"Air? Tidak mau?" Alizeh menegak gelas perak berisikan air yang baru ia tawarkan pada Chris saat pria itu hanya melempar tatapan sayu ke arah gelas yang disodorkannya. "Sudah kuminum."
'Well, aku juga tak tahu mendadak aku jadi sangat songong sehabis mengeluarkan pria yang duduk di sampingku dengan wajah pucat ini dari dalam gudang. Yeah, aku narsis dan haus pujian. Kuakui itu. Kuharap di tahun 1840 ini aku bisa menjadikan diriku sendiri sebagai bagian dari sejarah seperti; misteri pembunuhan tak terpecahkan yang terjadi di abad 19.'
"Caleb keterlaluan." Gumam Alizeh menambahkan, lebih tepatnya bicara pada diri sendiri dan menilai tingkat kesintingan kakak keduanya hanya karena seorang gadis.
"Akan kuberitahu pada ayah ibu setelah kita kembali."
"Jangan!" Chris mencegah, tatapannya yang sedari tadi tak tentu arah kini menusuk cukup tajam ke arah Alizeh. "Mereka tidak perlu tahu."
Menyipitkan matanya sinis, Alizeh membalas. "Tentang iblismu yang hampir keluar?"
"Dari mana kau tahu?" Sorot mata Chris kini tak hanya tajam, terselip kecurigaan besar dibaliknya. "Kau harus tutup mulut soal itu."
"Soal... kau hampir menghabisi kedua orang tuamu dan membakar rumah lalu pamanmu lebih tertarik mengadopsi adikmu sementara kau dibuang ke panti asuhan? Kau--"
Ucapan Alizeh terhenti disana saat Chris mengulurkan tangan panjangnya dengan cepat dan meraih leher Alizeh. Mencengkramnya cukup kuat tetapi tidak sampai ingin membunuh gadis itu.
"Aku tak tahu kau dapat informasi dari mana tentangku, tetapi sebaiknya tutup mulutmu itu." Peringat Chris mengancam dengan matanya. "Aku mencoba menjadi putra sulung yang ideal bagi mereka, aku tidak ingin menghancurkan siapapun kecuali kau memaksa."
"Maka kau salah tempat, kakak." Alizeh menyeringai, tangan Chris yang mencengkram lehernya ia tarik sampai lepas lalu pindahkan membekap mulutnya. "Disini mulutku. Kau ingin menutupnya, kan?"
Chris berdecih samar. "Ternyata benar kata mereka tentangmu. Kau bermasalah, sinting, pembuat onar--"
"Lagi! Lagi! I love it so much!" Potong Alizeh lalu cekikikan usai Chris menjauhkan tangannya.
"Kau sudah cukup menguji kesabaranku, kakak. Mari buat kesepakatan; berhenti menatapku seolah-olah aku penyebab kandasnya pernikahanmu dan aku akan tutup mulut selamanya soal itu." Tawar Alizeh cepat. "Bagaimana?"
"Bukan salahku memakai cara ini, aku sudah tawarkan mataku, jariku... dan apa responmu?" Alizeh merotasikan bola mata lalu membuang pandangan wajahnya ke arah lain, menirukan gestur Chris setiap kali berbicara padanya dengan sangat persis.
"Aku bisa saja mencongkel matamu, tetapi aku baik." Seru Alizeh berbangga diri sampai menepuk-nepuk dada kirinya. "Tapi, lihat setelah berbaik hati kau tetap memandangku seolah-olah aku yang bertanggung jawab atas perceraianmu sedangkan kau disini berlagak menyedihkan tanpa berusaha sedikitpun untuk mendapatkan Odesa kembali."
"Tidak, Odesa pantas bersama pria yang lebih baik daripada bersama dengan pria pengecut sinting sepertimu yang kadang ketakutan pada dirimu sendiri dan--"
"Kita harus kembali."
Deg!
Alizeh mengerjap cepat, tersadar dari lamunannya. Yang barusan itu... rupanya hanya imajinasi dalam kepalanya saat dilihat gelas berisikan air yang saat ini tergenggam di tangannya dan sempat ia tawarkan pada Chris masih penuh air dan pria itu sekarang nampak berjalan menuju kereta kuda.
Sekali lagi Alizeh mengerjap untuk memastikan dirinya sudah sepenuhnya berada di kenyataan dan membatin. 'Aku tak tahu pikiranku seliar itu, sungguh! Aku juga kaget.'

KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Sister Guide
Fantasia⚠️Ada tiga peraturan di keluarga Phineas; yang pertama tidak boleh ada pertengkaran antar sesama anggota keluarga, yang kedua tidak boleh melewatkan makan malam keluarga, yang ketiga dan paling penting tidak boleh bercinta antara kakak laki-laki dan...