8.Debaran Tengah Malam

207 26 2
                                    

Semua mata tertuju pada Jeno yang baru datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua mata tertuju pada Jeno yang baru datang. Kali ini ada yang berbeda dari biasanya, striker dengan nomor punggung 23 itu datang bersama wanita yang notabene bukan istrinya. Hal itu tentu menimbulkan beragam tanya di benak teman-temannya yang saat itu sudah mulai dengan berbagai aktivitas di lapangan.

Menyadari jadi pusat perhatian, Jeno merendahkan kepalanya, berbisik di samping Karina, "Kamu tunggu di kursi sebelah sana." Jeno menunjuk barisan kursi pemain cadangan di pinggir lapangan. Sepertinya Jeno menyadari, bunga yang cantik ini akan mengundang kumbang-kumbang datang menggodanya.

Karina mengangguk patuh. Pergi ke arah deretan kursi berwarna biru di pinggir lapangan.

"Sepupu lo?" tanya Mark yang sedang mengikat tali sepatu, melirik sekilas pada Jeno yang menaruh tas di sampingnya.

"Sepupu gue gak ada yang di Jakarta." Jeno membuka tas peralatannya, mengambil sebotol air mineral yang kemudian ditenggaknya.

"Cewek yang lagi duduk itu, datang sama lo, kan?" tanya Yudha ngos-ngosan, pria berambut blonde itu baru menyelesaikan lari dua putaran.

"Dia baby sitter anak gue. Barusan abis nganter sekolah. Kalo balik lagi ke rumah ga bakal sempet. Sekalian aja gue bawa ke sini."

"Yang bener aja! Cewek secakep itu lo jadiin baby sitter? Lebih cocok dijadiin istri...." Sejurus kemudian, Yudha yang sewot tersenyum meledek. "Oh iya, Lo kan udah punya istri."

Haikal cengengesan menepuk punggung Jeno dari belakang. "Boleh dong kenalin ke gue, masih single, kan?"

"Mau single, mau double, bukan urusan lo! Gue gak mau ada apa-apa sama Karina gara-gara kalian, ujung-ujungnya dia ga betah kerja sama gue!" tegas Jeno yang tahu benar karakter rekan-rekan seklubnya itu, buaya ulung semua, kecuali Mark yang memang sudah menikah.

Sepatu sport warna putih mengasruk rumput lapangan, mendekati Karina yang sedang duduk sambil menatap layar ponsel. Suara langkah yang mendekat, mengalihkan perhatian Karina dari layar benda pipih yang sedang digulirnya. Pria tinggi menjulang sudah ada di hadapannya. Mereka saling tatap selama beberapa saat, baik Karina maupun pria itu merasa tak asing satu sama lain.

"Kamu Karina, kan?"

Karina mengernyit, menatap dengan seksama, -Kenapa dia tau namaku?
Setelah diingat-ingat, memori yang sempat tertimbun itu menguar ke permukaan.

"Samuel?" tebak Karina, percaya tak percaya.

Pria itu mengangguk dengan senyum merekah.

Karina menutup mulutnya yang melongo secara spontan. "Astaga, hampir aku gak ngenalin kamu."

"Ga nyangka bisa ketemu di sini. Udah lebih sepuluh tahun sejak terakhir ketemu." Sam menatap Karina takjub, merasa gadis yang ditaksirnya waktu SMP ini makin bertambah cantik setelah dewasa.

Angel Beside MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang