S2~Warisan Abadi

1 1 0
                                    

Waktu berlalu dengan tenang di Aethir. Setelah pernikahan Ayla dan Kael, keduanya menjadi simbol harapan dan cinta di negeri itu. Di bawah kepemimpinan mereka, Aethir tidak hanya menjadi negeri yang damai tetapi juga tempat di mana rakyatnya hidup dalam kesejahteraan, berbagi semangat saling menghormati dan melindungi.

Namun, dalam keheningan itu, sebuah pertanda baru muncul. Malam itu, ketika bulan purnama bersinar terang, Ayla kembali bermimpi. Dalam mimpinya, ia melihat Eleanor berdiri di sebuah padang rumput, memegang sebuah gulungan kuno yang bercahaya lembut.

"Ayla," Eleanor berkata lembut, "kau telah menyelesaikan tugasmu dengan baik. Namun, kisah ini belum sepenuhnya selesai. Ada sesuatu yang harus kau temukan, sesuatu yang akan menjadi warisan untuk masa depan Aethir."

Ayla mencoba bertanya lebih lanjut, tetapi sebelum ia bisa berbicara, mimpi itu berakhir. Ia terbangun dengan napas terengah-engah, merasakan denyut aneh di dalam dadanya, seolah-olah sesuatu memanggilnya dari kejauhan.

Kael, yang tidur di sampingnya, segera menyadari kegelisahan Ayla. "Ada apa?" tanyanya, menatap Ayla dengan cemas.

Ayla menceritakan mimpinya, dan Kael mendengarkan dengan seksama. "Mungkin ini adalah bagian dari takdir kita," ujarnya pelan. "Jika Eleanor mengatakan ada sesuatu yang harus kita temukan, maka kita harus mencari tahu."

---

Keesokan harinya, mereka memutuskan untuk mengunjungi perpustakaan kuno di bawah istana. Tempat itu adalah salah satu warisan tertua Aethir, penuh dengan kitab-kitab dan gulungan yang memuat sejarah negeri tersebut. Bersama Elara, yang kini menjadi penasihat utama mereka, mereka mulai menyelidiki apa yang mungkin dimaksud oleh Eleanor.

Setelah berjam-jam mencari, mereka menemukan sebuah gulungan yang sangat tua, tersembunyi di balik rak yang berdebu. Gulungan itu ditulis dalam bahasa kuno yang hanya bisa diterjemahkan dengan bantuan mantra khusus. Ayla mengulurkan tangannya, membaca kata-kata asing itu dengan suara pelan. Saat ia selesai membacanya, cahaya lembut keluar dari gulungan itu, membentuk sebuah peta yang melayang di udara.

"Peta ini menunjukkan jalan menuju sebuah tempat di luar Aethir," kata Elara, menatap peta itu dengan rasa ingin tahu. "Tempat ini tampaknya tersembunyi oleh sihir kuat. Hanya mereka yang memiliki cahaya cinta sejati yang bisa menemukannya."

Ayla dan Kael saling berpandangan. Mereka tahu bahwa ini adalah perjalanan lain yang harus mereka tempuh.

---

Perjalanan menuju tempat itu membawa mereka melewati lembah-lembah tak dikenal, hutan-hutan magis, dan pegunungan yang menjulang tinggi. Di setiap langkah, mereka menghadapi tantangan yang menguji keberanian dan kepercayaan mereka satu sama lain. Namun, setiap rintangan hanya membuat mereka semakin yakin akan kekuatan cinta mereka.

Setelah berhari-hari berjalan, mereka akhirnya tiba di sebuah kuil tua yang tersembunyi di antara tebing-tebing tinggi. Di dalam kuil itu, mereka menemukan sebuah altar yang dihiasi dengan simbol-simbol kuno. Di atas altar, terdapat sebuah kristal besar yang berkilauan seperti bintang.

Ketika Ayla dan Kael mendekat, suara lembut Eleanor terdengar di ruangan itu, meskipun sosoknya tidak terlihat.

"Kalian telah menemukan Warisan Abadi," katanya. "Kristal ini menyimpan kekuatan cinta dan cahaya yang tak akan pernah padam. Ini adalah simbol dari keberanian kalian, perjuangan kalian, dan cinta yang telah menyelamatkan Aethir. Warisan ini akan menjadi pelindung bagi negeri ini, memberikan harapan bagi generasi mendatang."

Ayla dan Kael menyentuh kristal itu bersama-sama, dan seketika mereka merasakan energi hangat mengalir ke tubuh mereka. Cahaya dari kristal itu menyelimuti mereka, menyatukan cinta dan kekuatan mereka ke dalam satu energi yang abadi.

---

Ketika mereka kembali ke Aethir, kristal itu ditempatkan di pusat istana, menjadi sumber cahaya yang tak pernah redup. Rakyat Aethir berkumpul untuk melihatnya, merasakan kehangatan dan kedamaian yang dipancarkan oleh kristal itu.

Ayla berdiri di samping Kael, memandangi rakyat mereka dengan senyum penuh kebanggaan. "Warisan ini bukan hanya milik kita," kata Ayla. "Ini adalah milik semua orang yang percaya pada cinta, keberanian, dan harapan. Selama kita menjaga nilai-nilai itu, Aethir akan selalu menjadi tempat yang damai dan penuh cahaya."

Kael menggenggam tangan Ayla, merasakan kebahagiaan yang mendalam. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka telah membawa perubahan besar bagi Aethir, dan warisan mereka akan dikenang selamanya.

---

Di bawah langit yang dipenuhi bintang, Ayla dan Kael kembali ke taman istana. Mereka duduk berdampingan, memandangi kristal yang bersinar di kejauhan.

"Ayla," kata Kael, suaranya penuh kasih, "perjalanan kita mungkin penuh dengan tantangan, tapi aku tahu bahwa selama kita bersama, tidak ada yang tidak bisa kita hadapi."

Ayla tersenyum, menyandarkan kepalanya di bahu Kael. "Dan aku tahu bahwa cinta kita akan selalu menjadi cahaya di tengah kegelapan."

Malam itu, di bawah sinar bulan dan kristal abadi, mereka berdua merasa yakin bahwa cinta mereka bukan hanya sebuah cerita, tetapi sebuah warisan yang akan hidup selamanya.

Bersambung~~~

Bumi Aethir { END }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang