Malam semakin larut, namun Ayla tidak bisa tidur. Pertemuannya dengan Kael terus membayang di benaknya, seakan-akan semua hanya mimpi yang begitu nyata. Saat ia berbaring di ranjangnya, memandang langit-langit kamarnya yang tenang, pikirannya berputar-putar dengan pertanyaan tentang siapa Kael sebenarnya dan apa maksud dari dunia asing yang disebut Dimensi Aethir.
Keesokan paginya, matahari bersinar cerah di balik jendela kamar Ayla. Dia duduk di depan cermin tua yang selalu ada di kamarnya sejak kecil, sebuah benda yang diwariskan dari neneknya. Cermin itu punya ukiran rumit di bingkainya, yang berbentuk seperti bunga dan bintang-bintang kecil. Ayla merasa, sejak kecil, cermin ini memiliki sesuatu yang aneh, seolah menyimpan cerita tersendiri. Namun, hingga kini, dia tak pernah menemukan apapun yang istimewa dari benda itu.
Saat sedang menyisir rambutnya, tanpa sengaja, jemarinya menyentuh sebuah titik kecil di bagian bawah cermin. Tiba-tiba, ukiran pada bingkai itu bersinar lembut, mengeluarkan cahaya yang mirip seperti cahaya yang ia lihat di hutan malam sebelumnya. Ayla terkejut, namun ia tidak bisa memalingkan pandangan. Perlahan, cermin itu mulai bergetar, dan bayangan di dalamnya berubah menjadi sesuatu yang lain.
“Apa yang terjadi…?” bisik Ayla, setengah ketakutan, setengah penasaran.
Di dalam cermin, ia melihat gambaran lain—hutan Everia, tempat ia bertemu Kael, muncul dengan jelas. Kemudian, tampak sosok Kael yang berjalan menyusuri hutan, seakan sedang mencari sesuatu. Ayla mencoba memanggil namanya, tetapi tentu saja, suara tidak bisa melewati cermin.
Tiba-tiba, Kael menoleh, seolah merasakan kehadiran Ayla. Ia menatap langsung ke arah cermin, dan entah bagaimana, tatapannya bertemu dengan mata Ayla.
“Ayla…” Kael berbisik, suaranya terdengar samar namun nyata. “Kamu bisa melihatku?”
Ayla tersentak. “Kael! Apa yang terjadi? Kenapa aku bisa melihatmu di cermin ini?”
Kael tampak terkejut sesaat, namun kemudian tersenyum. “Itu adalah cermin tua dari Dimensi Aethir. Nenekmu, Eleanor, berasal dari sana. Dia adalah salah satu penyihir besar yang menjaga keseimbangan antara dunia kita dan dunia manusia. Mungkin… darahnya yang mengalir dalam dirimu membangkitkan kekuatan cermin itu.”
Ayla tidak percaya apa yang baru saja didengarnya. Neneknya, seorang penyihir? Dia bahkan tidak pernah mendengar cerita tentang Dimensi Aethir dari keluarganya. Namun, dalam hatinya, dia merasa seolah-olah potongan-potongan puzzle ini mulai saling melengkapi.
“Jadi… cermin ini bisa menunjukkan dunia lain? Dimensi Aethir?” tanya Ayla dengan suara yang gemetar.
“Benar,” jawab Kael. “Tapi itu bukan sembarang cermin. Ini adalah salah satu dari tiga Cermin Takdir, benda kuno yang digunakan untuk menjaga hubungan antara dimensi kita. Nenekmu mungkin menyimpan cermin ini sebagai perlindungan agar kamu bisa memahami takdirmu suatu hari nanti.”
“Takdirku…?” Ayla merasa seperti tenggelam dalam lautan misteri. “Lalu, apa yang harus kulakukan sekarang?”
Kael menatap Ayla dengan penuh kelembutan. “Aku tak bisa menjawabnya. Takdirmu adalah sesuatu yang hanya bisa kau temukan sendiri, Ayla. Tapi aku membutuhkan bantuanmu. Dunia kami di ambang kehancuran. Bayangan kegelapan telah menyelimuti tanah kami, dan hanya kekuatan dari dua dunia yang bisa mengusirnya. Aku merasa, entah bagaimana, kamu adalah kunci dari semua ini.”
Ayla menarik napas dalam-dalam. Segala sesuatu yang terjadi begitu cepat, dan dia belum sepenuhnya memahami apa yang dimaksud Kael. Tapi melihat tatapan pria itu, ada sesuatu dalam hatinya yang membuatnya ingin mempercayainya. Meski baru bertemu, Ayla merasa ada ikatan kuat yang menghubungkan mereka.
“Aku akan membantumu, Kael,” katanya akhirnya. “Apapun yang bisa kulakukan, aku akan berusaha.”
Kael tersenyum lega, dan ia mengulurkan tangan ke cermin, seakan ingin menyentuh Ayla. “Terima kasih, Ayla. Kau tidak sendiri dalam perjalanan ini. Aku akan selalu berada di sisimu, bahkan jika kita terpisah oleh dimensi.”
Ayla mengulurkan tangannya, menyentuh permukaan cermin. Untuk sesaat, ia merasa hangat dan damai, seolah-olah tangan Kael benar-benar berada di sana, menggenggamnya. Namun, tiba-tiba, bayangan di cermin berubah menjadi gelap, dan suara tawa jahat menggema.
“Akhirnya aku menemukannya… pewaris Eleanor.”
Ayla terkejut. Ia menarik tangannya, dan bayangan Kael menghilang, digantikan oleh wajah lain yang menakutkan—wajah seorang pria tua dengan mata merah yang memancarkan kebencian.
“Siapa kau?!” teriak Ayla, ketakutan.
Pria itu hanya tertawa dingin. “Aku adalah yang akan membawa kehancuran pada Dimensi Aethir, dan dunia manusia akan menjadi tujuan selanjutnya. Bersiaplah, pewaris Eleanor. Kita akan segera bertemu.”
Setelah berkata demikian, bayangan pria itu menghilang, meninggalkan cermin kosong. Ayla terengah-engah, dadanya berdebar kencang. Dia tidak tahu siapa pria itu, tetapi firasatnya mengatakan bahwa ini adalah awal dari sebuah bahaya besar.
Kini, Ayla menyadari bahwa dirinya bukan lagi gadis biasa. Dunia lain memanggilnya, sebuah petualangan besar telah menantinya. Dengan keberanian yang timbul di hatinya, Ayla tahu, dia harus menemukan jawaban atas rahasia di balik cermin itu—dan dirinya sendiri.
Bersambung~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi Aethir { END }
Любовные романыAwal mula kisah cinta dan petualangan Ayla dan Kael di antara dua dunia yang saling terhubung oleh takdir, Dunia magis yang penuh misteri dan ancaman, Namun juga berisi harapan dan cinta yang tak terkalahkan. 🔸🔸🔸 [ Season 1 Selesai ] 📍 [ Season...