2 - // Secepatnya //

901 59 0
                                    

Tak berpikir panjang, salma bersiap untuk turun dari dalam mobil. Begitupun dengan empu dari mobil hitam, pintu kemudi nya sudah terbuka.

“ kamu menculik gadis remaja?” tanpa basa basi.

Terdapat seorang lelaki berpostur tubuh tegap dan berisi tepat di hadapan Salma. Terlihat masih muda, good looking, tampan dan lengkap dengan kemeja biru yang dipakai nya.

“ wajah saya tampang penculik ya?” salma mulai kesal. Ia tak habis pikir apa yang ada dibenak polisi tersebut sehingga berpikiran bahwa dirinya adalah penculik.
Ahya mengerutkan keningnya melihat pemandangan yang tersuguh dihadapannya.

“ Kak Naufal….” Ahya membuat mereka yang tengah sedikit berdebat terdiam.

“ dia adik saya, saya daritadi ikutin mobil kamu.”

“ ya ampun kak, ini tuh kaka nya Ahya di organisasi kabupaten dulu. Ahya mau dianter pulang sama dia.” Ahya menepuk kening nya seraya tertawa.

Mereka berdua berpandangan, kedua matanya saling bertemu.  Sama hal nya dengan Naufal, bagaimana bisa seorang gadis cantik berpakaian rapi dan formal lengkap dengan blazer terlihat seperti seorang penculik.

“ aduh maaf ya, saya kira kamu tadi ada maksud yang ga baik sama adik saya.” Naufal sedikit menggaruk pelipisnya yang sebenarnya tidak gatal.

“ it's oke. Saya tadi cuman mau anter Ahya pulang aja kok.” Salma tersenyum kearah Naufal.

“ sekali lagi maaf dan terimakasih.” Naufal membalas senyuman Salma.

“ makasih kak, soon kita ketemu lagi ya.” Ahya meraih kedua tangan Salma dan berpelukan hangat, layaknya adik kakak.

Alunan merdu lagu-lagu Kahitna mengiringi perjalanan sepasang adik dan kakak. Jam menunjukan pukul 3 sore, pantas saja jalanan sudah ramai.

“ itu mobil yang barusan ya.” Naufal melirik ke samping kiri sekilas, lalu memfokuskan kembali pandangannya kedepan. Terlihat mobil hitam HRV tengah terparkir di halaman minimarket.

“ mobil siapa kak?”

“ itu yang tadi anterin kamu.”

“ oh kak Salma.” Ahya menoleh ke belakang. Nihil, mobil nya sudah melaju cukup jauh sehingga mobil Salma sudah tak terlihat lagi.

Oh namanya Salma

“ kak Naufal langsung hapal plat nomor mobilnya?” Ahya antusias menatap Naufal.

“ kan tadi kaka ikutin mobil dia pas ada kamu di dalemnya, lupa?” naufal sekilas melirik Ahya. Sebetulnya, itu hanyalah klise.
Karena Naufal baru melihat plat nomor mobil Salma saat insiden tuduhan penculikan di jalan tadi. Ia melihat sekilas, namun entah kenapa sosok Salma bahkan hingga plat nomor mobil nya saja bisa terbayang-bayang dipelupuk mata tajam nya. Aneh memang.

“ kak"

“ hem”

“ jangan marah tapi.”

“ ya, tergantung sih.”

“ kaka kalo bisa deket sama kak Salma, Ahya dukung lebih dari 3000%. Ahya bakal jadi garda terdepan yang dukung kalian.” Naufal mengerutkan keningnya. Ahya masih saja asyik tertawa. Ada apa dengan adik semata wayang nya itu.

“ terus?” tanya Naufal dingin.

“ kok terus sih kak. Emang ahya lagi jadi tukang parkir apa.” Naufal membuat Ahya sedikit kesal.

“ kamu dapet ide darimana buat ngomong kaya gitu?”

“ ya Ahya langsung kepikiran aja sih, lagian kalian cocok juga. Sama-sama sarjana hukum. Kayanya nyambung banget gitu ga sih, cuco kak.” Ahya tetap keukeuh dengan ide untuk membuat Naufal dekat dengan Salma.

Workholic LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang