7 - // Cuti Dulu //

648 64 0
                                    


Salma merebahkan tubuh diatas kasur kamarnya. Matanya menatap langit-langit kamar yang bewarna putih. Ia baru saja tiba setelah melalui 2 jam perjalanan jalur udara dari Yogyakarta. Ditambah kurang lebih 45 menit jarak dari Bandara ke rumahnya.

Ia membuka galeri di handphone, dan ada sedikit ada penyesalan disana.

" Fotonya gaada. Agenda book masih kosong." Gerutunya.

Yap, setiap sehabis seminar, foto bersama narasumber dan agenda book yang penuh dengan coretan materi menjadi bukti dan ciri khas bahwa dirinya mengikuti sebuah seminar. Kali ini tidak ada.

Ning..
Sebuah notifikasi whatsapp terdengar.

+62812345***
Halo Sal, saya Rio. Tim nya Pak Radito di seminar kemaren.

Salma
Oh ya, gimana ada yang bisa dibantu? 

+62812345***
Saya mau minta identitas diri kamu, kebetulan head committee kemaren minta. Dikirim lewat email aja ya. teamradito@gmail.com

Radito lagi rupanya.

Salma
Oh ok. Malem ini saya kirim email nya.

+62812345***
Ok. Btw saya punya no kamu dari bagian registrasi. Minta ke Radito katanya gapunya.

Jawaban Rio membuat dirinya teringat akan kejadian di seminar kemarin. Dengan enteng nya dia diminta menjadi seorang moderator.

Salma
Iya gapapa, kami baru pertama kali ketemu kemarin.


Selesai menjawab Rio di chat, ia langsung mengambil laptop dari tas nya. Mengetik identitas dirinya untuk dikirimkan ke email yang masih membawa embel-embel Radito.

Tak butuh waktu lama 5 menit kemudian, email tersebut sudah berhasil dikirimkan.

-

Pagi sekali, pukul 9 Salma sudah terlihat berjalan di koridor kampus. Sesuai dengan janjinya tadi malam dengan Adam, mereka berdua akan sarapan bersama di kantin fakultas A, baru setelah itu akan bertemu Prof. Hendar di ruangan nya.

" Ini serius lo yang traktir kan?" Adam berusaha memastikan. Takut nya khilaf memesan banyak menu namun ujungnya beberapa lembar uang 100 rb an akan keluar dari dompetnya.

" Beneran. Serius." Salma menegaskan.

" Mentang-mentang abis dapet honor dari acara kemaren." Adam tertawa menggoda Salma.

" Gue ga terima honor, dam."

" Loh kok gitu?"

" Gue ga neri --maksud nya aku tolak. Gue ikhlas bantuin mereka."

Adam dibuat kagum mendengar nya. Ia sudah menaksir kalo pasti bayaran yang Salma tolak cukup fantastis.

" Terus gimana ceritanya bisa jadi moderator sal?"
Sebetulnya ia sudah menanyakan nya tadi malam di whatsapp. Namun tentunya ingin mendengar langsung dari Salma.

Salma mulai menceritakan kronologis pertemuan nya dengan Radito hingga akhirnya ia diminta Radito untuk menjadi moderator. Adam mengangguk ria mendengar nya.

" Eh sal sini." Adam yang duduk berhadapan memberikan kode agar Salma agak lebih mendekatkan kepala nya.

" Apaan?"

" Dia beneran jarang senyum sal?" Adam mulai melancarkan beberapa pertanyaan yang selama ini amat ia pikirkan kebenarannya. Ia tahu dari beberapa rekan nya yang pernah menjadi clien Radito.

Workholic LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang