Part 44 (Ridho Guru)

12 2 0
                                    

۞﷽۞

☼︎ اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ☼︎

   An-nisa mulai merasakan tubuhnya sudah enakan, ia pun berpamitan dengan Ummi Rafizah dan Afiqa. "Syukron ya ummi dan ka Afiqa, karena semalam telah merawat ana saat sakit" ucap An-nisa.

"Sama sama"

"Ana balik ke kamar asrama ya ummi, kak"

"Na'am"

"Banyak banyak istirahat ya An-nisa, jangan terlalu capek" pesan Afiqa.

"In syaa allah kak"

"Ana pamit ya, assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"

   Sesampai di gerbang asrama, ada Ara yang berdiri menunggu dirinya. "Heh anti, kemari!"

   An-nisa pun mendekati Ara, "Ada apa ukhti?"

"Semalam anti kemana aja?"

"Ana semalam sakit, jadi-"

"Jadi di bawa ke ndalem, terus di rawat dan di jaga oleh Ummi Rafizah dan Ning Afiqa kan?" potong Ara. An-nisa hanya tertunduk diam mendengar itu.

"Spesial banget anti jadi santri di sini, kami sebagai abdi ndalem saja tidak pernah di buat gitu"

"Tidak ukhti, semalam ana pingsan jadinya di bawa ke ndalem. Ana juga mau balik ke kamar asarama, tapi di larang oleh Ummi dan Ning Afiqa"

   Ara tersenyun sinis, "Ibu dan kakaknya sudah berhasil anti ambil hatinya, sebentar lagi anak dan adiknya"

"Maksudnya ukhti?"

"Tidak perlu pura pura tidak tahu An-nisa. Kamu mau mengambil hatinya gus Mirza kan? Jadi sebelum mengambil hatinya gus Mirza, anti ambil hati ibu dan kakaknya dulu"

"Astaghfirullah, tidak begitu ukhti"

"Ana tidak percaya, anti kira ana percaya?" An-nisa pun di tarik oleh Ara denga paksa dan kuat. "Kita mau kemana ukhti?"

"Anti lihat saja nanti"

"Ukhti pelan pelan, tangan ana sakit ukhti tarik begini"

"Ana tidak perduli"

   Ternyata ada yang melihat kejadian itu, orang yang melihat itu pun menolong An-nisa. "Ara, lepaskan!" perintah orang tersebut.

   Ara terkejut, segera ia melepaskan tangan An-nisa, "U-ustadzah Farah"

"Anti kenapa tarik tarik An-nisa seperti tadi?" tanya ustadzah Farah.

"Tolong ustadzah jangan salah faham dulu. Apa yang ustadzah lihat tidak seperti yang ustadzah fikirkan"

"Tidak bagaimana? Jelas jelas anti tadi menariknya dengan paksa"

"Anti fikir, ana dari tadi tidak memperhatikan kalian berdua?" tanya ustadzah Farah.

"Sekarang anti ikut ana ke ndalem"

Takdirku Di Pesantren [BERSAMBUNG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang