✧ 16 .

278 55 16
                                    


Hai guys, jangan lupa vote nya ya
Sesuai janji aku, tday aku bakal double up hehe,

Enjoy reading!

-------------------~•~--------------------

"Sekarang aku ingat pertama kali bertemu kalian semua," suara berat hagrid begitu menggema dihutan gelap saat kami berlima berjalan bersama menuju kastil. "Sekelompok bocah teraneh yang pernah kulihat. Sedikit mengingatkanku akan masa kecilku" Lanjutnya membuat Ron tertawa.

Harry dan aku berjalan memisah namun tetap bersama-sama sementara Ron dan Hermione berjalan dengan hagrid dibelakang mereka.

"Dan disini kita sekarang, empat tahun kemudian." Pria raksasa itu kembali berucap. "Kami masih jadi orang aneh." Kekeh Ron. "Kau terlalu jujur Ronald." Aku ikut berseru

"Mungkin, tapi kita saling memiliki. Dan Harry, tentunya." Ucap hagrid membuat hatiku menghangat.

Aku mengerutkan keningku bingung saat Harry semakin menjauh dari hagrid,Ron serta Hermione. Namun aku tetap memilih untuk mengikutinya karena memang sampai saat ini Harry masih tidak melepaskan genggaman tangannya di kain handukku.

"Yang sbentar lagi menjadi juara Triwizard termuda yang pernah ada! Horeee!" Hagrid memekik keras disertai tawa Ron yang tidak berhenti.

Harry tiba-tiba menghentikan langkahnya dan meringis kesakitan seraya memegang lukanya. "Harry, kenapa? Apa lukamu sakit?" Tanyaku khawatir.

Namun Harry terdiam tidak menjawabnya. Ia semakin mengeratkan cengkeramannya di kain handukku saat pria itu berjalan mendekati sesuatu di balik batang pohon yang besar.

"Tn.crouch?" Gumam Harry kebingungan.

Mendengar itu jantungku serasa dibuat berdetak kencang tidak terkendali karena khawatir. Langsung saja aku mengambil langkah untuk melihat siapa yang Harry maksud. Dan ekspresi ku hilang begitu saja saat melihat Barty Crouch terkapar tidak sadarkan diri.

_-_-_-_-_-_-_-_-_-_

Setelah kejadian dimana aku dan Harry menemukan mayat Barty Crouch di hutan sore tadi. Kami berdua pun kini dipanggil oleh Dumbledore keruangan nya.

"Seseorang telah mati, fudge. Ia takkan jadi yang terakhir. Kau harus bertindak." Suara Dumbledore yang tengah memprotes pada Cornelius fudge terdengar oleh kami berdua yang baru saja memasuki ruangannya.

"Aku tak akan." Menteri tua itu menjawab. "Di saat seperti ini, dunia sihir melihat kekuatan dari pemimpinnya, Dumbledore!"

"Kalau begitu tunjukkan segera!" Bentak Dumbledore emosi. "Turnamen Triwizard tak akan ku hentikan. Aku tak mau dianggap sebagai pengecut." Cornelius bersikeras menolak permintaan Dumbledore untuk menghentikan turnamen Triwizard.

Harry menarik tanganku untuk mendekat ke depan pintu yang tertutup. Tampak seperti penguntit.

"Pemimpin sejati melakukan apa yang benar, tak peduli pendapat orang lain" geram Dumbledore menyindir. "Apa yang kau katakan?" Cornelius terdengar seperti tersinggung.

"Maaf, tuan-tuan." Moody menghentikan perseteruan dua lelaki bangkotan itu. "Aku haus memberi tahu bahwa percakapan ini tidak lagi rahasia."

Tiba-tiba pintu terbuka dengan sendirinya atau mungkin dengan sebuah mantra sebelum Harry berhasil mengetuknya terlebih dahulu.

"Oh, Harry! Y/N!" Dumbledore memekik heboh dan langsung beranjak dari kursinya. "Harry, Y/N senang bertemu denganmu lagi."

Aku menahan diri untuk tidak berdecih malas dengan sikap menteri tua bau tanah itu yang sok akrab.

POTTER'S WIFE | Harry Potter x Reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang