10. To : You

1.3K 121 17
                                    

.






.




.


.

Engfa

Aku mengenal Faye sepuluh tahun yang lalu.

Awal aku bertemu dengannya saat usia kita masih lima belas. Dia memulai debutnya di perusahaan kami. Terdengar lucu ketika misi pertamanya sebagai pembunuh bayaran adalah justru melakukan penyelamatan. Ya, hari itu dia datang untuk menyelamatkan nyawaku setelah berminggu-minggu tersekap di dalam bunker tua.

Dengan tubuh kurusnya dia menggendongku di punggungnya. Berlari sebisanya meninggalkan tempat itu. Melewati selusin penjaga yang sudah tergeletak menjadi mayat di sepanjang lorong bunker. Apa dia yang membunuh mereka sendirian?

Tepat saat kita berhasil keluar, aku mendengar suara gemuruh di dalam sana, di susul ledakan juga kobaran api yang menyulut sampai mulut bunker. Faye dan aku jatuh tersungkur setelah melompat menghindari ledakan. Sangking kuatnya ledakan, aku bisa merasakan tanah bergetar. Bersama kobaran api yang menyala-nyala di pantulan mataku, aku menatap ngeri ke arah mulut bunker. Telat sedetik saja aku pasti sudah terpanggang di dalam sana. Untungnya tanpa babibu Faye langsung menggendongku keluar.

Dia lalu mengulurkan tangannya di depan wajahku. Mengalihkan perhatian sekaligus rasa takutku. Aku masih ingat betul tatapan matanya saat itu, begitu dalam dan teduh. Sesaat berlalu aku membalas uluran tangannya. Dia menarik ku dan membantuku berdiri.

Mungkin Faye lebih tinggi beberapa senti dariku. Melihat bagaimana aku harus sedikit mendongak untuk bisa menatap langsung ke matanya. Penampilan lusuh, rambutnya kusut tak terawat, juga luka lebam ungu kebiru-biruan di wajahnya. Tanpa sadar tanganku terangkat menyentuh pipinya. Itulah detik-detik paling mendebarkan di dalam hidupku karena aku baru saja jatuh cinta.

Cinta yang tidak akan pernah terbalas. Walaupun setiap hari kita hampir selalu bersama, namun caranya melihatku tidak pernah berubah. Sejak awal Faye hanya menganggap ku majikan yang harus di layani. Tanpa mau melibatkan perasaan seperti yang selalu aku usahakan, apapun yang dia lakukan untukku semata-mata hanya demi menuntaskan tugasnya. Sedangkan aku, dia sudah ku anggap sebagai sahabat sekaligus orang terkasih yang paling aku percaya.

Hidup sebatang kara juga merasakan kesepian yang sama ternyata tak cukup membuat Faye menyerahkan hatinya. Aku memang bisa dengan mudah memiliki raganya tapi aku tidak akan pernah bisa menyentuh perasaannya.

Sampai suatu hari perempuan itu datang.

Untuk pertama kalinya aku melihat sorot mata Faye yang berubah. Dia bisa menampakkan ekspresi wajah yang tak pernah ku lihat sebelumnya. Bagaimana dia bisa memberinya senyum lembut.

Aku tahu kalau dia sedang jatuh cinta. Ya, mereka saling jatuh cinta.

Kehadirannya tidak hanya membuat Faye semakin menjauh dariku tapi rekrutan baru dari perusahaan itu juga mengganggu kinerjanya. Aku tidak menampik kalau aku cemburu namun ada hal lain yang membuatku resah. Firasatku mengatakan kalau dia adalah perempuan licik dan hanya berniat memanfaatkan Faye. Karena itu ingin sekali menyingkirkannya.

Setiap manusia memiliki topengnya masing-masing. Kau tidak akan bisa benar-benar menunjukkan wajah aslimu pada orang lain. Pasti ada kelemahan yang ingin di sembunyikan dan berupaya lebih menonjolkan kelebihan, walaupun itu harus dengan kebohongan.

...




"Jangan coba-coba berani menyentuhnya lagi," dengan intonasi rendah Faye memberi peringatan. "Aku tidak akan membiarkanmu melakukan hal yang sama pada Yoko."

FIREFLIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang