tiga

943 49 0
                                    

Bab tiga

Apa Rosela belum memberi tahu diantara keluarga Amaryllis yang menerimanya, ada satu orang yang paling membencinya diantara keluarga Canavaro. Pria yang saat ini duduk bersebrangan dengannya, lengkap dengan tatapan dingin seperti biasanya.

Pria berusia 29 tahun itu, menatap Rosela dengan tak suka. Mungkin jika tatapan itu bisa bertindak, Rosela sudah ditelan dan dikunyah mentah-mentah oleh pria itu. Dia adalah Tuan Muda Luke Riego Canavaro. Pria yang sejak perkenalan pertama membenci Rosela yang berteman dengan saudarinya-Amaryllis. Luke juga adalah pria yang sama, yang menatap dirinya dengan dingin di resto. Kebencian Luke pada Rosela mungkin sudah ditahap ingin membunuh tapi ada hukum yang harus dipatuhi.

Rosela sudah tau apa penyebab Luke tak menyukainya. Seperti biasa, orang-orang kaya membenci orang miskin seperti dirinya. Ia pasti terlihat memanfaatkan Amaryllis dalam pertemanan mereka. Meski memang benar sedikit banyak Rosela diuntungkan dalam pertemanan mereka. Rosela akan menerima pemikiran Luke tersebut.

"Rose, udah lama gak mampir. Kamu sehat, kan?" Tanya Liliana Canavaro - ibu dari dua bersaudara Canavaro tersebut. Wanita itu selalu menyambutnya dengan ramah, tak ada tatapan benci saat melihat Rosela. Membuat Rosela menyukai Liliana, ia jadi memiliki sosok ibu dalam bayangan Liliana.

"Sehat, Tante. Rosela sibuk kerja, jadi jarang mampir." Rosela balas tersenyum pada Liliana. Ia menyukai Liliana, wanita lemah lembut itu membuat Rosela tau bayangan kasih ibu sepanjang hidup.

"Kamu pasti capek, padahal Tante udah tawarin berulang kali buat kerja di butik Tante aja. Kamu gak perlu capek kerja fisik," balas Liliana. Ia merasa kasihan dengan hidup teman putrinya itu. Gadis itu selalu menolak pertolongannya. Padahal ia tulus, namun Rosela tetap teguh untuk berdiri di kakinya sendiri.

"Nanti kamu bungkus aja makanan kita, buat besok makan tinggal diangetin." Timpal suara dari kepala keluarga Canavaro. Siapa lagi jika bukan Morvan Canavaro, ayah yang juga kepala keluarga yang penuh kasih sayang. Sudah Rosela katakan jika keluarga Canavaro sangat baik padanya. Ia terkadang malu akan rasa irinya yang muncul bak manusia tak tau diri.

"Iya, nanti bungkus aja," timpal Liliana penuh semangat.

"Ayo makan," sahut Luke yang terlihat muak dengan tindakan keluarganya, terlalu memanjakan gadis yang bahkan bukan siapapun bagi mereka.

"Benar, pasti Rose udah lapar. Kasian dia, Mama Papa kebanyakan bicara. Tenang aja nanti Amary bantuin bungkus makanannya," timpal Amaryllis yang juga antusias.

"Hahaha, maafin Om sama Tante. Ayo makan, makan yang banyak. Gak usah sungkan disini," ucap Morvan, mengawali makan malam keluarga Canavaro.

Tanpa mereka sadari Luke terus menatap Rosela dengan benci. Tindakan orang tuanya semakin membuat Luke tak suka. Apa sih yang mereka lihat dari gadis didepannya. Dirinya bahkan tak akan menguntungkan bagi Canavaro, hanya kerugian yang Canavaro dapatkan ketika berbuat baik pada Rosela.

Rosela menyadari tatapan Luke. Ia memilih abai dan segera menyelesaikan makananya. Mau bagaimanapun kita bertindak, orang yang tidak suka dengan kita akan tetap tidak suka. Sekalipun kita menabur seribu kebaikan.

***

"Gue bisa pulang sendiri Amaryllis, gak perlu diantar. Ini udah malam," ucap Rosela kembali menolak permintaan Amaryllis yang ingin mengantarnya pulang.

"Ini udah malam Rose, lo cewek. Bahaya pulang malam sendirian, mending gue antar pake mobil dengan selamat sampai ke kosan." Amaryllis sejak tadi masih saja kekeh untuk mengantar Rosela pulang.

"Ini baru pukul sembilan, santai saja. Lagipula lo nanti juga pulang sendiri abis ngantar gue. Lihat siapa yang pulang malam sendiri? Gak bahaya?" Rosela memang bisa membolak balikkan keadaan, lihat Amaryllis terlihat kicep, menatap Rosela dengan sebal.

Rosela (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang