tiga belas (+)

2.3K 88 8
                                    


BAB 13 (+)

Pukul delapan pagi, dua orang berbeda jenis kelamin tersebut masih berada diatas ranjang, dengan tubuh saling menghangatkan. Keduanya menghabiskan pergulatan ranjang semalam hingga pukul tiga pagi. Rosela sudah meminta berhenti namun Luke masih gila menggempur dirinya hingga pagi. Sepanjang tubuh mereka penuh dengan bau percintaan. Bahkan Luke mendapat beberapa bekas luka karena Rosela. Pria itu tak masalah, Luka yang diperoleh tak sebanding dengan kenikmatan yang ia dapat dari Rosela.

Pria itu membuka matanya, wajah Rosela masih terpejam dalam dekapannya. Ia melihat banyak bercak merah hasil karyanya pada tubuh depan wanita itu. Kini Rosela sudah sepenuhnya menjadi wanita berkat Luke. Menghirup wangi Rosela pagi ini, kenapa masih terasa menggelitik di hidungnya. Wangi mawar menguar dari tubuh wanita itu. Apa Rosela melakukan mandi mawar, hingga wanginya masih menempel meski mereka telah bergulat keringat bersama.

Wajah ini, semalam menjerit penuh kenikmatan. Rosela dipaksa mengimbangi nafsu Luke yang seperti kuda jantan. Luke masih mengingat setiap rasa lekuk tubuh Rosela. Gila, ia ingin kembali meneguk dahaga. Ingin kembali membenamkan kejantanannya pada lembah hangat Rosela.

Jemari Luke terangkat mengusap bibir Rosela yang memerah alami. Tubuh keduanya masih tanpa balutan apapun. Hanya tertutup oleh selimut hingga dada. Luke bisa melihat dada Rosela yang mencoba menyembul keluar. Luke mendekatkan wajahnya, mencuri ciuman pada bibir pink tersebut. Kenapa rasanya sangat manis. Ia mengangkat tangannya meraih tengkuk Rosela. Memperdalam ciumannya menjadi lumatan. Menikmati lembut bibir wanita itu, terdengar lenguhan dari bibur Rosela. Luke melepas ciumannya setelah ia puas.

Kegiatan tersebut mengusik tidur Rosela. Ia mulai mengerjapkan mata, mencoba meraih kesadarannya. Tangannya mengucek mata yang memberat tersebut. Kini ia sadar sepenuhnya, Rosela menatap Luke yang tersenyum miring padanya. Pria itu berada disampingnya. Tunggu, ia merasakan lengan seseorang membelit pinggangnya. Kenapa terasa hangat tanpa pembatas. Rosela mengerjap berulang, bersamaan dengan ingatan yang silih berganti berdatangan.

Rosela juga menyadari tubuhnya telanjang penuh. Ia menatap Luke dengan tak percaya, mereka berdua melakukan hubungan gila itu semalam.

"Kenapa? Merasa menyesal karena bukan Roman yang kamu lihat ketika bangun dalam keadaan telanjang."

"Kamu gagal menghancurkan hubungan Amary. Kamu juga gagal merebut Roman. Kini aku yang menang, karena berhasil mengambil keperawananmu. Rencana murahanmu berhasil aku gagalkan, Rosie." Luke mencibir Rosela penuh dengan kepuasan. Ia berhasil merebut milik Rosela. Menikmati setiap teguk cairan wanita itu. Bergulat dengan kepuasan penuh akan Rosela.

Luke membelai wajah Rosela, "Mulai sekarang kamu dalam kendaliku, Rosie."

Rosela menepis tangan Luke. Ia menatap Luke dengan penuh benci.

"Minggir pria brengsek, gue mau balik!" Bentak Rosela. Ia muak dengan wajah kemenangan Luke.

Tangan Luke semakin melingkar kuat pada pinggang Rosela saat wanita itu akan beranjak pergi.

"Tidak semudah itu Rosie. Mari bermain lagi sebelum pergi dari sini. Aku ingin kamu mendengar jeritan kenikmatan dari permainan pria brengsek ini."

"LEPASIN GUE SIALAN!"

Luke membalik keadaan Rosela. Ia menarik pinggul Rosela naik, wanita itu mencoba berontak menyingkirkan dirinya dari atas. Namun gagal, Luke memiliki tenaga yang lebih besar. Pria itu dalam sekali dorongan berhasil menenggelamkan kejantanannya pada inti Rosela. Membuat wanita itu menjerit kesakitan.

"Akh! Sakit uhk...." Rosela merasa intinya yang masih kering terpaksa menelan milik Luke. Rasanya sakit dan penuh, ia mencoba merangkak kedepan berharap benda besar itu lepas. Luke kembali memegang kuat pinggulnya.

Rosela (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang