written by; Sha
*
*
*
Fuck Buddies!
*
*
*
Disclaimer!
Tidak untuk pembaca dibawah umur!
Typo everywhere!
Abaikan time stamps!
*
*
*
ChanBaek!
*"By, mau kemana?" Asher menahan pergelangan tangan Ribby saat lelaki itu hendak turun dari kasur.
"Gue pesen bubur barusan, abang ojeknya udah sampe di depan." ucap Ribby.
"Jangan lama-lama." Asher melepas tangan Ribby.
"Lo sakit manja juga yaa ternyata." ucap Ribby seraya mengenakan celana training panjangnya. Karena sejak tadi Ribby hanya memakai celana santai pendek sebatas paha.
"Gue manja cuma ke lo aja."
"Jadi kalo ke yang lain lo sok cool gitu? Cih." Ribby keluar dari kamar setelah sebelumnya menggebrak pintu kencang.
Asher duduk diam menunggu seperti bocah kecil di atas kasur dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya hingga ke kepala.
Bisa-bisanya Ia terkena demam, sepertinya benar Asher tertular oleh Januar. Padahal Asher tidak terlalu berdekatan dengan adiknya kemarin.
"Ribby lama.."
Bersamaan dengan itu, pintu kamarnya dibuka dari luar.
Oleh Yifan.
Asher berdecak. "Ngapain si?" barusan saja Ia mengusir lelaki itu. "Kenapa balik lagi?"
"Lo berantem sama Liam?" tanya Yifan.
"Lo balik lagi kesini cuma buat nanyain itu?" tanya Asher balik.
"Gue bilang sama dia kalo lo lagi sakit, tapi dia gak peduli dan malah nyuruh lo mati aja. Lo berantem kenapa lagi sama dia sampe dia benci banget sama lo?"
Asher melempar bantal ke wajah Yifan. "Penyakit kepo lo udah akut banget, Pan. Periksa sana ke dokter."
"Gue cuma pengen tahu, hal apa yang bikin dia semarah itu sama lo sampe dia gak mau jengukin lo kaya gini."
"Pergi gak!" usir Asher. Yifan berdecih dan berbalik pergi.
Tidak lama kemudian Ribby kembali, mengernyit karena pintu kamar terbuka sedikit. Padahal Ia yakin tadi sebelum keluar pintu itu Ia tutup.
"Yifan datang minta rokok." bohong Asher. Melihat Ribby menernyit kebingungan sambil menelisik pintu.
"Kirain pintunya rusak." Ribby menyiapkan makanan yang Ia pesan, memindahkannya ke mangkuk.
"Makan nih."
"Suapin." rengek Asher.
Ribby berdecak kesal, tapi tetap melakukannya, duduk di depan Asher dan menyuapinya bubur itu.
"Emm.. gak ada rasanya." eluh Asher.
"Namanya juga lagi sakit! Coba liat lidah lo."
Asher menjulurkan lidahnya, Ribby terkekeh. "Bener kan, lidahnya putih.. nanti bersihin biar gak pahit."
"Iyaa.." Asher mengangguk.