2 | Brother

7.1K 804 55
                                    

Alizeh bergegas masuk ke dalam kereta kuda dengan rusuh, masing-masing tangannya menjinjing sisi gaun saat kakinya melangkah perlahan menaiki tiga anak tangga namun lupa menundukkan kepala sehingga terbentuk bagian atas pintu yang terbuat dari kayu.

"Ssh," ringisan pelan keluar dari sela bibirnya. Sambil menggosok bagian atas kepala yang habis terbentur, Alizeh berjalan masuk.

Namun kerusuhan tidak berhenti di situ sebab kereta kuda melaju sebelum Alizeh sempat duduk.

Kuda-kuda yang mengangkat bagian depan kaki mereka sebelum berlari kencang menciptakan guncangan kuat pada badan kereta berbarengan dengan roda yang melewati bagian tanah lebih tinggi dari sebelumnya membuat Alizeh hilang keseimbangan dan jatuh ke arah depan.

Jatuh adalah hal normal lagipula masing-masing kedua tangan berpegang pada sisi tempat duduk di dalam kereta hanya saja posisinya saat ini luar biasa berbahaya.

"Anu..." Satu-satunya kata yang dapat keluar dari mulut Alizeh ketika sadar ia jatuh berlutut tepat diantara kedua kaki pria itu, kakaknya, si Christian.

Terlambat sedikit saja sudah pasti wajahnya mendarat tepat di... ah, kalian pasti tahu tanpa perlu dijelaskan detail.

"Tidak bisakah kau duduk dengan tenang?" Desis Chris meraih lengan Alizeh, mencengkram dan menarik gadis itu berdiri lalu mendudukkannya pada tempat kosong di sisinya.

"Maaf!"

Bola mata hitam milik Chris berputar malas, alih-alih menanggapi permintaan maaf Alizeh Chris lebih memilih melempar pandangan keluar jendela walau posisi Alizeh jatuh tadi lumayan mengusik pikirannya.

Bagaimana tidak? Gadis itu jatuh berlutut tepat diantara kedua kakinya dengan masing-masing berpegang pada sisi tempat duduk. Sedikit saja terlambat menahan dirinya sendiri maka sudah pasti wajah Alizeh jatuh di tempat yang salah.

Mengingatnya saja mampu membuat Chris sakit kepala terlebih ia baru kembali dari pekerjaan diluar kota saat diberitahu tentang Alizeh yang melakukan kenakalan pada Putri Mahkota dan ia diminta untuk mendampingi adik bungsunya itu meminta maaf di istana.

Ditambah sudah satu bulan ini Chris tidak sempat bermain dengan dirinya sendiri lalu barusan... sial! Dia harus  melupakannya.

Sudah dua tahun sejak pernikahannya berakhir, itu pun belum sempat ia menyentuh Odesa selama tiga tahun pernikahan karena menghormati perempuan itu. Pernikahannya dengan Odesa dulu berlandaskan perjodohan untuk menjalin kerjasama antara dua keluarga dan meraup lebih banyak keuntungan dalam bisnis pertambangan emas keluarga.

Chris yang statusnya pria beristri tetap berakhir memuaskan dirinya sendiri di kamar mandi menggunakan tangan dan sesekali ia tambahkan sabun. Tetapi, bukan itu poinnya.

"Ck!"

Decak pelan Chris terdengar oleh Alizeh. Remaja delapan belas tahun itu jadi merasa tak enak pada sang kakak. Harusnya hari ini berjalan lancar, harusnya ia bersikap dingin, tetapi karena kejadian barusan rasa bersalahnya semakin membesar sama seperti kebencian yang tersirat di mata tajam kakaknya.

Kalau begini terus hidupnya tidak akan pernah tenang. Rasa ketakutan dan rasa bersalah terhadap Chris menggerogotinya setiap detik sampai dibalik gaunnya Alizeh bisa rasakan tubuhnya berkeringat dingin.

'Terserahlah dia mau memaafkan atau tidak itu urusan nanti, sekarang aku minta maaf saja agar tidak merasa terbebani terus!'

Setelah mendorong seluruh keberanian yang tersisa dalam dirinya, takut-takut Alizeh berucap. "Kak Chris, aku ingin bicara."

Chris melirik sekilas. "Kau sedang melakukannya."

"Maksudku..." Nyali Alizeh menciut, kedua tangannya yang berada diatas paha masing-masing ia kepal kuat.

A Little Sister Guide Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang