9 | Cake

3.9K 563 27
                                    

'Aku benci ulang tahun tahun, setiap kali hari itu datang ibuku selalu mengingatkan kalau umurku semakin berkurang. Jika aku mendebatnya, dia akan mulai mengatakan sebentar lagi dia akan mati tapi lihatlah sekarang siapa yang mati duluan? Aku.'

'Namun di keluarga ini...' samar-samar senyum tipis terbit di bibir Alizeh ketika dirinya di sambut oleh pelukan Laverna bergantian dengan kakak-kakaknya.

"Kalian sudah kembali?" Laverna tersenyum lebar, ia peluk Alizeh, Caleb, dan Chris satu per satu dengan penuh kehangatan. "Ayo, ayo! Cepat masuk! Aku, ayah, dan Nael sudah mempersiapkan sesuatu untuk kalian semua."

"Selamat ulang tahun!" Charles dan Nael berseru kompak saat yang lainnya masuk ke dalam rumah.

"Ibu--"

"Chris," Laverna menekan kata-katanya saat Chris akan memprotes. Ia pegang lembut lengan anak sulungnya itu. "Kita jarang-jarang melakukan ini, kan?"

Chris menghela nafas, dilihatnya Caleb dan yang lain sangat bahagia saat menempatkan diri di belakang kue mereka masing-masing terutama orang tua angkatnya.

"Kumohon Chris?" Bisik Laverna sedikit mendesak lalu menarik Chris menuju kue yang disiapkan untuknya.

"Semua siappp!?" Charles memberi aba-aba. "Lakukan bersama-sama, silakan tiup lilinnya!"

Anak-anak keluarga Phineas secara kompak meniup lilin kue mereka sampai mati di satu waktu yang bersamaan lalu bertepuk tangan.

Laverna dan Charles saling merangkul dengan harapan perayaan kecil ini dapat membuat anggota keluarga mereka semakin dekat khusus Chris.

"Baiklah, pesta sudah berakhir. Kalian bisa memakan kue secara brutal nanti setelah makan malam." Ajal Charles lebih dulu membubarkan diri, menginterupsi pada anak-anaknya untuk berjalan mengekor menuju meja makan bak seekor bebek induk dengan anakan.

Apapun yang terjadi--kasarnya, makan malam bersama tidak boleh dilewatkan kecuali saat hari kiamat.

Pengecualian lainnya saat anggota keluarga tersebut tidak sedang dirumah, seperti Chris. Pria itu tinggal di pusat kota selama dua tahun terakhir, tetapi anggota keluarga sisanya yang tinggal di kediaman utama Phineas tetap harus melaksanakan kewajiban makan malam bersama.

Malam ini Laverna memasak sup daging yang disajikan dengan roti kering sebagai makanan utama. Untuk makanan sampingan dan pencuci mulut, ada beberapa sayuran potong yang dicampur dan diberi bumbu manis.

Dengan tertib tiap anggota keluarga Phineas menyantap makanan mereka masing-masing. Semua orang menutup mulut kecuali untuk memasukan makanan ke dalamnya, sampai mereka satu per satu mendorong piring sedikit menjauh dan meletakkan pisau garpu dalam posisi menyilang yang artinya sudah selesai makan barulah diizinkan untuk meninggalkan ruang makan.

Nael yang lebih dulu. Pemuda itu bangkit lalu berjalan terseok menjauhi meja makan.

Melihat hal itu Alizeh langsung melakukan hal serupa setelah mengunyah dan menelan potongan makanan dengan cepat-cepat lalu meletakkan garpu dan pisaunya secara menyilang. Terakhir, ia dorong piring sedikit menjauh lalu bergegas meninggalkan ruang makan.

Diam-diam Alizeh mengikuti Nael yang keluar rumah. Mengira tak ada seorangpun yang tahu, Nael keluar lewat pintu belakang. Sayangnya, malam ini Alizeh tahu dan tak akan membiarkan Nael pergi menyelinap sendiri.

'Setiap orang di rumah ini punya potensi menghancurkan kesempurnaan keluarga.' Dalam hati Alizeh penasaran sekaligus jengkel, ia tidak punya patokan kapan-kapan saja saudaranya mulai terpengaruh hal buruk.

Menutup kelopak matanya sejenak karena Nael masih dalam jangkauan pandang, Alizeh teringat bagaimana keluarga di kehidupan lamanya menghina dan memakinya hampir setiap hari bahkan untuk hal yang bukan salahnya.

A Little Sister Guide Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang