" Mas, kaya biasa ya. " Salma membuka jendela kaca mobil. " Ini kunci nya." Lalu ia keluar dan memberikan kunci mobil nya. Disusul oleh Adam.
" Siap mbak."
Salma berjalan menuju sebuah kursi yang biasa dipakai orang-orang untuk menunggu mobilnya di cuci.
" Lama ngga nih?" Tanya Adam.
" Engga. Ini car wash langganan gue, dam." Jawab Salma sambil mengeluarkan handphone dari tas nya.
" Lo pesen minum aja biar ngga bosen." Usulnya disambut anggukan dari Adam.
" Kalo ngga ada berkas yang harus dibawa dari rumah lo, males banget gue nebeng sama lo." Ketus Adam.
" Alah! Biasanya juga gitu dari jaman dulu ngampus bareng gue terus." Balas Salma.
" Ya itu kan dulu sal. Sekarang mah gengsi gue harus nebeng sama cewe! Cupu banget!" Salma tertawa puas mendengarnya. " Mana mampir ke car wash lagi!"
" Sabar dong Bapak ------"
Ucapan Salma terpotong saat matanya menangkap sebuah mobil berwarna hitam yang sudah tidak asing lagi memasuki area carwash.
" Pak Radito." Lirih Salma masih melihat mobil tersebut.
" SUMPAH DEMI APA lo lagi ngobrol sama gue tapi lo nyebut Pak Radito??!!" Adam sedikit meninggi suaranya.
Salma masih diam.
" Tuh!" Adam mengikuti arah pandangan mata Salma.
Salma menatap lekat sosok lelaki yang kini baru saja turun dari mobil. Terlihat semakin berwibawa dan tampan, ia mengenakan baju batik kombinasi warna merah, coklat dan hitam, lengkap dengan sepatu pentopel mengkilatnya.
Segerrrrr banget gila woy!
Salma dan Adam masih memperhatikan gerak-gerik Radito. Ia terlihat berjalan kearah sebuah kursi tunggu yang jaraknya cukup jauh dari mereka. Maklum, carwash tersebut adalah salah satu carwash terluas dan terlengkap di kota bandung.
Adam menyenggol tangan Salma, " Gitu amat liatin dosen lo!" Komentar Adam menggoda sambil tertawa.
" Sirik aja lo!"
" Rapih banget Pak Radito hari ini." Komentar Adam.
" Dia mah emang selalu rapih."
" Lo ngga akan nyamperin kesana?" Tanya Adam. Salma diam sejenak. Ia tidak menjawab.
" Pak Radito liat kita ngga ya tadi?" Salma tanya cemas.
" Kayanya ------
" Apa ih?" Rengek Salma.
" Mendingan lo samperin deh! Kalo Pak Radito tadi ternyata liat lo dan tiba-tiba nilai lo dikurangin karena disangka ngga punya attitude, ketemu dosen tapi ngga lo sapa gimana? Hayoh?!" Terang Adam panjang lebar terkesan menakut-nakuti Salma.
Bener!
Eits, kenapa gue jadi ngga pede gini ketemu Pak Radito?
" Yaela malah bengong." Tegur Adam. " Mikir apaan woy?! Takut dijulidin Pak Radito lagi? Hah? Ini tuh tempat umum IBU SALMA." Tambahnya.
Dijulidin? Kemaren aja makan siang bareng, dam.
" Yaudah gue samperin deh." Salma sudah menarik tas jinjingnya, namun langkahnya kembali terhenti.
" Apa lagi??" Tanya Adam kesal.
" Baju gue masih rapih kan?" Tanya Salma cemas. Disambut gelak tawa dari Adam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Workholic Lecturer
TeenfikceRadito Rama Wirayudha, seorang dosen sekaligus legal konsultan di perusahaan ternama yang sangat cinta akan profesi nya. Salma Putri Hadiwijaya, seorang mahasiswi pascasarjana sekaligus dosen tidak tetap alias diperbantukan di kampus almamater nya...