Merelakan

31 3 0
                                        

"Gue udah tau dari awal kalau Raka pelakunya tapi gue milih biar Khalisa tau sendiri."

Bagas menyalakan rokoknya duduk di samping Gilang yang berkali - kali mengecek ponsel.

"Fara ngancem gue gas."

"Ngancem gimana?"

"Dia mau bilang ke lu kalau dia hamil anak gue."

"Lah terus?"

"Karena lu kan taunya gue udah mati dia mau minta tanggung jawabnya ke lu, ga nyambung emang kocak dia."

"Ya iyalah apa urusannya sama gue. Gila!"

"Gini gas , dia hampir aja mau ketemu nyokap lu untungnya gua tahan dengan syarat gue ga boleh biarin lu nikah sama Khalisa."

"Ga bisa! Ngapain dia ngatur hidup gue?! Sini suruh ngadepin gue langsung gue cacah dia. Ga peduli mau dia cewek kek!"

"Tahan gas.... Tahan.... kita berpikir dengan hati yang tenang."

"Lu juga bego segala kalah sama gue lawan balik kek, lemah!"

"Gue capek njir di kerjain duluan sama Raka. Lu ga tau kan?"

"Kerjain apaan?"

"Katanya Khalisa mau ngomong penting ke gue tapi nungguinnya di cafe Lavanya."

"Si goblok hahaha... Cafe Lavanya udah beda kota, terus lu samperin?"

"Iya lah. Demi Khalisa gue pikir ini beneran kali aja gitu Khalisa nembak gue."

"Pala lu!"

"Capek woyyy gue di prank sampe sono malah tutup cafenya. terus di chat tiba - tiba sama lu suruh ke markas. Bolak balik udah habis tenaga gue, kalah lah sama lu!"

"Bodo ah. Males gue lu kalau masalah cewek langsung bego."

"Itu kan karena gue sayang Khalisa."

"Ga ada! Itu Khalisa gue!"

"Tarung lagi aja yok!"

"Males ah ntar lu mati lagi."

"Bego."

Disaat mereka berdua lagi asik ngobrol Raka datang diantara mereka. Memberanikan diri menjelaskan atas apa yang sebenarnya terjadi dan mengaku salah sekaligus menyesal.

Dia bodoh karena terlalu cinta pada Laras tapi Laras justru meninggalkannya.

Raka lebih memilih teman. Menurutnya teman adalah segalanya. Tanpa teman dia kesepian beda dengan pacar.

Bagas yang awalnya sudah gemas ingin menonjok Raka , Gilang menahannya.

Raka , Gilang dan Bagas saling memaafkan satu sama lain.

Oh ya soal rebutan Khalisa gimana?

"Gue udah jadian sama Khalisa jadi lu ga usah berharap lebih Lang. Cari aja yang lain kan lu ganteng banyak juga degem lu."

"Wih apa tuh degem?" Raka ikut penasaran dengan sebutan baru dari Bagas.

"Dedek gemes norak!"

"Santai aja sih." Raka cemberut.

"Berharap doang gapapa kali gas ga bayar ini terus ga ngerugiin lu sama Khalisa kan?"

"Iya sih."

"Ya udah gue cabut pulang ya."

"Mau kemana lu?"

"Mau mandi. Mau ikut lu?"

"Idihhh gue masih normal kali." Bagas bergidik ngeri.

"Gue abis di tonjok bokap gue gas gara - gara si pea Gilang."

"Hah? Kok bisa?"

"Khalisa bilang ke nyokap bokap. Gue di abisin."

"Di apain aja lu?" Gilang ga jadi pulang.

"Lu mah kalau soal gue di siksa seneng banget sampe ga jadi pulang."

"Tau lu. Pulang sana!" Raka emosi.

"Yaelah lagi seru juga. Ayo lanjut ka."

"Gue di bag bug sama bokap. Abis pokoknya gue. Di suruh bersihin gudang, di sita motor gue. Lah gue ke sekolah naik bus uang jajan gue juga di batesin cuma boleh bawa 10 ribu. Lu bayangin 10 ribu buat apaan aja???"

Bagas dan Gilang lirik - lirik di lanjut oleh tertawa mereka yang tampak puas melihat temannya di hukum.

"Hahahaha sukurin lu. Lagian parah banget palsuin kematian orang pake segala bikin kuburan boongan biar apa coba?"

"Lu nyumpahin temennya mati. Lu kalo mati gue lempar ke kali."

"Cukuppppp! Ga cuma itu aja. Khalisa ngomel terus nyuekin gue. Lebih parahnya dia bakar baju kesayangan gue. Gue kok di giniin banget ya padahal gue abangnya bukan lu Lang!"

"Khalisa lebih sayang ke gue lah bukan lu."

"Lebih sayang ke gue!"

"Ke gue!"

"MAS RAKAAA PULANG!!!" Khalisa meneriaki kakaknya yang sedang adu mulut di rumah Bagas.

Lemparan sendal maut dari Khalisa melesat tepat jatuh ke kepala Raka.

Raka diam tanpa komentar mengambil kembali sendal adiknya dan tanpa berpamitan.

"Kalian lihatin apa?"

"Ga kok. It-itu lihat cicak kok aktif banget ya makan laron."

"Maklum abis hujan banyak laron dateng tuh seneng sama lampu."

"Mas Raka ga boleh main sama kalian lagi! Mas Raka gue kurung di kamar!"

"Eh kok kita juga kena sih Lang?"

"Lah ga tau njir itu kan pacar lu. Galak bener."

"Pantesan chat gue ga di bales dari tadi. Barusan di blok huaaaaaa Lang tolongin gueeee.... Si Raka ngapain coba maen kesini segala! Jadi hubungan gue yang kena."

"Yang sabar ya cup cup cup..."

Pada intinya mereka bertiga bisa bodoh dikarenakan cinta.

Kabarnya Laras sudah mengambil keputusan tidak mau lagi berurusan dengan Raka dia sudah sangat kecewa. Sudah di selingkuhin. Laras memilih untuk menyendiri demi kesehatan mentalnya. Agar tidak menganggu masa ujiannya menuju kelulusan.

Terus kalau Laras lagi fokus sama ujian kelulusan bagaimana dengan trio cogan?

Seperti biasa mereka bertiga masih nyantai. Gilang yang lumayan fokus tapi sama aja masih terpengaruh ajakan sesat dari Raka maupun Bagas.

Khalisa tidak berhenti ngomel ke Raka dan Bagas. Kalau Gilang? Jangan dong nanti Bagas cemburu.






Nantikan episode terakhir dari aku yaaaaa....!!!






Strict Parents Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang