Sebuah mobil Toyota New Rush bewarna hitam metalik itu terlihat sedang melaju cukup cepat di jalanan tol kota. Jam digital di dashboard mobil menunjukan pukul 09.09 WIB. Langit pun terlihat cerah hari ini, tapi tidak dengan Radito Rama Wirayudha. Ia sedang mengendarai mobil dengan perasaan kalut, bahkan kecepatan 80km/ jam saja rasanya tidak terasa.
"Iya gimana? Gue cancel semua agenda hari ini, gue titip ke Dava." Pungkas Radito buru-buru tanpa babibu langsung menutup lagi sambungan telepon genggam nya, ia terlihat cukup panik.
Tak lama kemudian, mobil yang dikendarai nya memasuki hall Rumah Sakit Kenanga. Salah satu rumah sakit ditengah kota Bandung yang paling banyak bekerja sama dengan beberapa perusahaan ternama dan pemerintahan tentunya. Mobil nya langsung melaju ke arah basement.
Radito turun dari mobil lalu ia segera bergegas menuju lift ruang UGD Rumah Sakit. Hati dan perasaannya sangat kacau. Mungkin ada sedikit kekecewaan yang ia rasakan. Hentakan sepatu pentopel hitam nya terdengar di lorong UGD. Matanya fokus mencari objek yang sedang ia cari daritadi.
"Sus, pasien perempuan dari PT. Gemilang Jaya yang masuk 30 menit lalu karena pingsan dan drop, di sebelah mana ya?" Tanya nya panik.
"Atas nama siapa pak?" Tanya Suster.
"Atas nama Salma."
Suster terlihat mengecek database pasien, "Oh yang tadi diantar menggunakan ambulance ya pak?" Radito mengangguk.
"Di ruang UGD Bed 4 ya pak. Kebetulan masih menunggu observasi dari dokter."
"Terimakasih sus." Jawab Radito.
Radito langsung memfokuskan pandangan nya ke beberapa bed atau tempat tidur yang berjajar di ruang UGD tersebut, tak lama kemudian dia menemukan tirai dengan tulisan di depannya adalah angka 4. Pandangan nya langsung tertuju pada seorang gadis cantik yang tengah berbaring lemah tak berdaya dengan selang infus yang terpasang di tangan kirinya. Sosok perempuan yang biasa terlihat begitu energik, ternyata hari ini Tuhan membuktikan bahwa tidak ada manusia yang selalu terlihat kuat dan energik.
"Sal..." Panggil Radito lirih disamping kiri Salma, sementara Salma masih memejamkan matanya.
"Selamat pagi pak." Sapa seorang laki-laki bertubuh tegap menghampiri Radito. Radito melirik kearahnya dengan kerutan di keningnya.
"Iya pak?" Sahut Radito.
"Bapak dengan keluarga nya Bu Salma? Saya Ahmad kebetulan yang tadi mengantar Bu Salma dari perusahaan PT. Gemilang Jaya ke rumah sakit ini. Syukurlah kalau sudah ada keluarga nya disini." Ucap laki-laki itu dengan mata yang cukup berbinar.
Radito tersenyum, "Terimakasih pak sudah mengantarkan calon istri saya tadi. Jujur saya juga kaget karena tadi pagi kami masih bertemu, saya juga yang antar dia ke perusahaan Bapak untuk meeting dengan client." Terang Radito lirih.
"Oh ini Pak Radito berarti ya?" Tanya Ahmad.
"Bapak kenal saya juga?"
"Ah tidak pak, kebetulan atasan saya yang jadi client Bu Salma cukup dekat dengan saya, jadi dia sering bercerita juga bagaimana sosok Bu Salma ini, termasuk beliau bilang bahwa sebentar lagi Bu Salma akan menikah dengan Pak Radito namanya." Sahut Ahmad seraya sedikit tertawa.
Radito membalas tawaan Ahmad, "Aamiin pak, terimakasih, mohon doanya saja." Lalu Radito mengarahkan pandangannya kembali kearah Salma yang belum kunjung sadar.
"Bapak, kebetulan saya sudah ada disini juga, tidak apa-apa kalau Bapak mau melanjutkan aktifitas. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih pak." Ucap Radito seraya merangkul Ahmad dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Workholic Lecturer
Teen FictionRadito Rama Wirayudha, seorang dosen sekaligus legal konsultan di perusahaan ternama yang sangat cinta akan profesi nya. Salma Putri Hadiwijaya, seorang mahasiswi pascasarjana sekaligus dosen tidak tetap alias diperbantukan di kampus almamater nya...