Salma menyipitkan mata saat kedua kelopak matanya menangkap sosok lelaki yang kini berjalan kearahnya. Ia terlihat sangat tampan hari ini. Balutan slim jas dan kemeja sedikit mencetak otot lengan nya.Pak Radito se formal itu setelan nya.
" Anak-anak udah pulang?" Tanya nya sambil menyeka sedikit keringat di keningnya.
Makin ganteng aja pak.
" Udah pak." Jawab Salma.
" Kita ke kantin fakultas ya!" Ajak nya.
" Ki--ta?" Radito tidak menjawab Salma. Ia memilih untuk berjalan lebih dulu ke kantin. Sementara Salma mengikutinya dari belakang.
Mereka berdua kini ada di kantin fakultas. Lebih tepatnya duduk di ujung dekat pohon palem.
" Pak?"
" Hmm."
" Ngapain kita disini?" Salma mengerutkan kedua alis nya.
" Saya haus."
" Emang bapak di acara tadi ga dikasih minum?" Dengan polosnya Salma tertawa.
" Jalanan itu panas, Salma. Belum lagi macet. Mana saya nyetir sendiri." Jawab Radito memandang kearah kelopak mata Salma.
" Kan bisa mampir ke minimarket pak?"
" Kamu kenapa sih? Masalah kalo saya minum di kantin?"
" Bukan gitu pak, ya saya ga nyangka aja bapak mau ke kantin buat pesen minum. Biasanya kan di cafe." Salma menjawab sejujurnya.
" Pikiran kamu terlalu hedon."
Enak saja!
" Ini pak pesenan nya." Tak lama ibu kantin datang menghampiri sambil membawa sebutir kelapa dawegan.
" Makasih bu."
" Bapak pesen dawegan?"
" Kenapa? Salah lagi?"
" Saya kira bapak ga suka yang kaya gitu."
" Air kelapa muda itu bagus untuk kesehatan. Mending yang alami kaya gini. Lebih sehat. Dibanding yang dijual kemasan." Jawab Radito.
Pantas saja badannya bugar terus.
" Kamu mau?" Tawarnya. Salma menggeleng. Ia asyik memperhatikan Radito yang mulai meminum air kelapa muda langsung dari buah kelapanya.
" Kenapa ga nunggu di depan ruangan saya?" Tanya Radito.
" Ya ga enak dong pak. Masa saya nunggu sendirian disana. Ntar disangka mau macem-macem di ruangan bapak." Radito terdiam.
" Nanti hukuman nya nambah lagi dong." Sambung Salma mengerucut bibirnya.
" Kalau tadi ga lama balas chat saya, udah saya kasih keringanan kamu." Balas Radito. Salma menghela nafasnya, kesal dan kecewa.
" Yaudah pak sekarang aja kasih keringanan nya. Saya kan udah mengerjakan tugas dengan baik. Nungguin bapak di kampus?" Rengek Salma.
" Nawar."
" Atau bapak tentuin sekarang aja deh hukuman sepenuhnya buat saya apa, biar saya lega. Saya kepikiran terus." Tambah Salma.
" Kepikiran saya maksudnya?"
Aish! Pak Radito lagi belajar bercanda.
" Kepikiran hukuman dari bapak dong. Saya gamau KHS semester ini ada nilai B atau C pak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Workholic Lecturer
Teen FictionRadito Rama Wirayudha, seorang dosen sekaligus legal konsultan di perusahaan ternama yang sangat cinta akan profesi nya. Salma Putri Hadiwijaya, seorang mahasiswi pascasarjana sekaligus dosen tidak tetap alias diperbantukan di kampus almamater nya...