayla dengan napas terengah-engah. Ia merasa lega, tetapi juga kelelahan akibat pertarungan yang baru saja mereka lewati.

Kael tersenyum, menariknya ke dalam pelukan. “Kau luar biasa, Ayla. Bersama, kita bisa mengatasi apa pun.”

Ayla merasakan kehangatan pelukan Kael, dan untuk sejenak, dunia terasa begitu damai. Mereka berdiri dalam keheningan, menikmati momen kedamaian itu sebelum kembali ke Aethir. Ayla tahu bahwa pertarungan mereka mungkin belum selesai, tetapi bersama Kael, ia yakin dapat menghadapi apa pun yang akan datang.

Dalam hati, ia merasa semakin yakin bahwa perasaannya pada Kael bukan hanya sekadar ikatan takdir. Di tengah kegelapan dan cahaya yang berusaha ia jaga, cinta mereka mulai tumbuh, menjadi sumber kekuatan yang tak terpisahkan.

Dengan tekad baru dan rasa cinta yang semakin dalam, Ayla dan Kael berjalan beriringan keluar dari Hutan Ilusi, siap untuk menghadapi tantangan berikutnya yang mungkin menanti mereka di Aethir.

Bersambung~~~

Bumi Aethir { END }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang