Chapter 1

177K 4.3K 44
                                    

Berjalan terburu - buru memasuki lorong rumah sakit aku mencari kamar nomor 505 dimana di ruangan itu bundaku Renata Putri dirawat. Sudah 6 bulan lamanya setelah ayahku meninggal, bunda di rawat di rumah sakit ini karna sakit komplikasi yg di deritanya.

Kanker Otak. Itulah salah satu penyakit yg kini di derita bunda selain diabetes dan paru - paru. Hal itulah yg menyebab kan bunda harus tinggal di rumah sakit ini. Beruntung selama 6 bulan ini bunda masih bisa mengenaliku dengan baik, mengingat kondisinya yang semakin hari semakin tidak dapat di prediksi lagi, tapi aku bersyukur bunda masih sama seperti bunda yang dulu.

Bunda juga sering sekali mengeluh ingin pulang. Namun karna kondisinya yg tidak memungkinkan dokterpun tidak mengijinkan walaupun ia serigkali bersikeras dan kekeuh. Yah... mungkin dia jenuh dan bosan. Aku bisa memakluminya.

Membuka knop pintu. Aku masuk dengan senyuman ku yg terkesan Riang. "Bunda....!" Sapa ku yg langsung memberikan kiss di keningnya.

Kulihat ia tersenyum cantik walaupun wajahnya pucat pasi. "Bagaimana kuliah kamu hari ini nak?"

"Alhamdulilah lancar bun, semua berjalan lancar...!" Balasku sembari meletakkan kantong plastik di meja.

"Apa yg kamu bawa itu ?!" Tanya nya.

"Buah buat bunda. Bunda udah makan ?!"

Ia berkedip sekali mengisyaratkan 'Ya' . "Baru saja suster ambil mangkuk nya..!"

Aku mengangguk faham. Melemparkan pandangan ku aku melihat jam dinding yg terletak di dinding ruangan ini. Jam setengah 3. "Bunda.. Maaf ya, hari ini Prilly gak bisa lama2. Bentar lagi Prilly harus kerja.." ujarku dengan nada menyesal.

"gak papa.. kamu berangkat saja. Nanti telat, kasian kak ricky juga harus kuliah... !" Lihat. Nada tulusnya membuat ku semakin enggan beranjak. Namun harus bagaimana lagi. Aku punya tanggung jawab lain. yaitu pekerjaan ku. Kalo aku tidak bekerja bagaimana bisa aku membayar hutang2 ku pada Kak Ricky.

Mengangguk lemah. Aku meraih tas ku lagi dan segera berpamitan. Aku tidak mau sampai telat dan membuat scedhul kuliah kak Ricky berantakan. Jika ada yang bertanya siapa itu kak Ricky. Biar aku jelaskan..

Kak Ricky adalah pemilik toko dimana tempat ku bekerja. Bukan toko sih, lebih tepatnya sebuah cafe kecil yg menjual roti, ice cream dan beberapa macam ice lainnya. Jika kalian tau JCO atau Starbuck coffe. Yah... seperti itulah kira2 tempat kerja ku. Tau kan ?!

Kak Ricky adalah putra tunggal dari keluarga Bachtiar. Ia tinggal seorang diri di indonesia sementara kedua orang tua nya tinggal di Singapore. Sebenarnya aku mengenalnya sejak SMA, dia kakak kelas ku. Tapi kami baru dekat saat aku baru masuk ke kampusnya. Dan sejak itu, Kak ricky jadi sering sekali singgah ke rumah, bahkan ia sudah di anggap anak sendiri oleh kedua orang tua ku. Jadi kita sangat dekat. Sekian dulu, di lanjut nanti....

Klonteng

Sebuah bel berbunyi saat aku baru saja memasuki tempat kerja ku. Dan di saat yang sama. Aku bisa melihat Pria gagah berambut cepak dengan sedikit jambul duduk menghadapku dengan senyuman khasnya yg meneduhkan. Kak ricky, ya.. dialah orang nya.

"Selamat datang cantik...!" Sapanya.

"Bisakah kakak mengganti kata2 terakhirnya?" Protesku yg tidak nyaman dengan sapaan yg satu itu.

"Kenapa di ganti.. kan bagus !"

Memasukkan tas ku ke locker. Aku bergerak mendekatinya. "Jadi kak Ricky udah dapet berapa siang ini?!" Aku mengganti topiknya, mencoba fokus dengan pekerjaan ku kali ini.

"2 juta cantik...! Hari ini lumayan sepi. jadi gak maksimal!" Aku hanya ber oh ria lalu mengambil jatah makan siang ku karna memang aku belum makan siang sama sekali.

When????Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang