"Ibu, kumohon jangan tutup pintunya..."
Suara anak kecil laki-laki memohon pada seorang wanita agar pintu kamar mandi tidak di tutup.
"Kau telah melakukan kesalahan, Chris. Sekarang kau harus menjalani hukuman agar tidak mengulangi kesalahan yang sama."
"Jangan ibu! Ibuuu! Ibuuu!"
"Ibu..." gumaman kecil lolos dari belah bibir tipis Chris yang nampak memucat begitu ia tersadar dari tidur panjang semalaman.
Bukannya merasa segar seperti orang pada umumnya ketika bangun di pagi hari, Chris justru merasa sangat lelah.
Mimpi tentang anak laki-laki yang memohon pada sang ibu agar tidak menutup pintu kamar mandi adalah dirinya di masa lalu sebelum diambil alih oleh 'monsternya' yang tidak ingin Chris ingat maupun bahas.
Perlahan Chris membawa tubuhnya bangkit, mengacak pelan rambutnya seraya bergegas memasuki kamar mandi guna membersihkan diri. Ia sangat ingat harus menjemput Caleb di stasiun pada pagi hari. Jadi, Chris bergegas menghabiskan total waktu tiga puluh menit untuk mandi sekaligus berpakaian.
Kemeja putih Chris pakai dibalik vest hitam--warna favoritnya, berpadu dengan celana hitam juga. Chris hanya mengenal dua warna sejak dulu; hitam dan putih. Selain dua warna itu, Chris enggan memakai pakaian.
Kalau untuk acara formal dan saat dirinya berada di kota biasanya Chris akan memakai jas hitam lagi, tetapi karena menjemput Caleb merupakan kegiatan santai maka Chris meninggalkan jasnya di lemari dan lekas keluar kamar.
Tepat saat pintu kamar ia tarik terbuka, seorang gadis bergaun hijau tua setinggi lutut dengan rambut panjang sebagian terikat dan sisanya terurai berdiri tepat dibaliknya. Memandang dengan wajah tanpa ekspresi namun dibalik mata kosongnya tersimpan banyak hal yang tidak Chris ketahui.
"Kau..." Dia Alizeh, entah apa yang membawanya kemari tetapi jelas itu mengganggu. "Ada apa?"
"Chris sayang~" belum sempat dapat jawaban dari gadis yang kelihatannya tidak akan menjawab itu, Laverna tiba-tiba muncul dan memanggil namanya dengan lembut.
Wanita itu lalu merangkul Alizeh dan mendorongnya sedikit ke depan agar lebih dekat dengan Chris lalu berkata. "Adikmu akan ikut. Ayah, ibu, dan Nael harus pergi ke suatu tempat bersama-sama. Kami tidak mau Alizeh sendirian tapi tidak bisa mengajaknya. Jadi, bawa dia bersamamu. Setidaknya kami akan tenang saat Alizeh bersama dengan anggota keluarga lainnya."
"Ada banyak penjaga dan pelayan dirumah, dia lebih aman disini." Chris menyangkal ide Laverna dengan jawaban yang masuk akal sehingga untuk sesaat wanita itu terlihat panik dan bingung.
Harus cari alasan apa lagi agar Chris mau membawa Alizeh bersamanya selagi ia, Charles, dan Nael mempersiapkan acara ulang tahun untuk putra-putri keluarga Phineas terutama Chris.
"Mereka..." Dengan berat hati Laverna terpaksa mengatakan, "bukan bagian dari keluarga. Aku tidak mempercayai mereka sebanyak aku mempercayaimu, Chris."
"Lagi pula Caleb akan sangat senang saat melihat adik perempuannya sudah tumbuh besar." Tambah Laverna tersenyum manis sampai kedua matanya lenyap membentuk bulan sabit.
Chris masih ingin menolak, tetapi ucapan Laverna barusan cukup masuk akal walau Alizeh terlihat sangat bisa menjaga dirinya sendiri lebih baik dari siapapun. Hampir tidak perlu dijaga seperti yang Laverna khawatirkan sebab gadis itu bisa kembali dari para penculik kurang dari 24 jam.
"Kumohonnn?" Laverna menambahkan lagi, kedua matanya berbinar penuh harap sampai akhirnya Chris berhasil ia buat mengangguk.
"Bagus!" Wanita itu lekas menarik diri, mengecup ringan pipi Alizeh lalu memintanya bergegas menyusul Chris yang sudah lebih dulu menuruni anak tangga.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Sister Guide
Fantasía⚠️Ada tiga peraturan di keluarga Phineas; yang pertama tidak boleh ada pertengkaran antar sesama anggota keluarga, yang kedua tidak boleh melewatkan makan malam keluarga, yang ketiga dan paling penting tidak boleh bercinta antara kakak laki-laki dan...