22. Choice!

52 16 10
                                    

"Come on, choice! Gue atau reputasi lo itu!"

"The hell ..."

Supra menghela napas panjang. Ia menggenggam tangannya sendiri dengan erat. Merasakan keringat dingin mulai membasahi tubuhnya.

Supra berusaha untuk tetap tenang dan menatap laki-laki lebih tua darinya di depan.

Laki-laki dengan kulit putih dan bersih. Tak heran para siswi di sini sangat menyukai ketua OSIS ini.

"Sandhava ... gue mau lurusin hal ini," ucap Iyan sebagai pembuka.

Supra mengangguk dengan patuh. Ia membiarkan yang lebih tua berbicara lebih dulu.

"Gue nunjukin lo karena potensi lo bagus, lo bertanggungjawab. Cuma ... emang lingkungan yang lo pegang bikin banyak pro kontra di OSIS."

Supra perlahan menundukkan kepalanya.

"Tapi banyak yang dukung lo, San. Walau gak memungkiri banyak yang gak setuju."

"Kak ... Gue masih jadi calon kandidat aja banyak yang gak suka, apalagi kalau gue jadi calon ketua OSIS," ujar Supra dengan suara pelan.

Pikiran Supra akhir-akhir ini benar-benar tak bisa berpikir jernih. Semuanya tercampur, amarah, sedih dan bimbang.

Supra pernah mengalami hal ini ketika SMP. Walau badai telah berlalu, namun kali ini badainya lebih besar.

"Lo harus buktiin ke mereka, San."

Supra kembali diam. Pikirannya tak berada bersama mereka, ia terus teringat kejadian di masa lampau.

Ketika dirinya benar-benar harus memilih. Reputasi atau teman.

"San, gue amat mohon. Pintar memilih, karna pilihan lo bakal menentukan masa depan."

Supra menutup pintu ruang organisasi lalu menghela napas panjang. Energinya benar-benar terkuras hingga habis untuk masalah seperti ini.

Terlalu banyak yang dipikirkan olehnya. Supra merogoh kantung celana kemudian ia mengerutkan keningnya.

"Loh, hp gue mana?" gumam Supra terus mengecek kantung celananya, depan dan belakang. Bahkan dompet miliknya pun tak ada!

Supra menepuk keningnya. "Ketinggalan di kantin pasti," gumamnya.

"Ndhav?"

Supra langsung menoleh ke samping. Ia terbelalak melihat siapa yang ada di depannya.

Frostfire dan Glacier. Supra melihat Frostfire memegang ponselnya dan Glacier memegang dompetnya. Kombinasi luar biasa! Rasanya kepala Supra akan meledak.

"Lo ... calon?" tanya Frostfire dengan tatapan bingung.

Supra mengambil paksa ponsel dan dompetnya. Ia langsung berjalan meninggalkan teman-temannya.

Frostfire tak akan mengalah semudah itu. Ia terus mengejar Supra hingga mereka berada di gazebo. Kondisi gazebo sangat sepi.

"Lo jadi calon kandidat dan gue gak tau, lo lagi kesusahan dan gue gak tau, lo lagi banyak pikiran dan gue gak tau. Sebenernya, berapa banyak yang lo sembunyiin dari gue, hah?" tanya Frostfire.

"Gue gak sembunyiin apa-apa. Itu mah lo kali," ucap Supra melipatkan kedua tangannya.

Frostfire menatap Supra tak suka. Tangannya terulur untuk menarik kerah Supra dan menatapnya tajam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 14 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ASMARALOKA [OG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang