Chapter 21

42.3K 2.5K 22
                                    

.....

"Jangan dipaksa...!"

Aku menoleh kebelakang menemukan Ali yang sudah terduduk diatas kasur sambil memandangiku di tengah balutan selimut putih kami. Sejak kapan dia bangun?

"Aku mau mandi..." kataku yang tidak tau kenapa malah terdengar seperti rengekan.

Ali tersenyum. "Emh... liat ni sayang!!" Katanya begitu melihat bercak darah yang ada di sprei.

"Udah liat aku..."

Lagi dia tersenyum kemudian bangkit dari kasur. Jelas saja aku melihat tubuh polosnya. Reflek aku menoleh kesamping. Mencoba mengalihkan pandanganku darinya. Bisa - bisanya dia biasa saja begitu di depanku.

"Jangan gitu ah. ini bukan pertama kalinya kan kamu lihat aku begini!" Katanya sembari mengangkat daguku menghadap padanya. "Cobak liat...!" Dia menunduk untuk menyingkap dress ku, tapi aku segera menghindar.

"Liat apa??"

"Yang berdarah..."

"Gak...!"

Ali terkekeh. "Sakit ya?" Tanya nya. Aku mengangguk. "Yaudah yuk aku bantu.." ia merunduk lagi dan begitu kembali menegakkan badannya, aku sudah berada dalam gendongannya.

"Mandi bareng, gak papa kan??"

Aku mengulum senyumku sendiri, bingung sekaligus malu akan menjawab apa padanya. Tapi sepertinya Ali tidak peduli itu, langsung saja dia membopongku masuk ke kamar mandi dan mendudukkanku di samping bath up. Menyalakan air hangat untuk mengisi bath up, menyiapkan sabun aroma mawar yang memang semenjak menikah Ali telah menyiapkannya untukku.

"Sini..." ia mengulurkan tangannya pun aku membalas. "Lepas dong bajunya, masak berendem pake baju.." aku diam. Bingung, ragu dan juga malu.

"Hmm.. okey!! Kayaknya kamu butuh bantuan.." katanya yang sudah berdiri di depanku. Tanpa ragu lagi, dia menarik tali kimonoku kemudian membukanya dengan sekali tarikan. Tidak aku sangka, ternyata ini lebih malu dari apa yang telah kita lakukan semalam.

Ali menarikku, mengajakku masuk kedalam bath up yang telah ia siapkan dan kami berendam berdua disana. Ali duduk di belakangku sehingga aku bisa menyandar pada dada bidangnya.

"Hmmm... ternyata istriku ini pemalu juga ya!!" Katanya. "Aww..."

Aku menoleh. "Kenapa??"

"Punggungku perih!!"

"Kena' apa? Coba aku lihat..." aku sedikit menarik tubuhnya kemudian mengecek kebelakang dan, Astaga. Kenapa bisa begitu??

"Kenapa sayang??"

"Punggung kamu luka.."

"Uduh...Pantes perih banget.. yaudah gak papa!! Sini..." ia kembali menarikku bersandar di dadanya.

"Kena kuku kayaknya itu li..."

Ia tersenyum. "Gak papa. Aku dah ngira kalo pasti kena kuku kamu semalem..! Emang sakit banget ya??" Ia mendekapku dari belakang membuatku benar - benar nyaman.

"Sakit...."

"Tapi bentar kan sakitnya?!!" Aku diam lagi tak berani menjawab hingga kurasakan Ali mengecup pucuk kepalaku. Bunda, Ali sudah sedikit berubah bunda. Inikan yang bunda inginkan?

Usai berendam dan saling menggosokkan punggung, kami keluar dari kamar mandi, ralat. Ali lebih dulu keluar! Biasa, kalo cewek kan agak ribet dikit tapi tidak lama setelah itu aku menyusul. Menemukannya tengah bercermin, tapi bukan dia, melainkan punggungnya lah yang ia putar menghadap kaca.

When????Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang