Chapter || 6

46.7K 2.6K 29
                                    

Happy reading...

****

"Kemari nak...." om roy memanggil dokter andre dan dia langsung mengambil posisi duduk di bangku kosong tepat di depan ku.

Aku masih terbengong dengan apa yang aku lihat. Aku tidak menyangka kalau dokter yang selama ini menangani bunda adalah anak om roy. Oh, aku ingat sekarang. Bukannya tadi pagi kak ricky bilang kalo anak om roy baru akan datang.. em, maksutku kembali dari singapore? Dan tadi dokter Andre juga mengatakan hal yang sama.

Ya Tuhan, inikah calon suamiku?? Pantas saja, bunda bilang dia sopan dan tampan. Aku bisa percaya itu sekarang, tapi pertanyaan nya, kenapa bunda gak bilang kalo anak om roy itu sebenarnya dokter Andre? Apa mereka sengaja?

Dokter andre memang seorang duda. Yang aku tau istrinya meninggal beberapa saat setelah melahirkan Finza. Anaknya juga sangat dekat dengan ku, karna memang aku juga sangat menyukai anak kecil. Tapi sungguh, aku tidak tau kalo ternyata dia adalah putra dari om roy.

"Kamu ingin pesan sesuatu Ky??" Tanya om roy lagi padanya.

Ky??? Tunggu.. bukan kah anak om roy itu bernama Ali? Kenapa jadi Ky, bukan Li. Dan bagaimana bisa dia di panggil Andre? Aku bergidik sekali, huft... ini benar - benar mengejutkan dan membingungkan.

"Jeruk panas saja, terimakasih..." balas dokter Andre.

Aku menatap dokter andre gusar. Dokter andre memang sangat tampan, dia sopan dan berkarisma. Siapa yang akan menolak jika mau dinikahkan dengan dia? Oh, prill.. apa ini artinya kamu setuju dengan perjodohan yang kamu tolak sebelumnya?

"Prill... ! Kamu nglamun?" Kak ricky menyenggol lengan ku dan membuyarkan lamunanku.

"A...?? Enggak!!"

"Om roy manggil kamu tapi kamu gak nyahut - nyahut. Kamu mikirin apa?" Aku mendelik mendengar penjelasan kak ricky sembari menatap om roy dan dia bergantian. Ha? Masak sih? Ya ampun, bodohnya kamu prill. Gerutu ku dalam hati.

"Apa yang mengganggu fikiran kamu nak?" Sambung om roy.

"Em... enggak om, gak ada apa - apa!"

"Okey, bisa kita mulai pembicaraan nya?!" Tanya om roy. Aku mengangguk sembari melirik dokter andre yang menatapku sendu. Apa sebenarnya arti tatapan itu?

"Nak, kamu pasti kenal kan sama dia??" Aku mengangguk saat pertanyaan itu meluncur. "Dia Andrean Rizky Pradana, dokter yang selama ini menangani bunda kamu.."

Aku baru tau namanya seindah itu. Tapi dimana Ali nya? Bukannya nama panggilan anak nya itu Ali ya?

"...beberapa hari ini om meminta dia untuk mengurusi beberapa hal di singapore. Jujur saja, om ingin bunda kamu dirawat disana karna peralatan medis disini yang sangat kurang memadai!!"

Apa? Kenapa semua tidak mau berbica padaku dulu sih?

"Apa?? Singapore??"

"Iya sya..." sahut dokter andre. "Melihat kondisi bunda kamu yang menurun setiap minggunya membuat saya setuju dengan keputusan om roy untuk memindahkan nya ke Singapore. Selain perawatan medis yang bagus, di sana bisa di pastikan tidak akan ada keteledoran seperti yang terjadi disini!! Kamu mau bunda sembuh kan?!"

Ya tentu saja aku mau. Tapi tidak seperti ini. Aku menghela nafas dan mencoba mengontrol kekesalan ku. "Tapi apa kalian tidak bisa membicarakan nya dulu sama Aku? Aku anak nya, aku berhak juga mengambil keputusan untuk bunda.."

"Maaf nak. Tapi kami kira kamu akan senang dengan hal ini. Karna ini semua kita lakukan tidak lain hanya untuk kesembuhan bunda kamu.. jadi alasan apa yang akan membuat kamu menolak?" Tanya om roy halus.

When????Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang