Chapter 18

43.7K 2.5K 99
                                    

.....

Aku terbangun saat sinar matahari menelusup masuk dari celah jendela mengganggu lelapnya tidur kami. Ali juga menggeliat kemudian menyembunyikan wajahnya didadaku tanpa membuka matanya, seperti sedang mencari persembunyian. Dia sangat terlihat lucu saat tertidur.

Aku membelai kepalanya pelan. "Li... bangun!!" Kataku.

Ia mengendus panjang sembari mengerutkan keningnya menunjukkan kalau dia merasa terganggu. Lengannya melilit semakin kencang di pinggang, menarikku hingga benar - benar tidak ada celah di antara kami.

"Kamu harus kekantor dan aku harus kuliah..." aku menggunakan nada sehalus mungkin, namun dia tetap tidak mau bergerak. "Li...."

"Em??"

"Bangun!!"

"Aku gak kerja dan kamu gak kuliah. Tunggu sampai rasa kantukku benar - benar hilang, baru kita bangun!!"

Aku mengulum senyum mendengar ucapannya dan itu berhasil membuatnya mendongak menatapku walau dengan mata lelahnya. "Kenapa??"

Aku menggeleng dan dia kembali mengambil posisi yang sama seperti tadi. "Apa kamu benar - benar harus kuliah?"

"Seharusnya!!"

"Kalo aku gak ngijinin?"

Aku diam menggigit bibir bawahku, bingung. Apa yang harus aku jawab. Kuliah ku penting, maksudku bukan berarti Ali tidak penting tapi....

"Kok diem?" Ia kembali mendongak menatapku bersamaan dengan mataku yang menengadah menangkap wajahnya.

"Kamu mau aku gak kuliah hari ini??"

"Kita harus cari dan booking restaurant buat acara nanti malem. Kalo kamu mau kuliah, aku bisa ajak pak rahmat nanti setelah anter kamu...."

"Yaudah cari sama aku aja!!" Putusku. Dan didetik selanjutnya senyuman lebar terpampang jelas di wajahnya. Mungkin dia puas atas jawabanku.

"Okey...!!" Dan dengan itu ia kembali menelungkupkan kepalanya di dadaku untuk menghindari bias cahaya yang perlahan bertambah terang. "Kasih aku waktu setengah jam lagi. Setelah itu kita bangun!!" Katanya sebelum dia benar - benar kembali tertidur. Oh, ya ampun.

____ _____ ______

Aku dan Ali bergegas turun. Janji dia minta tambahan waktu setengah jam tadi ternyata ngaret sampai satu setengah jam. Dan itu terjadi sepertinya juga karena aku yang tadi ikut tertidur lagi. Hehehheheehhe...

Kami di suguhi candaan dari bibik saat baru turun dari kamar tadi. Bibik bilang kalau pengantin baru memang sudah biasa bangun siang, begitu. Tapi anehnya Ali hanya diam dan tidak merespon sama sekali ucapan bibik. Aku sedikit lega sih, karna menurutku dia lebih baik diam seperti itu dari pada nyahut tapi kata - katanya pedes. Kan kasian si bibik.

"Bikinin sarapan ya? Aku tunggu di depan. Mau manasin mobil dulu .." aku mengangguk dan bergegas menyusul bibik yang sepertinya tadi berjalan ke dapur.

"Non? Mau ngapain?" Tanya bibik. Sepertinya aku terlambat. Melihat beliau yang sekarang sedang sibuk menata roti di atas piring.

"Mau bikinin sarapan buat Ali bik... bibik lagi apa??"

"Nah ini, bibik juga baru aja mau bikinin den Reifan sama non sarapan. Yaudah, biar non saja yang buat..."

Bibik bergeser memberikan aku tempat. "Biasanya Ali sarapan apa bik??"

"Pokonya yang gak berat - berat non. Roti, sandwich, omelate, pokoknya yang begitu deh!!"

"Jadi dia gak pernah sarapan nasi?"

When????Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang