Tidak henti-hentinya mulut kecil itu mengagumi dirinya sendiri di depan cermin besar yang berada di dalam kamar Sang Bunda.
Dres berwarna biru ala Disney serta bando yang didesain bak tiara semakin menambah kekaguman gadis kecil tersebut.
Tubuhnya berlenggak-lenggok memamerkan pakaian yang dikenakan, tangannya terus membentuk gaya seakan ia sedang difoto layaknya seorang model profesional.
"Ntik~"
Tawa lucu mengapung di udara. Dengan anggun ia menutup mulutnya menggunakan tangan, benar-benar bertingkah seperti seorang tuan puteri.
Netranya kian berbinar mendapati pita yang tersampir pada pinggang ternyata memilik manik berbentuk panda.
"Aaaa.." Serunya mengepalkan kedua tangan pada pipi.
Cklek!
"Baby, gimana baju Bunda. Cantik gak?"
Tubuh Rora berbalik. Matanya mengunci pada tubuh tinggi Paritha.
Sang Bunda mengenakan dres di bawah lutut berwarna senada dengan miliknya.
"Waah! Nda, ntik~"
Paritha terkekeh gemas melihat tingkah putrinya. Ia mengecupi pipi Rora gemas dan membawa tangan mungil gadis kecil itu untuk ia genggam, "Kita fotoan dulu. Nanti kasih lihat sama Mama dan yang lain, ya?"
Rora mengangguk semangat. Ia sudah sangat siap menampilkan gaya andalannya. Gaya dua jari dengan senyum bakpao yang menggemaskan.
"Aduh, cantiknya sayang Bunda ini." Paritha kembali memberikan ciuman pada pipi tembem sang anak.
"Nda~ Pippip~" Pinta Rora dengan mengayunkan telunjuknya.
Dahi Paritha mengernyit, tidak mengerti dengan maksud perkataan Rora.
Pikirannya terus berputar mencari benda yang berkemungkinan memiliki kata 'Pip' di dalamnya.
"Ish..." Melihat Sang Bunda yang terlalu lama berpikir membuat Rora berdecak kesal.
Dengan kaki mungilnya ia berlari menghampiri meja rias Paritha, "Ntu Ntu~ Pippip~"
"Pippip? Yang mana sih sayang, Bunda enggak ngerti." Ia meraih semua barang yang berada di atas meja rias kemudian disodorkan ke hadapan Rora.
Seketika senyum Rora mengembang, ia menemukan benda yang ia cari. Sebuah lipstik berwarna merah yang sering kali ia lihat saat Paritha menggunakannya.
"Lipstik rupanya, ya. Wah, bayinya Bunda udah jadi anak gadis nih ceritanya?" Rora mengangguk seolah paham dengan kalimat yang Bunda-nya ucapkan.
Kemudian ia menunjuk bibirnya sendiri, meminta Paritha untuk memoles benda tersebut ke atas bibirnya.
"Ehm, kita cari warna yang lain ya? Kalau warna pink, mau gak?" Rora mengangguk. Memanyunkan bibirnya untuk mempermudah Sang Bunda memakaikan lipstik berwarna merah muda itu.
"Sudah, makin cantik deh kesayangannya Bunda ini." Paritha tersenyum bangga melihat hasil karyanya. Ia hendak mengecup bibir sang anak namun tanpa disangka segera mendapatkan tepukan pelan dari Rora.
Mata indahnya membulat, "Kok Bunda di pok sih? Kan mau kiss Adek aja."
"No~ No~ nih." Balasnya dengan beralasan takut merusak dandanan cantik yang telah dipersiapkan.
Paritha merengut, pura-pura merajuk, "Pipinya aja deh, boleh gak?"
"Heem, leh~"
Cup!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐲 𝐁𝐚𝐛𝐲
Fanfiction"𝐊𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐡𝐚𝐫𝐮𝐬 𝐬𝐞𝐝𝐚𝐫𝐚𝐡, 𝐤𝐚𝐧?" - Start : November 15, 2024 End : -