Chapter 27

376 25 0
                                    

Happy Reading
Dean Devandra






Meraka berdua masih berada di pinggir jalan, kenapa Raksa bisa berada dipinggir jalan? Karena usai dari taman ia akan pulang namun saat melihat Arsha begitupun sebaliknya Arsha yang melihatnya jadilah dirinya berhenti.

Arsha membalik badannya dan menatap Raksa yang berjalan mendekat padanya. "Kenapa wajah lo kayak syok gitu? Lo syok karena ketemu gue apa karena gue ngomong sama lo pake lo gue, bukan pake abang lagi?" Ucap Raksa dengan sedikit tersenyum berbeda dengan Arsha yang hanya diam.

Raksa yang melihat Arsha hanya diam kembali tersenyum. "Ga sopan kalau ada yang nanya tapi lo cuma diem," ucap Raksa.

"Kenapa ngomongnya pake 'gue'? Tanya Arsha yang membuat senyum Raksa terlihat jelas sekarang.

"Kenapa? Lo ga suka?" Tanya Raksa balik, Arsha yang ditanya hanya diam yang itu artinya Raksa menganggap itu sebagai jawaban 'iya'.

"Kalau lo bisa ngomong kayak gitu sama bang Darren gue juga bisa!" Tegas Raksa yang membuat Arsha ingat dengan Darren.

"Gimana kabar bang Darren?" Pertanyaan Arsha membuat Raksa yang mendengarnya sedikit mengkerutkan alisnya.

"Kenapa? Lo ngerasa bersalah?" Arsha menggelengkan kepala yang artinya ia tidak menyesal.

Dasar kepala batu, batin Raksa.

"Gue udah ga pernah liat bang Darren beberapa hari semenjak pergi dari rumah, jadi gue ga tau gimana keadaan bang Darren," ucap Arsha.

"Lo ga ninggalin bang Darren aja, tapi lo juga ninggalin gue sama Dean. Okee gue anggap lo ga perlu nanyain kabar gue karena kita sudah bertemu dan lo lihat gue baik-baik aja, tapi Dean?"

"Lo ga nanyain kabar dia?!" Sentak Raksa kesal.

"Kabar dia ga penting gue ga mau tau soal dia, sekalipun dia tiada gue ga peduli karena emang itu keinginan gue dari dulu," jawab Arsha kesal.

Pembicaraan antara keduanya seperti orang asing bukan lagi terlihat seperti saudara, Raksa benar-benar tidak nyaman dengan ini, namun harus bagaimana? Ini sudah terjadi.

"Gue ga tau harus gimana sama lo, tapi gue berharap jangan terlalu diselimuti akan kebencian, gue ga mau lo nyesel nantinya," kata Raksa.

"Lo ga usah ngerasa paling baik bang! Lo juga benci Dean sama kayak gue, jadi ga usah merasa paling baik di mata Dean!"

"Terserah lo Sha, gue ga peduli, lo udah besar gue harap lo ngerti situasi dan apa yang seharusnya lo cari tau sekarang,” ucap Raksa dan berlalu pergi.

Arsha hanya menatap kepergian Raksa, sejujurnya dirinya tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan sedaritadi.









Repto berdiri tepat di depan kamar Dean sedaritadi. "Aku tidak mengerti, apa aku harus menyamakan nasib putra-putra mu seperti Wina, Reno?" Ucapnya dengan terus menatap pintu kamar Dean.

"Seharusnya memang ia, luka harus di balas dengan luka Reno, karena bagaimana pun asal mulanya dari kamu."









Votee!!
Comment!!
Thank you!!

See you next
Chapter!!

Dean Devandra (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang