Part 48 (Lamaran)

13 5 2
                                    

۞﷽۞

☼︎ اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ☼︎

   Di ruang tamu ndalem Ummi Rafizah dengan ketiga anaknya sedang berkumpul.
"Ummi mau bilang sesuatu kepada Afiqa dan Mirza," ujar Ummi Rafizah.

"Mau bilang apa mi?" tanya Mirza.

"Ummi mau bilang jika bang Zabir sudah melamar Farah."

"A-pa?" kaget Mirza.

"Sejak kapan bang Zabir melamar ustadzah Farah?" tanya Mirza.

"Sudah lama," jawab Zabir dengan wajah datarnya.

"Kok Mirza tidak tahu."

"Sengaja abang tidak beritahu, karena lamarannya belum tahu di terima atau di tolak."

"Kenapa gitu?"

"Karena Farah butuh waktu untuk menjawabnya."

"Terus abang beri waktunya berapa lama?"

"Abang lamar dia sebelum abamg berangkat ke Mesir. Karena dia belum bisa menjawab, abang beri dia waktu sampai abang pulang dari Mesir."

"Lama banget."

"Ih, suka-suka abang lah."

"Sekarang abang sudah pulang dari Mesir, ustadzah Farah udah beri jawabannya belum?"

   Mendengar pertanyaan adiknya itu, wajah Zabir berubah menjadi lesu.

"Dari segi wajah abang, sepertinya lamarannya di tolak," tebak Mirza.

"Kaciaaaan," ledek Mirza.

"Siapa bilang di tolak," sela Afiqa.

"Terus kenapa wajah bang Zabir seperti tanaman yang hidup segan mati tidak mau?"

"Kak Farah itu belum jawab lamaran bang Zabir. Jadi bang Zabir belum tahuapakah lamarannya di terima atau di tolak."

"Ouh."

"Kenapa tidak abang tanya ustadzah Farahnya?" tanya Mirza.

"Abang bingung gimana mau nanyanya. Setiap dia ketemu abang dia selalu lari dan menghindar dari abang. Kata ummi juga dia tidak ada ke ndalem semenjak abang pulang dari Mesir. Kata Afiqa juga, dia mulai menghindar dan mejauhi Afiqa."

"Ouh, pantasan abang lesu."

"Kalau begitu panggil saja Farah ke ndalem," sela Ummi Rafizah.

"Afiqa, tolong panggilan Farah ke sini ya nak," pinta Ummi Rafizah.

"Tapi mi, jika Afiqa yang memanggilkannya pasti kak Farah tidak akan mau."

"Kalau begitu Mirza," ucap Ummi Rafizah.

"Mirza mana bisa mi. Ustadzah Farah iti perempuan, sedangkan Mirza ini laki-laki. Jadi Mirza tidak bisa memanggil ustadzah Farah. Karena tidak boleh laki-laki memasuki kawasan perempuan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Takdirku Di Pesantren [BERSAMBUNG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang