22 - // Mari Sadarkan Salma //

861 82 30
                                    

Kilauan sinar matahari siang terlihat menghiasi wajah lelaki tampan itu.

Lelaki yang sudah pasti akan memberikan nilai C atau D pada mahasiswa yang malas-malasan mengerjakan tugas dan presentasi. Mengerjakan tanggung jawab diri sendiri saja susah apalagi menjadi pemimpin bagi orang lain, kilahnya ketika memberikan wejangan kepada mahasiswa.

" Bapak beneran mau jalan ke gedung dosen?" Tanya Salma satu kali lagi. Rasanya kurang percaya, ditengah terik matahari yang begitu menyala seperti sekarang, Radito akan berjalan ke gedung dosen dengan pakaian setelan jas nya.

Radito mengangguk.

" Ini kunci mobil kamu." Radito memberikan kunci mobil Salma setelah mereka keluar dari mobil bersamaan.

" HWAAAAAAA!!" Kali ini Rara berteriak cukup keras bahkan sepertinya bisa samar terdengar oleh Radito dan Salma.

" Ternyata lanjutan episode drakor gue tadi malem berlanjut disini gais."

" Salma yang disetirin, gue yang lemes."

" RAA! FIX LO HARUS CERITAIN INI SEMUA!" Kekeuh salah satu dari mereka.

Rara masih menganga. Ia sepertinya masih mencerna kejadian yang baru saja terjadi.

" Mingkem woy mingkem!" Protes seseorang.

" Ceritain apa anjir? Gue aja gatau apa apa." Jawabnya tanpa mengalihkan pandangan dari Radito dan Salma.

" Saya jalan dulu. Terimakasih tumpangannya." Radito menatap Salma sedikit menyipit.

" Sama sama pak." Salma tersenyum.

" Satu lagi." Radito memundurkan langkahnya satu langkah.

" Apa pak?" Salma mengernyit.

" Bilangin teman teman kamu, jangan berteriak siang  hari ditengah lapang. Nanti kesambet" Ucapnya dengan datar lalu berlalu meninggalkan Salma yang sedikit tertawa.

Salma menyipitkan matanya, melihat teman-teman nya berjalan terburu-buru menghampiri.

" Klarifikasi."

" Klarifikasi."

" Bisa bisanya gue ga tau." Ketus Rara seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Salma sedari tadi hanya bisa menahan tawa melihat tingkah laku teman-teman nya. Bagaimana bisa mereka memikirkan hal yang dianggap aneh hanya dengan satu mobil dengan Radito.

" Apa yang gue harus klarifikasi? Hah?" Salma masih saja tertawa seraya memasukkan kunci mobilnya ke dalam tas.

" Sal! Lo harus tanggung jawab!" Sahut salah satu dari mereka.

" Lah emang gue abis ngeapain lo?" Kernyit Salma.

" Gue tiba-tiba ngeship kalian setelah liat dengan mata kepala gue sendiri kalo kalian ternyata emang se cocok itu." Jawabnya panjang lebar.

" Pantes jadi obrolan orang-orang kampus." Lanjutnya.

" Kalian aja yang kebawa gosip." Ketus Salma.

" Sal pulang nya gue boleh nebeng sama lo ga?" Tanya Rara tiba tiba antusias.

" Lah, emang lo gabawa motor?"

" Bawa. Tapi gue pengen aja menikmati aroma parfum Pak Radito di mobil lo." Jawab Rara cengengesan.

Salma tertegun sejenak melihat ekspresi Rara, " Bener ya kata Pak Radito tadi."

Rara semakin antusias, " Hah? Gimana gimana? Pak Radito ngomong apa emang? Ngomongin gue?" Matanya berbinar.

" Iya."

Workholic LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang