" Darah di balas darah, nyawa di balas nyawa, dan kehancuran di balas kehancuran. " Nazea & Nazia.
" Silahkan balas dendam, namun jangan libatkan perasaan. " Shaka & Alfan.
Bagaimana jadinya jika dua orang gadis kembar tenyata memiliki hubungan ra...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Celana lu merah, lagi mens? "
Membalikan tubuhnya kaget, Zea menatap tajam Shaka. Lelaki itu tampak biasa saja seolah perkataannya tidak terlalu penting juga. Tidak menjawab Zea memilih pergi ke kamarnya untuk ganti, di ikuti Shaka yang juga akan pergi ke kamarnya.
☆
Shaka baru saja merebahkan dirinya di kasur. Waktu yang semakin larut juga tubuhnya yang lelah membuat ia ingin segera menuju ke alam mimpinya. Sebuah panggilan telepon yang tiba-tiba berhasil membuyarkan Shaka yang sudah hampir terlelap. Ia mengerutkan keningnya bingung melihat siapa nama pengguna itu.
" Kenapa? "
"... "
" Gue mau tidur."
"... "
" Pembalut? lu yang bener aja Zea?"
"... "
" Bodoamat gue mau tidur. "
Secara sepihak Shaka mematikan telponnya. Membiarkan Zea yang kebingungan di sana. Ia bangun kembali dari tidurnya, mengambil satu hoodie juga kunci mobil. Shaka hanya sedikit kasihan jika harus membiarkan Zea yang butuh pertolongan. Ingat hanya kasihan.
Menuruni mobilnya Shaka masuk ke dalam minimarket. Lelaki itu menaikan kupluk hoodienya takut ada orang yang mengenali. Dengan sedikit was-was Shaka mendekati rak yang berisi roti-roti itu. Matanya menelisik mencari barang yang akan ia beli. Menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia bingung sendiri melihat banyaknya merk yang berbeda.
Shaka terdiam beberapa menit, memandangi rak-rak yang tersusun rapi itu. Mungkin satu-satunya cara adalah menelpon Zea, meminta gadis itu yang memilihnya sendiri. Belum sempat menelpon, salah satu pegawai menghampiri Shaka.
" Permisi mas, ada yang bisa saya bantu? " Tanya ramah pegawai itu.
" Saya nyari i-itu" Shaka menjawab dengan pandangannya yang mengarah pada rak.
Seolah paham pegawai itu tersenyum ramah.
" Boleh mas mau cari merk apa? "
" Apa saja. "
" Baik, untuk ukuran? "
" Buat orang dewasalah mba. " Pegawai itu sedikit terkekeh mendengar jawaban dari Shaka.
" Maksud saya mau ukuran 290? 350? atau 420? "
" Saya ga tau, apa saja" Jawabnya datar.
" Satu lagi mas, yang ada sayapnya atau tidak? " Lagi Shaka hanya diam.