18.Aku Mau Kamu

183 31 2
                                    

Kepala Jeno serasa hampir pecah 'dipentung' sana-sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kepala Jeno serasa hampir pecah 'dipentung' sana-sini. Urusan rumah tangga, sejatinya tidak melibatkan orangtua, karena sudah bukan ranah mereka mencampurinya. Namun, Jessica malah sengaja melibatkan mereka untuk melemahkan perlawanan Jeno yang sudah mulai berani keluar dari tekanan dan dominasinya.

Perdebatan mereka terhenti karena suara Axel, "Opa! Oma!" serunya dari kejauhan. Axel sama sekali tidak memanggil Jessica yang notabene ibu kandungnya, padahal sudah cukup lama juga meninggalkan rumah.

Sesosok wanita yang digandeng sang cucu membuat Maria dan Rudy menerka-nerka, apakah dia si pengasuh yang menjadi biang keladi rumah tangga anaknya gonjang-ganjing?

"Dia orangnya, Jess?" bisik Maria pada menantunya, dengan pandangan tak lepas dari Karina.

"Iya, Mi, itu si Karina."

Axel sangat merindukan kakek dan neneknya, setelah hampir sebulan ditinggal ke Belanda, bocah lelaki itu menghambur ke pelukan mereka.

"Axel, cucu kesayangan Oma, baru ditinggal sebulan sudah bikin pangling aja. Kamu kelihatan lebih sehat." Maria mencium pipi Axel yang bertambah chubby.

"Iya lah, Mi, Axel kan diurus dengan baik. Karina memberikan semua yang dibutuhkan Axel, terutama kasih sayang dan perhatian, yang gak pernah dia dapat dari ibu kandungnya."

Tangan Jessica mengepal kuat, tersinggung dengan ucapan Jeno. Ingin rasanya melempar caci-maki, namun sebisa mungkin ia tahan agar citra baiknya di depan mertuanya tidak tercoreng.

Maria mendelik sinis pada Karina, yang tak berani membalas tatapannya. "Mami gak suka, kamu banding-bandingin Jessica sama pengasuh rendahan. Dia perhatian sama Axel memang sudah tugasnya, dia dibayar untuk itu. Sedangkan Jessica, sudah bekerja keras di perusahaan, maklumin aja."

Untuk kali ini Jeno berusaha menahan diri, karena percekcokan seperti ini tidak baik untuk mental anaknya, meskipun sebenarnya ia tidak terima Karina dihina.

Jessica tertawa dalam hati, senang ada ibu mertua yang selalu jadi garda terdepan, siap siaga membelanya.

"Oma, Opa, ini Kak Karina pengasuh baru Axel. Axel sangat sayang sama Kak Karina. Orangnya baik, selalu ada saat Axel membutuhkan; buatin bento, bantu ngerjain PR, nemenin Axel main.... "

"Oh iya, Opa sama Oma bawa banyak oleh-oleh untuk kamu." Maria sama sekali tidak menanggapi celotehan Axel tentang Karina, bahkan untuk menatapnya pun enggan. Wanita paruh baya itu menunjukkan paper bag berisikan oleh-oleh dari Belanda yang isinya makanan kesukaan Axel, seperti cokelat, permen, biskuit dan lainnya.

Jeno merasakan ketidak nyamanan Karina berada di tengah-tengah mereka. Jeno mulai memutar otak agar Karina bisa secepatnya pergi dari sana, sebelum kembali diserang dengan kata-kata menyakitkan.

"Axel, bukannya semalam kamu bilang mau beli krayon buat lomba menggambar besok?"

"Iya, Pa, ayo kita pergi sekarang! Sambil jalan-jalan sekalian," ujar Axel penuh semangat.

Angel Beside MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang