"Nael?" Memergoki Alizeh dan Nael masuk dari pintu belakang, Chris yang saat itu sedang mengisi teko kaca untuk dibawa ke kamarnya di lantai atas menegur Nael yang baru melangkah ke dalam sesudah Alizeh."Kalian keluar diam-diam?" Pertanyaan itu Chris lempar pada Nael karena Alizeh sudah lebih dulu masuk dengan langkah cepat dan wajah emosi.
"Tolong jangan beritahu pada ayah dan ibu." Pinta Nael pada Chris dengan nada memelas. "Aku telah melakukan kesalahan."
"Apa yang terjadi?" Meletakkan teko kaca berisi air yang dipegangnya ke atas meja, Chris menunggu penjelasan Nael.
"Aku ingin berjudi," ungkap Nael jujur pada Chris. "Secara diam-diam. Aku tidak tahu kalau dia mengikuti, tapi dia... menyelamatkanku? Ah, aku tak tahu bagaimana menyebutnya tetapi begitu kejadiannya. Dia marah karena orang-orang itu merusak bonekanya."
"Boneka..." kening Chris berkerut, memutar ulang Alizeh yang melangkah cepat beberapa saat lalu sambil membawa sesuatu di tangannya lalu menyadari kalau itu boneka yang sudah termutilasi.
"--aku melihatnya," angguk Chris. "Dia memegangnya tadi."
"Bagaimana kalau dia mengadu pada ayah dan ibu? Aku akan dimarahi, mereka berdua sangat menyayanginya." Tambah Nael cemas.
Chris menghela nafas. "Bukankah kau sudah tahu resikonya sebelum memutuskan keluar rumah diam-diam?"
"Aku tahu, tapi--"
"Aku tidak membelanya, aku juga tidak menyukainya. Tetapi, kita disini sebagai saudara dan ayah bilang... harus saling melindungi." Ujar Chris menasehati.
Nael berdecak pelan. "Semuanya akan baik-baik saja seandainya dia tidak mengikutiku." Ia menyangkal kalau Alizeh telah menyelamatkannya dari Karim dan teman-temannya.
"Nael, kapan terakhir kali kau bertemu Bibi Nancy?"
Deg!
Mendengar nama bibi Nancy disebut Chris, Nael kesal. "Aku tidak gila!" Wanita itu merupakan Tabib kejiwaan keluarga mereka. "Mengapa kalian semua ngotot agar aku menemuinya?"
"Aku.tidak.gila!" Ulang Nael penuh penekanan.
"Aku tidak bilang kau gila, Nael." Meletakkan tangan di bahu Nael, Chris mencoba memberitahu remaja keras kepala itu. "Kau punya trauma dan butuh bantuan--"
"Tidak." Bantah Nael tegas. Ia tepis tangan Chris kasar. "Jangan sok tahu hanya karena kau yang tertua!"
Tangan Chris mengepal, mencoba untuk tidak emosi pada Nael yang tak stabil secara kejiwaan. Terlihat jelas dari perilakunya yang acak dan cara pemuda itu berbicara kepada orang lain.
"Pantas saja mantan istrimu meminta cerai," Nael tersenyum miring. "Siapa yang akan tahan dengan pria sepertimu?"
"Nael--" belum selesai Chris bicara, Nael berlalu begitu saja. Memaksakan kakinya yang pincang berjalan cepat, dia seret-seret dengan bantuan tangan.
Keluarga ini sakit. Satu hal yang Chris yakin sejak dulu. Bahkan dirinya juga sakit. Satu-satunya yang normal di mata Chris hanya Caleb, adik keduanya itu sama sekali tidak punya masalah di keluarga ini. Dia yang paling ceria dan menikmati peran sebagai putra dari keluarga Phineas seolah-olah dia sungguhan terlahir dari rahim Laverna.
Jauh verbeda dengan Nael yang entah mengapa meski sudah diberi kesempatan hidup layak, pemuda itu seakan tetap menolak dan menganggap orang-orang di sekitarnya terutama Charles dan Laverna mengadopsinya karena kasihan. Selalu membayangkan apabila dirinya tidak punya riwayat dirundung sampai kaki cacat permanen, mungkin dia akan berakhir di jalan seperti Karim dan dua temannya yang normal.
Lalu Alizeh--
"Mau kemana kau dengan benda itu?"
Panjang umur sekali. Chris baru ingin merangkum kesimpulan tentang gadis itu, tetapi tahu-tahu dia muncul dengan gulungan benang berisi jarum yang ditancapkan oleh gadis itu disana.
Alizeh terlebih dahulu mendongak ke arah Chris yang tinggi menjulang lalu menjawab. "Membuat boneka." Menunjukkan mata merah berair yang sarat akan kebencian dan amarah pada pria itu.
"Jangan.ikut.campur." Tegas Alizeh sebelum Chris berkata-kata.
"Tidak." Pria itu melarang, memegangi bahu Alizeh erat. "Tidak ada yang boleh keluar rumah tanpa izin ayah dan ibu."
"Kata siapa?"
"Ayah dan ibu." Jawab Chris.
"Mereka mengizinkanku pergi kemanapun asalkan aku kembali dengan utuh."
"Dan mereka yang tidak utuh." Seloroh Chris semakin menarik Alizeh mundur ke belakang, menjauhkan gadis itu dari pintu masuk.
"Kalian semua memang tak tahu diri, ya?" Alizeh meringis. "Yang kulakukan untuk menyelamatkan keluarga kita, keluarga kita sempurna. Malam ini mereka menghancurkan bonekaku dan besok... mereka bisa menghancurkan Nael seperti itu."
"Nael itu lemah, kepada dirinya sendiri saja dia tidak percaya!" Kedua mata Alizeh melotot, pandangannya menyapu tak fokus ke segala arah sebelum ia membebaskan dirinya dari cengkraman Chris dan berbalik menatap pria itu tajam.
"Ini... ini pertama kalinya bagiku berusaha keras untuk mempertahankan keluarga, aku... aku hanya ingin punya keluarga. Aku..." Menyadari Chris lengah karena mendengarkan narasinya, Alizeh mencabut jarum dari dalam gulungan benang lalu menancapkannya ke tangan Chris yang memegangi lengannya.
"Agh..." Pria itu meringis, langsung mencabut jarum tersebut dari tangannya lalu bergegas lari menyusul Alizeh yang sudah lebih dulu kabur.
"Alizeh!" Seru Chris di belakang sana.
Alizeh menoleh sesaat lalu menjinjing gaunnya semakin tinggi guna memudahkan kakinya dalam berlari cepat. Apapun yang terjadi, sekalipun kiamat... Alizeh tidak akan melepas orang-orang yang telah merusak bonekanya.
Tetapi sial baginya saat Chris berhasil menangkap lengan atasnya dan menarik paksa dirinya. Menghentikan dua kakinya yang sedetik sebelumnya berlari dengan lincah.
"Aku bukan ayah. Meski ayah memintaku melindungi keluarga, aku tidak akan pernah membereskan masalahmu. Jadi, jangan buat masalah."
"Kau boleh marah," nasehat Chris sambil terengah. Jeda sebentar karena ia mengambil nafas terlebih dahulu baru bicara. "Tetapi, lampiaskan pada kegiatan yang tidak berbahaya."
"Seperti..."
"Seperti ini!?" Sentak Alizeh menusukan kembali jarum lain yang dimiliknya ke pergelangan tangan Chris sampai darah pria itu sedikit muncrat, tetapi kali ini tak berhasil membuat Alizeh bebas dari cengkramannya.
"Y-ya, terserah." Sahut Chris seraya menahan rasa sakit kala Alizeh menekan jarum tersebut lebih dalam menusuk bagian empuk di tangannya.
Disisi lain Caleb terlihat menyelinap keluar melalui jendela. Bukan untuk berjudi seperti Nael, tetapi untuk diam-diam mendatangi rumah kekasihnya mumpung ia sedang libur dari asrama.
***
Tiap chapter cerita ini aku mommy sikit-sikit je, nanti jadi bukit☺💝
KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Sister Guide
Fantasi⚠️Ada tiga peraturan di keluarga Phineas; yang pertama tidak boleh ada pertengkaran antar sesama anggota keluarga, yang kedua tidak boleh melewatkan makan malam keluarga, yang ketiga dan paling penting tidak boleh bercinta antara kakak laki-laki dan...